Aliyah menjalani kehidupannya sebagai seorang santriwati dihari pertama itu dia menjalaninya dengan santai dan memiliki teman sekamar yang bernama Melisa, Bangunan Santriwan dan Santriwati dipisahkan oleh dua bangunan yang saling terhubung dengan jalan kecil yang dimana ditengahnya terdapat masjid besar dan disana tempat sholat bagi para Santriwan dan Santriwati serta orang yang tinggal di lingkungan pesantren itu untuk sholat berjamaah.
"Aliyah masjidnya indah sekali ya luas, aku mau Sholat Isya, berdoa dan berzikir di tempat ini," ucap Melisa terlihat bahagia.
"Iya Mel, kamu itu semangat benar ketika melihat masjid yang indah ini bukannya tadi magrib kita juga kesini kok kamu seperti belum puas kesini sih mel," kata Aliyah.
"Hehehe habisnya masjidnya adem sejuk dingin jadi betah deh kesini Aliyah masih ingin keliling masjid nanti temani aku ya," kata Melisa.
Aliyah hanya mengangguk kecil mengiyakan keinginan Melisa, Keduanya baru bertemu siang tadi dan sudah menjadi akrab, mereka saling bercerita tentang sekolah sebelumnya, dan mereka sama-sama cocok dan mempunyai hobi yang sama suka membaca Al-Quran dan terjemahannya serta memiliki hobi berjalan-jalan.
Di Masjid Kyai Abdullah menjadi Imam di malam itu, memimpin Sholat Isya berjamaah ada beberapa uztad dan juga beberapa orang yang tinggal di lingkungan Pesantren ikut Sholat Isya berjamaah bersama Santriwan dan Santriwati yang menjadi makmum serta Ustadzah juga tidak ketinggalan selalu mengisi masjid yang terlihat sangatlah ramai.
Aliyah dan temannya Melisa yang terakhir keluar dari masjid ketika mereka sudah sholat isya berjamaah dimana beberapa Ustad dan Ustadzah juga berada di dekatnyasudah beranjak kembali ke asrama pesantren, Namun tiba-tiba Aliyah merasa dia melihat seorang gadis dengan mata yang berwarna putih melihat kearahnya di dekat semak-semak, Awalnya Aliyah takut dan kaget karena sudah lama dia tidak melihat penampakkan seperti itu namun dia semakin penasaran ketika sosok itu menghilang setelah melihatnya.
"Kenapa Aliyah?" tanya Melisa yang melihat Aliyah sedikit panik.
"Tadi aku melihat sosok yang menatapku tampaknya dia butuh bantuan," jawab Aliyah.
"Aliyah jangan bercanda ahm aku ini penakut orangnya, kamu tau kan jarak dari masjid ke asrama santriwati cukup jauh kalau berjalan bisa-bisa nanti aku nahan pipis di jalan," jelas Melisa.
"Pipis aja di toilet masjid Mel, Aku serius, Ini beneran aku bisa melihat yang seperti itu," kata Aliyah.
"Jangan menakut-nakuti aku Aliyah beneran ah, aku mau ke toilet saja tunggu ya jangan kemana-mana," pinta Melisa kepada Aliyah.
Aliyah mengangguk dan menunggunya karena jarak mereka dari tempat toilet yang tidak begitu jauh.
Obrolah Aliyah di dengar oleh temannya Santriwan bernama Akas dan juga Hendra yang kebetulan mereka juga berada disana karena terakhir keluar dari masjid mereka juga tidak takut dengan hantu karena mereka seorang laki-laki yang pemberani, naluri mereka ingin mencari dan menangkap sosok hantu itu, mereka terlihat menyapa Aliyah yang manis itu.
"Assalamualaikum, perkenalkan namaku Akas dan ini temanku Hendra, aku dan hendra tidak sengaja mendengar perkataanmu yang melihat hantu tadi, apakah itu benar, kami ingin membuktikannya," ujar Akas.
"Waalaikumsalam, Namaku Aliyah, Benar aku melihat dia disana tadi," kata Aliyah sambil menunjuk di dekat semak-semak sana.
"Ayo Hendra kita kesana kali ini kita tangkap hantu itu," ucap Akas kepada Hendra.
"Ayo, siapa takut," sahut Hendra.