Di sebuah Rumah sederhana yang dikelilingi perkarangan rumah dengan berbagai tanaman kecil dan bunga yang indah ada seorang anak perempuan bernama Aliyah yang sudah siap berangkat diantar oleh kedua orang tuanya untuk masuk pesantren pilihannya di sebuah kabupaten ditempatnya tinggal dimana cita-cita Aliyah cukup sederhana dirinya ingin menjadi seorang penghapal Al-Quran seperti ayahnya.
Aliyah hari itu sudah siap masuk pesantren dimana dia sudah membayangkan dapat banyak teman-teman dan sangat antusias sekali, hari ini juga hari dimana dia akan tinggal di pesantren dan akan mulai belajar mandiri disana, banyak keinginan Aliyah ketika sudah tinggal di Pesantren nanti dia ingin mendekatkan diri dengan agama dan menjadi seperti ayahnya yang hapal Al-Quran itu.
Aliyah tertarik dengan agama islam setelah dia mengalami peristiwa dimana anak seusia dia ketika masih kecil dapat melihat sosok yang tidak kasat mata, dan hal itu sering dia ceritakan kepada Ayah dan Ibunya, Ayahnya yakin bahwa Aliyah perlu diruqyah namun selama di ruqyah itu justru malah kemampuannya semakin bertambah hingga kedua orang tuanya Aliyah mau tidak mau menerima kenyataan bahwa Aliyah memang dapat melihat sosok yang gaib itu, karena sering melihat hal-hal yang gaib Aliyah menjadi terbiasa dan tidak terkejut lagi melihat sosok seperti hantu atau jin lainnya yang suka mendadak muncul dan menakutinya.
"Ayo ayah, Aliyah sudah tidak sabar," kata Aliyah kepada ayahnya.
"Sabar anak ayah yang paling cantik dan manis ini, Ibumu belum siap kan hari ini ayah dan ibu yang mengantar Aliyah ke pesantren," jawab ayahnya.
"Iya Ayah, Ibu kok lama sih ayah," protes Aliyah.
"Sebentar ibumu kan harus berpakaian dengan layak kan mau mengantar anak gadisnya ke pesantren pilihannya," kata ayahnya lagi sambil duduk menikmati minuman di pagi hari itu.
"Gimana sudah siap," sapa Ibu Aliyah.
"Hmmm... Ibu lama banget sih Aliyah sudah tidak sabar nih," protesnya kepada Ibunya.
"Iya maaf lamanya kan sebentar sayang," sambut Ibunya Aliyah sambil tersenyum dengan manisnya.
Mereka pun berangkat di pagi hari itu menuju ke Pesantren yang lumayan jauh dari Rumah mereka, Aliyah dengan senyuman manisnya bersama dengan ayah dan ibumu berangkat menuju pesantren menggunakan mobil pribadinya, setibanya disana Aliyah melihat banyak sekali santriwan dan santriwati seusianya yang juga diantar oleh kedua orang tuanya.
Selama perjalanan Aliyah melihat banyak mobil dan kendaraan lainnya berlalu lalang, tak terkecuali melewati jalanan yang macet di hari itu.
"Ayah kok macet sih tambah lama nanti?" tanya Aliyah.
"Memang ini lagi jam macet Aliyah, lagian ini jalur lintas timur sumatera," jawab ayahnya.
"Jalur lintas timur sumatera itu apa yah?" tanya Aliyah lagi.