Nanda, perempuan cantik jelita, cerdas, dan terkenal di sekolahnya. Ia dikenal banyak orang karena kepintarannya yang membuat semuanya iri dan laki-laki mengantri untuk bisa jadian dengannya, tapi nanda belum ada kepikiran untuk hal itu. Nanda memiliki sahabat yang sudah ia anggap sebagai saudara, namanya alya, seorang wanita setia dan sangat ramah, mereka bersahabat sudah sangat lama.
Hari ini adalah hari minggu, waktu bagi nanda untuk berbenah. Pagi hari yang cerah membuat nanda terbangun dari tidurnya dan memulai harinya dengan senyum dan doa. Sekarang sudah jam 05.00, ia bangkit dari tempat tidurnya dan membuka tirai elektrik dengan remote yang menutupi jendelanya.
Tak lama kemudian, handphone nanda berdering, namun nanda hanya membiarkan benda itu berdering 'mungkin hanya panggilan biasa saja!' gumamnya dalam hati, deringan kedua membuat nanda penasaran siapa yang menelponnya pagi-pagi.
"Halo, Assalamualaikum!!," suara yang tidak asing bagi nanda.
"Ya, Wa'alaikumussalam, dengan siapa yaa!?"
"Pagi nanda, aku alya, kamu hari ini sibuk nggak?"
"Oh, kamu al, hmmm hari ini nggak sibuk kok!, kenapa al?"
"Bagus dong, kita bisa ketemuan di cafe yang biasa yuk!"
"Boleh kok!"
"Aku tunggu yaa!"
"OK!"
Tidak biasanya alya memanggil nanda mendadak seperti ini. "Mungkin ada hal penting yang ingin dia bicarakan!?" kata nanda sambil bersiap ke cafe. Di perjalanan, nanda tanpa sengaja menabrak seorang laki-laki.
"Oh maaf, saya tidak segaja!"
"Tidak masalah, saya juga minta maaf!"
Gara-gara kejadian itu nanda kehilangan dompet yang berisi KTP dan kartu penting lainnya. Namun nanda tidak menyadari bahwa dompetnya terjatuh saat menabrak laki-laki itu.
"Nanda!," panggilan alya kepada nanda.
"Hai, alya!," ucap nanda sambil berjalan menuju meja.
"Kok lama banget!?"
"Tadi di jalan aku nabrak orang, jadi agak lama deh!"
"Kamu nggak papa?"
"Nggak kok, ohh iya ada apa pagi-pagi gini?, mau bicara apa!?"
"Menurut loh penting nggak!"
"Bagaimana gue tahu penting atau nggak pentingnya, loh aja belum kasi tahu!"
"Tahu nggak, di sekolah kita ada murid baru katanya sih dia kaya, pintar, cool, dan cogant lagi, dia anak pindahan dari SMA Negeri 1 Surabaya ke sekolah kita, karena orang tuanya pindah ke jakarta jadi dia ikut pindah juga, besok hari senin dia udah masuk sekolah!"
"Kalau itu sih namanya nggak penting, tapi dia bukan satu kelas kita kan!?"
"Kalau itu aku belum tahu, kita liat aja besok, OK!"
"Kamu aja yang liat, aku nggak mau!"
"Terserah kamu deh, tapi kalau dia itu satu kelas kita!?"
"Nggak tau deh!"
"Nan kamu traktir aku yaa!"
"Ihh, kamu tuh, yaa udah pesan sana!"
"Mbak saya pesan milk tea yaa, teman saya yang bayar!," ujar alya sambil melihat nanda.
"Silahkan ditunggu yaa!" ucap pelayan
Nanda pun mengambil tasnya dan mencari dompetnya, dan ternyata dompetnya hilang, sehingga membuat nanda panik karena di dompetnya ada KTP dan kartu penting lainnya seperti ATM apalagi ada nomor hp.
"Al dompet gue hilang nih!"
"Kamu bohong yaa, nggak mau traktir aku?"
"Nggak gitu!, gue seriua alyaa!"
"Gimana dong?, kan aku udah pesan, tuhh milk tea-nya udah datang!"
"Kamu aja dlu yang bayar, kan kamu yang pesan aku mana pesan apa-apa!"
"Yaa, udah dehh!"
Nanda masih berusaha mencari dompetnya sampai-sampai harus mengeluarkan barang yang ada di tasnya.
"Ohh, mungkin aja dompet kamu jatuh pas nabrak orang dijalan tadi!," kata alya sambil menatap nanda.
"Ohh, iya yaa, cepat minum milk tea-nya. Bantuin aku nyari!"
"Tunggu yaa aku bayar dulu!"
"cepet-an keburu di ambil orang!"
"Ayooo!!" kata alya yang sudah mendahului nanda.
Nanda dan alya pun menuju ke tempat nanda menebrak laki-laki tadi pagi, sesampainya di tempat itu mereka tidak menemukan dompet. Lama mencari dompet tersebut membuat mereka lelah.
"Nan, nggak ada nih, pulang aja yuk! mungkin udah di ambil orang!," ucap alya sambil membungkuk karena kelelahan.
"Tapi kan disitu ada ATM, KTP apalagi dan kartu lainnya, disitu juga ada nomor telpon aku kalau di dapat sama orang terus nelpon aku, gimana?!, kalau kamu mau pulang, duluan aja!"
"Kalau kamu di telpon yaa jangan di angkat, aku tungguin deh!"
Lama di tempat itu mereka pun memutuskan untuk pulang. Sesampainya di rumah, nanda masih sangat kepikiran dengan dompetnya yang berisi KTP dan kartu penting lainnya apalagi nomor telponnya. Hari mulai gelap, nanda pun pergi untuk menyegarkan diri, tak lama kemudian nanda menerima telpon.
"Tringg... tringg..." bunyi handphone nanda dari nomor yang ia tak kenal.
"Aduhh, jangan-jangan orang yang nemu dompet aku, terus di periksa, dapat nomor telpon aku, jangan sampai dia pakai ATM gue!,angkat nggak yaa?, tapi kalau aku nggak angkat nanti dompet aku nggak balik-balik!" ujar nanda dengan rasa takut dan rasa binggung sambil mondar-mandir.
Handphone nanda berhenti berbunyi, hari yang sudah gelap, waktu bagi nanda mempersiapkan buku yang akan ia bawa kesekolah. Nanda yang lelah mencari dompetnya, langsung berbaring di tempat tidurnya setelah mempersiapkan bukunya. Dan ia mulai merasa kantuk sehingga tertidur.
Pagi-pagi sekitar jam 05.00 nanda sudah terbangun dan memulai hari-harinya seperti biasa, sebelum berangkat ke sekolah nanda terlebih dahulu mempersiapkan bekal dan botol air minumya. Tak lupa bagi nanda berpamitan dengan ibunya sebelum berangkat ke sekolah.
"Ma..., pa.. nanda pergi dulu yaa!".
"Hati-hati ya, belajar yang baik!"
"Hmm, ma boleh aku minta uang jajan?"
"Kok tiba-tiba!, ATM kamu mana?"
"Hmm...., anu ATM nanda hilang ma, kemarin nanda nabrak orang terus dompetnya jatuh, tapi nanda janji, nanda bakal cari dompetnya sampai ketemu!"
"Mama nggak mau tahu yaa, itu dompet harus ketemu, nihh uang jajannya!"
"Makasih ma, mama terbaik. Nanda pasti cari dompetnya sampai ketemu, dah ma!"
Nanda yang khawatir tidak bisa menemukan dompetnya, berlari menuju mobil dan berangkat ke sekolah dengan supirnya. Di pertengahan jalan handphone nanda kembali berbunyi.
"Tringg...tringg...," nomor yang kemarin kembali menelpon nanda.
"Angkat nggak yah?" ujarnya kebingungan
Tapi nanda sudah berjanji dengan ibunya untuk menemukan dompet itu, jadi tanpa memikirkan yang aneh-aneh nanda langsung mengangkat telponnya.
"Halo!!, siapa ya?"
"Kamu yang kemarin saya tabrak ya?, kamu kehilangan dompet nggak?"
"Ohh, iya saya kehilangan dompet!, kenapa?"
"Iya, dompet kamu ada sama saya, saya menemukannya di tempat kita tabrakan, kemarin saya mau balikin tapi kamu udah pergi!"