Ada Penampakan di Pesantren

Hargo Trapsilo
Chapter #6

Gudang Belanda

Aliyah, Akas dan Hendra mencoba memecahkan misteri dari buku harian milik gadis yang terdapat kata dia mengunjungi Gudang Belanda karena rasa penasaran gadis saat itu, hingga mereka menarik kesimpulan ada petunjuk di Bangunan Belanda yang dijadikan sebagai Gudang perbekalan makanan para belanda di jaman itu.

Mereka bertiga berangkat hari minggu setelah ijin dengan Ustadzah Mawarni yang juga merupakan teman Ustadzah Rini yang tau masa lalu gadis saat itu, Awalnya Ustadzah Mawarni tidak mengijinkan tapi Akas, Hendra dan Aliyah meyakini bahwa mereka hanya sebentar dan tidak akan lama, Ustadzah mengijinkan hanya sampai sebelum dhuhur mereka harus pulang kalau tidak Ustadzah akan melaporkan kepada Ustad atau Ustadzah yang lain yang bertugas dan mereka akan menerima hukuman jika tidak mematuhi aturan dari pesantren.

Mereka bertiga pun mengerti sambil bergegas menuju ketempat gudang belanda mereka terlebih dahulu lewat dari belakang pesantren dan mencari jalan kesana dengan mengikuti jalanan yang penuh rumput semak dan juga pepohonan sampai mereka melihat bangunan yang tidak begitu jauh dari Pesantren mereka yang berjarak kurang lebih hampir satu kilometer jaraknya.

Tanpa sepengetahuan mereka diam-diam Ustad Ari menyamar dengan jaket tebalnya dan mengikuti mereka dari jauh sambil terus memantau dan mengaawasi mereka bertiga dia tidak ingin mereka mengetahui tentang apa-apa mengenai Gadis.

"Kurang lebih ini pukul 06:15 WIB saat ini kita berjalan menuju Gudang belanda dengan berjalan kaki bagaimana perasaan kalian teman-teman," ucap Hendra tersenyum karena tidak sabar ingin kesana.

Aliyah dan Akas hanya tersenyum mereka juga tidak sabar untuk kesana, karena bangunan gudang belanda itu cukup menarik.

"Untungnya hari ini minggu dan libur walaupun cuma sampai sebelum dhuhur kita harus pulang, Kita bisa bebas melihat gudang belanda itu, Jujur saja sejak pertama kali melihat gudang belanda itu aku sangat ingin sekali kesana," kata Akas.

"Sama aku juga ketika diantar orang tuaku kemari bangunan ini cukup menarik mata," sahut Aliyah.

Sambil terus berjalan jauh mereka melewati pohon dan semak-semak untuk mencari jalan ke gudang belanda dengan lebih cepat setengah jam lebih mereka berjalan tanpa mereka sadari Ustad Ari mengikuti mereka berdua dengan sangat pelan dan hati-hati, Aliyah tidak mampu berjalan cepat seperti Akas dan juga Hendra baru sebentar dia mengikuti mereka berdua Aliyah sudah mulai kelelahan, mereka berdua tersenyum.

"Kenapa Al, masa segitu aja uda lelah, bentar lagi sampai," ucap Akas mendekati Aliyah.

"Iya Kas, aku bisa kok hanya memang kalian berdua jalannya sangat cepat seperti atlit saja," sahut Aliyah.

"Kami kan cowok dan terbiasa berolah raga dan berjalan jauh baik di pesantren maupun di tempat kami tinggal dulu," jawab Akas.

"Lihat itu bangunannya kan?" tanya Hendra tampak terpesona melihatnya.

"Benar Ndra?" jawab keduanya yang juga ikut takjub.

Gudang Belanda itu lumayan besar dan panjang namun sudah tua dan gelap ada beberapa bangunan yang sudah hancur namun ada yang bangunannya gelap dan tertutup, Dulunya Gudang Belanda itu digunakan belanda untuk menyimpan makanan buat prajurit yang bertugas di daerah itu sewaktu Agresi Militer.

Mereka bertiga akhirnya sampai juga di bangunan bekas gudang belanda itu banyak sekali bangunan panjang yang sudah hancur dan juga ada yang masih terawat walau sudah tidak bagus, sampai mata Aliyah tertuju kepada pintu gudang yang pintunya tertutup, dan Aliyah kesana karena melihat ada sosok lain yang berlari kedalam pintu Gudang Belanda yang tertutup itu.

Aliyah berlari kesana karena dia yakin ada petunjuk disana, Tanpa sadar Aliyah meninggalkan temannya dan berlari ke pintu gudang yang tertutup.

Lihat selengkapnya