ADAKAH TEMPAT TERNYAMAN?

RF96
Chapter #6

TAHUN 2017

Di awal tahun 2017 ayah Rara menjual mobil kesayangannya itu demi membayar uang sekolah pelayaran adik Rara di Semarang ( ANT 4 ). Saat itu adik Rara butuh biaya 35 juta untuk membayar sertifikat pelayarannya. Dan di saat itu ayah Rara tidak pegang uang sebanyak itu, jadi mau tidak mau ayah Rara menjual mobil untuk biaya sekolah adiknya tersebut. Disini sudah terlihat awal perekonomian keluarga Rara mulai sedikit demi sedikit mengalami keterpurukan. Terus dan terus adik Rara membutuhkan biaya yang tak sedikit, setelah mobil di jual selanjutnya motor CB milik adik Rara yang biasanya di pakai saat sekolah SMK Pelayaran. Dan di pertengahan tahun 2017, tepatnya bulan Mei saat momen MICROTEACHING. Si lelaki bayaran ini, sukses memfitnah Rara pada teman sekelasnya sehingga tanpa sebab Rara di jauhi, di musuhi, di sindir, bahkan selalu mencari masalah pada Rara. Semua kisah tentang lelaki bayaran ini telah Rara ceritakan pada novel yang berjudul Blue dan juga I'm Tired.

Di tahun ini juga Rara bertemu dengan lelaki yang bernama Nardi. Nah di tahun ini Rara membuka hatinya kembali setelah setahun lalu galau karena Kholiq. Btw Kholiq ini pernah mengisi hari Rara di pertengahan tahun 2016. Namun hanya via chat saja, karena ia bekerja di kapal pesiar ( luar negeri ), sedangkan Rara berada di Madura. Namun Kholiq dan Rara sama - sama orang Madura. Jadi klop dan Nyambung saat masih terjalin komunikasi. Bertemu dengan Nardi pun tak sengaja. Mereka berdua bertemu di saat ada acara karnaval kampung yang di selenggarakan di kecamatan Kamal. Nah jadi Rara dan Nardi bertemu di saat melihat karnaval ini. Untuk kisah Rara dan Nardi ini bisa di lihat pada novel yang berjudul Blue. Disitu juga telah diceritakan kisah Nardi dan juga Rara. Mulai dari pertemuan pertamanya sampai Nardi mengungkapkan perasaannya kepada Rara.

Di tahun ini penuh banget dengan ujian. Di kampus dan juga perekonomian keluarga Rara yang sedikit demi sedikit terkikis. Semua berawal dari tahun 2017 sampai saat ini perekonomian keluarga Rara masih terpuruk. Dan puncaknya pada tahun 2021.

Terus juga akhir tahun 2017 ini Rara di sibukkan dengan pembuatan skripsi. Sedari bulan November - Januari 2018. Karena di bulan Februari sudah masuk kegiatan sidang skripsi. Jadi selama 3 bulan ini Rara ngelembur mengetik skripsiannya ini dari pagi - sore, habis Maghrib sampai jam 3 dini hari. Sehingga pola makan Rara pun tak teratur hingga tanpa sadar Rara tak makan malam tepat waktu. Yang dikira masih jam 21:00 ehhh ternyata lihat jam udah jam 00:00 ( 12 malam ). Sehingga Rara pun sempat terkena gejala tipus selama 1 minggu. Dan selama sakit, skripsiannya terbengkalai. Hingga baru sembuh Rara langsung melanjutkan mengerjakan skripsiannya itu hingga selesai ( bab akhir ) .

Pernah juga Rara mengerjakan skripsinya di cafe di temani sahabatnya Fia di Telang. Sekalian wifi an. Sampai jam 01:00 dini hari. Pokoknya perjuangan banget mengerjakan skripsian ini. Menguras tenaga maupun waktu. Dan juga uang semakin terkuras karena seringnya ngeprint ataupun fotokopi saat dosen merevisi skripsian ini. Untungnya kala itu Rara telah bekerja menjadi Tutor ( guru les privat anak SD ) telah memiliki gaji. Jadi untuk masalah biaya print dan fotokopi memakai uang dari gajinya tersebut. Tanpa harus meminta kepada kedua orangtuanya. Rara tak tega dan ingin mandiri mencari uang sendiri untuk biaya print dan fotokopi ataupun juga kebutuhan Rara lainnya. Karena kala itu gaji pertama Rara adalah 400 ribu. Bagi Rara yang baru pertama kali kerja dan mendapatkan gaji segitu udah cukup besar. Yang biasanya atau sebelumnya tinggal minta pada orangtuanya, kini Rara mencari sendiri uang untuk kebutuhan dirinya. Dan saat Yudisium ke Pacet pun Rara tak meminta uang saku kepada kedua orangtuanya, ia menggunakan uang gajinya itu sebagai uang sangunya. Kala itu kalau nggak salah Rara membawa uang saku sebesar 280 ribu. Dan dengan uang segitu Rara masih bisa membelikan oleh-oleh untuk keluarganya di rumah. Di tahun 2017 juga semenjak terbongkarnya kejahatan lelaki bayaran dan Nur terungkap, mahasiswa PGSD kelas A menjadi akrab dengan Rara. Bahkan Rara telah berteman akrab dengan mereka. Karena untuk di kelasnya sendiri hubungan Rara dengan teman sekelasnya renggang karena ulah lelaki bayaran tersebut. Jadi impas sih sebenarnya lelaki bayaran itu mendapatkan dukungan dari teman kelas Rara, sedangkan teman lelaki bayaran itu ( kelas A ) mendukung Rara dan menjadikan Rara bagian dari kelas A. Tukeran teman ceritanya. Jadi teman Rara yang tersisa di kelas B sahabatnya sendiri seperti Ariny, Rosyid, Wadi, Fatma, Mitha dan Holil saja sisanya ya gitu deh munafik. Sudah termakan oleh fitnahan dari lelaki bayaran itu.


Lihat selengkapnya