Cinta Yang Tak Terbalaskan

Fatmawati
Chapter #2

Persahabatan #2

Ryan yang baru masuk di sekolah nanda kini berusaha menjadi sahabat nanda. Di cafe tempat mereka mengerjakan tugas kelompok, ryan ingin mengatakan bahwa ia ingin menjadi sahabat nanda.

Namun ryan melihat nanda sibuk mengerjakan tugas kelompok, sehingga ryan baru mengatakannya saat mengantar nanda pulang. Sekitar jam 04.00 sore tugas kelompok mereka sudah selesai, di perjalanan saat mengantar nanda pulang ryan mulai mengatakannya.

"Nan, aku mau jadi sahabat kamu boleh nggak?” ucapnya dengan tegang.

“Ahh sahabat!?, kanapa!?” ucap nanda yang heran.

“Karena kalau aku liat, cari sahabat kayak kamu tuh susah!”

“Hhhhk, kamu bisa aja!” ujarnya yang tertawa.

“Jadi mau nggak nih kamu jadiin aku sahabat?”

“Iya, iya tapi sahabat aja yah, nggak lebih!” ucap nanda sambil melihat kearah ryan dan menunjuknya.

“Yeah, senang banget bisa jadi sahabat kamu!” ucap ryan bahagia.

Mereka pun tertawa “Hhhhkk.....”

 “Nan aku pulang ya!”

“Bye, hati-hati di jalan, makasih ya!”

Nanda yang di antar oleh ryan membuat ibu nanda heran karena tidak biasanya nanda di antar oleh laki-laki.

“Nan, itu pacar kamu ya?!”

“Bukan ma, teman aku!”

“Ya udah, sana mandi!”

“Ok ma!”

Di kamar nanda beristirahat sejenak sambil memainkan handphone-nya, setelah merasa baikan nanda pergi mandi. Nanda yang selesai mandi mengambil buku dan menuju ke teras kamarnya, di kursi teras nanda membaca buku favoritnya sekaligus buku yang selalu memotivasinya yang berjudul ‘sapiens’. Hari mulai gelap sekitar jam 06.00 nanda menjeda bacaannya dan akan melanjutkannya nanti malam, nanda menuju ke dapur untuk membuat coffee.

Nanda yang selesai membuat coffe menuju ke teras kamarnya dan melanjutkan bacaannya, tiba-tiba nanda dikagetkan dengan lemparan batu, namun nanda hanya mengabaikannya pada saat lemparan pertama dan di lemparan kedua nanda mulai mengecek siapa yang melempar batu di terasnya. Dan itu adalah sahabat barunya alias ryan.

“Hai, ngapain?” gumam ryan.

“Kamu yang ngapain!, ini udah malam tau!”

“Tapi kan belum larut!”

“Kamu kesini mau ngapain?”

“Buat liat sahabat baru aku!”

“Ya..ya..ya..!” ucap nanda tersenyum.

“Aku boleh naik nggak?”

“Nggak boleh!”

“Ya udah di sini aja!”

“Lebih baik kamu pulang aja, nanti ketahuan mama aku!”

“Kalau nggak mau ketahuan, kan boleh lewat pintu depan ketok pintu!”

“Yaa udah,tantangan buat kamu kalau berani!”

“Ya udah, tungguin!”

Ryan yang ditantang nanda untuk masuk ke dalam rumah nanda lewat pintu depan ternyata langsung menuju ke pintu.

Tok..tok...

“Assalamualaikum.....”

“Wa’alaikumussalam, sebentar!”

“Nanda ada tante?”gumam ryan sambil menjabat tangan mama nanda dan menunduk.

“Ada, kamu kan yang antar nanda pulang tadi sore kan?”

“Hhh iya tante!”

“Silahkan masuk, sebentar tante panggil nanda dulu ya!”

“Iya tante, makasih!”

Mama nanda yang baru saja mau menuju ke kamar nanda, ternyata nanda sudah ada di tangga.

“Nan teman kamu tuh!”

“Iya ma!”

Nanda turun dari tangga menuju ke ruang tamu untuk menemui ryan.

“Wah parah!” ujar nanda sambil menepuk tangannya.

“Hhahk tantangan yang mudah!” ungkap ryan dengan cool.

“Padahal ya, mama itu, nggak mau terima tamu teman cowok aku!”

“Mungkin tadi sore aku nganterin kamu pulang, ya mama kamu mau terima aku jadi tamu cowok kamu!”

"Mungkin!"

Tak lama ryan berada di rumah nanda, terdengar suara ketukan pintu. Tok..tok...

“Assalamualaikum, nanda!”

“Wa’alaikumussalam!”

“Ehh alya masuk!”

“Iya dong!”

“Kamu bawa apa?”

Lihat selengkapnya