ADAKAH TEMPAT TERNYAMAN?

RF96
Chapter #7

TAHUN 2018

Tahun 2018 ada momen sidang skripsi, Yudisium, bahkan acara wisuda. Dan di pertengahan tahun 2018 Rara menjadi guru honorer di SD. Semua akan Rara ceritakan satu - persatu bagaimana kisahnya.

Yang pertama momen sidang skripsi , Rara kebagian di tanggal 14 Februari ( gelombang pertama ). Di bagian gelombang pertama ini adalah mahasiswa yang rajin dan mengerjakan skripsi dengan tepat waktu ( sesuai target yang diberikan oleh dosen ). Termasuk Rara juga yang mengerjakan skripsi dengan tepat waktu.

Dari kelas B ada :

Rara, Fatma, Mitha, Rosyd, Wadi, Holil, Maman, Mila, Mae, Lia, Yuni, Nia, Silah, dan Ajir.

Dan di kelas A ada :

Mbak Diah, Fania, Ahmad, Aab, mbak Ulfa, mbak Uus, Eka, Nur, Fais, dan Ririn.

Ya sebenarnya ada juga yang kesehariannya nggak rajin dan malas seperti Nur, tetapi dia  mengerjakan skripsi dengan tepat waktu. Nur ini yang jahat kepada Rara. Yang menjadi otak dari segala permasalahan yang dialami oleh Rara.

Dan untuk Nur ia terkena karma, setelah 2 bulan acara wisuda kampus. Tiba - tiba ayahnya meninggal mendadak. Sedangkan si lelaki bayaran udah terkena karma itu sejak sebulan kejadian di momen MICROTEACHING ( dimana teman sekelasnya pada pro Rara dan mendukung Rara di kala Rara terjatuh karena ulah si lelaki bayaran dan Nur ini ).

Sidang skripsi membuat Rara benar - benar deg - degan. Sejak di dalam bis sampai berada di area kampus ( di depan ruangan sidang ). Rara udah mikir yang negatif gitu tentang sidang nanti di dalam ruangan. Maksudnya negatif kayak jangan - jangan nanti dosennya galak, ngasih pertanyaan yang sulit, dan revisi penuh dengan coret - coretan. Tetapi nyatanya saat giliran Rara yang masuk ke ruangan untuk sidang skripsi, malah dosennya nggak segalak yang ia pikir, suasananya ya biasa aja nggak menegangkan seperti di film - film, pertanyaan yang di berikan pun bisa Rara jawab dengan baik, dan revisi nggak penuh dengan coret - coretan seperti saat bimbingan skripsi kemarin. Justru skripsian Rara nggak ada coretan hanya berupa tulisan di tambah foto saat melaksanakan penelitian sama tambah tabel. Udah itu aja Alhamdulillah sih nggak seperti teman lainnya yang penuh dengan coretan bulpen. Jadi Rara nggak perlu print banyak - banyak deh. Hanya penambahan halaman saja terus di jilid lagi udah deh. Nanti tinggal di kumpulkan ke dosen untuk di bukukan. Sampai - sampai Rara keluar dari ruangan udah di serbu sama temannya seperti Wadi, Holil, dan Mitha. Mereka bertanya dan melihat skripsi milik Rara tadi. Yang ternyata nggak ada coretan hanya tulisan yang seperti Rara jelaskan di atas tadi. Ya mungkin ini hasil dari kesabaran dan kegigihan Rara saat mengerjakan skripsi. Sehingga skripsiannya Rara udah betul dan hanya tambahan sedikit saja. Oh iya dalam pembuatan skripsi ini Rara memiliki hutang budi kepada Fia sahabatnya itu sedari SMP. Ya yang nemenin Rara di cafe sewaktu ngetik skripsian ya Fia, terus yang ngatur halaman minta tolong ke Fia, dan sewaktu Rara udah   merasa sakit tangannya saat mengetik beberapa kata Fia yang mengetikkannya. Ya pokoknya dia yang ada saat Rara mengerjakan skripsi ini. Dia memang sahabat forever dan ter the best yang pernah ada di dalam hidupnya.

Sidang selesai ada momen Yudisium yang dilaksanakan di Pacet, Mojokerto. Pada tanggal 28 Maret 2018.

Dari Bangkalan kami menaiki bis menuju Pacet, Mojokerto ini. Kami kumpul di terminal Bangkalan karena kala itu mahasiswa PGSD kelas A dan B kebanyakan orang Madura Bangkalan dan Sampang. Fania yang tinggal di Surabaya, malam hari sebelumnya menginap di rumah Rara, dan berangkat pun ke terminal Bangkalan bareng Fania. Dulu Fania ini bestie Rara ( sering bersama ). Nah sesampainya disana motor Fania dititipkan ke kampus STKIP ( yang membawa motor di titipkan di kampus IKIP Bangkalan ). Setelah itu Rara dan Fania berjalan dari kampus IKIP menuju terminal. Deket koq karena terminal di depan kampus IKIP mereka berdua tinggal menyeberang saja. Sesampainya di bis Rara dan Fania mencar nggak duduk bareng, karena kan udah punya kelompok masing-masingm Fania dengan kelompok gengnya ( kelas A ), sedangkan Rara duduk dengan Ariny teman karibnya di kelas B. Hanya dia loh yang tetap mendukung Rara ( teman cewek di kelas B ). Lainnya pada pro lelaki bayaran kecuali Mitha dan Fatma. Mereka berdua juga masih baik sama Rara tetap mengobrol dan nggak ikut campur permasalahan yang dihadapi Rara ini. Lelaki bayaran ini juga ikut hidup kembali dia setelah 3 bulan lamanya menghilang sampai jadi trending topik pembicaraan kala itu. Kami berada di bis, sembari menunggu teman - teman lainnya datang. Setelah beberapa menit, dan semua mahasiswa PGSD lengkap. Dosen pun menyuruh pak sopir untuk berangkat. Tentu saja mereka semua antusias, dan ingin segera sampai di tempat tujuan. Berangkat dari Bangkalan setengah 10, dan perjalanan hampir 3 jam. Karena di pertengahan jalan mengalami kemacetan. Tidak lewat jalan tol jalan biasa jadi ya macet dan ruang gerak pun terhambat. Kala itu terik matahari menemani perjalanan kami. Selama perjalanan Rara berdoa untuk diberikan keselamatan sampai di tempat tujuan, dan juga pandangan Rara melihat ke arah jalan. Beberapa momen terbesit di kepala dan kala itu ia teringat sosok Sopian. Entah mengapa tiba - tiba teringat dirinya. Dan ingatan tentang masalah yang di hadapi Rara begitu memilukan hatinya. Ia sampai berpikir bagaimana nanti saat selama berada di Pacet. Apakah ia akan mendapatkan hal yang kurang mengenakkan hatinya sama seperti momen PPL dan KKN tahun lalu. Yang sering di usik bahkan mencari - cari masalah kepada Rara. Seperti Piqoh dan kelompok Cia tersebut. Karena saat ini yang menguasai kelas B kelompok Cia dan kawan - kawannya. Rara malas harus bertengkar ataupun ribut hanya karena ulah si lelaki bayaran itu. Kalau dia dan Nur melihat, pasti mereka berdua senang dan misi mereka berdua berhasil. Rara tak mau hal itu terulang kembali. Rara ingin berdamai dengan keadaan walaupun hatinya telah hancur tak beraturan karena ulah sang lelaki bayaran itu dan juga Nur. Sehingga Rara di musuhi oleh teman sekelasnya sendiri tanpa sebab. Begitu licik bukan sifat dari lelaki bayaran dan juga Nur itu. Sesampainya di area Pacet, kiri - kanan banyak berjejer villa. Ada suara - suara dari mahasiswa PGSD yang bertanya - tanya dimanakah villa yang akan kami tempati nanti. Entah suara siapa. Karena terdengar serentak dari arah belakang. Rara yang kebetulan duduk dekat Eka menanyakan hal yang sama seperti yang lainnya. Eka ini sering dilibatkan oleh dosen dalam acara yudisium kakak kelas. Dia sebagai MC, memang dia pintar dalam hal itu.

" Ka masih jauh tah villanya ( tanya Rara dengan penasaran ) ? ".

" Bentar lagi koq ( jawab Eka ) !".

" Ohhh ( jawab Rara sambil menganggukkan kepalanya ) ".

Dan benar saja bis pun berhenti dan terlihat villa yang akan kami tempati nanti. Lumayan bagus dan di atasnya ada jalan menanjak seperti bukit. Dan di atas villa itu juga ada aula yang menjadi tempat acara yudisium di gelar. Dan di seberang jalan aula ada juga semacam kafe ( tempat untuk makan kami nanti ). Nanti kami makan di kafe tersebut dengan menu prasmanan di malam hari nanti.

Oh iya saat kami memasuki area Pacet suasananya mendung. Dan saat para mahasiswa turun dari bis, tiba - tiba saja Hujan mengguyur kami. Kami pun berlarian ke halaman villa. Dan kami semua berkumpul disitu. Dan Dosen mengarahkan pada kami untuk masuk ke dalam villa. Dan di villa ini tempat tidur sudah di atur. Akan tidur dengan siapa di dalam villa ini. Alhamdulillah Rara sekamar dengan anak - anak kelas A ( cewek ). Ada mbak Ulfa, mbak Uus, dan mbak Diah. Mereka bertiga baik kepada Rara. 1 kamar diisi oleh 4 orang. Ada 2 kamar di lantai atas. Kebetulan Rara kedapatan di lantai atas. Rara dan teman sekamarnya itu langsung naik ke tangga dan bergegas ke kamar yang sudah di tempel dengan nomer. Nomer ini yang menjadi kode kami akan tidur di kamar mana. Kami berempat mencari kamar tersebut. Kamar 008. Dan akhirnya ketemu dengan kamar 008. Kami langsung membuka pintu dengan rasa penasaran seperti apa bentuk kamar di dalamnya. Dan ternyata bagus seprai nya berwarna putih ada juga selimut yang warnanya senada dengan warna seprainya itu. Ada pula kamar mandi didalamnya. Dan kaca di kamar langsung menghadap ke arah jalan. Jadi terlihat apa saja di bawahnya. Wah seru sih. Kali ini Rara nggak perlu khawatir dengan hal - hal buruk yang telah tadi ia pikirkan selama di perjalanan. Nggak akan ada yang buat keributan dengannya di dalam kamar, nggak ada yang ngerasanin Rara. Karena Rara bakalan aman dari hal - hal tersebut. Kan teman sekamarnya bukan kelompok Cia, ataupun kelompok Piqoh atau dengan Nur. Melainkan mbak Ulfa, mbak Uus dan mbak Diah. Mereka baik koq saat di kampus menganggap Rara sebagai temannya. Dan pada jam 3 sore kami di suruh kumpul ke aula oleh dosen untuk persiapan acara yudisium ini. Kami sampai ke villa saja jam 1 siang . Ini aja udah mau jam 2 siang. Rara terus mencoba memejamkan matanya untuk tidur sebentar nggak bisa juga. Dan akhirnya ya nggak tidur juga ikutan mengobrol bareng 3 teman sekamarnya itu. Dan sumpah nggak ada sinyal, Rara nggak bisa buka sosmednya. Kartu dia kala itu A**s, dan tentu saja hal ini menyebalkan bagi Rara. Mendengar keluhan Rara, mbak Uus menawarkan untuk hotspot kepadanya. Rara pun hotspot sebentar kepada mbak Uus dan mengabari mamanya bahwa dirinya sudah sampai di villa ( Pacet ). Rara juga kala itu membalas chat mas Abas. Mas Abas ini udah Rara anggap sebagai kakak atau teman karibnya. Dia juga teman dari si lelaki bayaran itu ( teman SMK nya ). Sama seperti Ghofur, namun Rara masih merasa jika saat itu ia benar - benar mendapatkan dukungan dari si mas Abas tentang permasalahan ini. Namun pikiran itu salah, justru ia bersikap seperti peduli namun nyatanya ia berkomplot dengan lelaki bayaran. Sebenarnya dari tahun 2018 itu sudah terasa kejanggalan yang terjadi. Yang pertama mas Abas ini sering ngaplod story foto - foto cewek yang berbeda.

Yang kedua saat Rara mengundang dirinya untuk datang ke acara wisuda kampus, ia tak datang dan malah jika memang menginginkan dirinya datang dia meminta uang ongkos ke Surabaya.

Yang ketiga setiap Rara mengaplod foto bersama seseorang, entah mengapa hubungan Rara dengan orang - orang yang Rara aplod terjadi kerenggangan. Tiba - tiba saja saat itu di tahun 2020 Rara dan sahabatnya Fia berselisih paham sampai beberapa hari mereka berdua tak terjalin komunikasi dengan baik. Terus lagi dengan Ovie ( yang masih sanak famili Rara ). Di tahun 2018 ( acara wisuda ) dia ikut foto bersama Rara, dan di tahun 2019 Rara dan Ovie juga foto bersama di pelabuhan nah di tahun 2020 ada permasalahan yang menyangkut Ovie dengan Rara. Dan permasalahan ini membuat hubungan mereka retak dan renggang sampai saat ini.

Semua itu rasanya tak mungkin jika suatu kebetulan. Dan lagi di tahun 2021 Rara memiliki teman baru ia aplod di Ig ( Vie ). Beberapa bulan kemudian si Vie ini terlibat dalam permasalahan antara Rara dengan Hasbul. Jadi ada dugaan mereka bertiga ada sangkut pautnya dengan permasalahan Rara dan Hasbul ini. Dan tentu saja endingnya setiap Rara memosting dengan seseorang di Ig nya, hubungan Rara dengan mereka akan renggang. Tentu saja hal ini mengarah ke lelaki bayaran dan juga mas Abas. Karena mas Abas satu - satunya teman lelaki bayaran yang masih Rara pertahankan untuk tetap menjadi teman di Ig nya tersebut.

Dan di awal tahun 2022, Rara memblokir Ig mas Abas, Rara sudah mulai tersadar bahwa apa yang ia alami ini ada sangkut pautnya dengan mereka berdua. Jika di telisik ke belakang ( tahun 2019 ) mas Abas tega berselingkuh dari pacarnya yang bernama Sinta. Dan dia malah menghamili perempuan lain yang bernama Warni. Hal ini semakin memperkuat dugaan Rara jika mas Abas selama ini berkomplot dengan lelaki bayaran itu tanpa Rara sadari. Kepada pacarnya aja tega apalagi kepada Rara yang bukan siapa - siapanya.

Dan semenjak Rara memblokir Ig mas Abas ini. Alhamdulillah sih hubungan Rara dengan siapapun baik - baik aja. Dan karena tidak ada lagi akses untuk siapapun yang ada sangkut pautnya dengan lelaki bayaran itu, hidup Rara lebih terprivate. Jadi orang - orang luar yang tidak dikenal oleh lelaki bayaran yang berteman dengan Rara. Nah semenjak Rara memblokir Ig mas Abas, ada beberapa nama yang meminta pertemanan kepada Rara seperti Ahmad ( teman sekelas lelaki bayaran di kampus ), ada Asih ( teman SMP Rara dan juga Ghofur ), dan kemarin nih ada 1 bulan yang lalu, ada lelaki berasal dari Jawa barat meminta pertemanan kepada Rara pada Ig nya. Tentu saja Rara langsung curiga ini pasti ulah lelaki bayaran itu dan juga mas Abas. Kebetulan mas Abas selepas sekolah SMK ia tinggal di Jawa barat, rumah orang tuanya ( merantau sejak dulu ). Aslinya ya orang Madura ibunya dan ayahnya Banten. Sungguh pilu sih mas Abas yang Rara anggap bisa membelanya dari lelaki bayaran itu, malah sebagai alat untuk stalker kehidupan Rara di sosmednya. Bagaikan terjatuh tertimpa tangga pula ( menurut peribahasa ). Oh iya balik ke cerita yudisium. Karena udah mendekati jam 15:00 sore, Rara dan teman sekamarnya bergantian mandi. Karena kamar mandinya cuma 1 di kamar mereka. Airnya dingin banget loh udah kayak mandi es batu sore aja berasa dingin apalagi pagi ( subuh ) nggak kebayang betapa dinginnya air disini. Selesai mandi mereka berempat berfoto bersama di dalam kamar dan juga di balkon villa. Mereka berempat berjalan ke arah aula. Ternyata pemandangannya bagus banget, Rara menyempatkan foto di area luar aula. Rara minta tolong kepada Wadi untuk memfoto dirinya ( menggunakan hp Rara ). Selesai cekrek, eh ada lelaki bayaran lewat dan tersenyum ke arah Wadi ( seolah - olah memberikan kode kepada Wadi ) meremehkan Rara. Kayak koq lu mau sih motoin Rara, masih akrab dengan Rara. Kayak semua teman Rara oleh lelaki bayaran ini di hasut dan musuhi Rara agar Rara sendirian. Namun untungnya Wadi, Rosyd, Holil, dan Ariny masih tetap baik pada Rara. Dan Rara pun mencari tempat duduk yang kosong. Kala itu Rara duduk di dekat Fania ( bestie Rara di kelas A ). Rara malas banget tuk bergabung dengan kelas B, terutama kelompok Cia dan Piqoh ( komplotan lelaki bayaran ). Mereka ini yang juga berbuat masalah kepada Rara semenjak Lelaki Bayaran itu sukses memfitnah Rara. Yang sempat membuat Rara down parah hingga ia terjatuh sakit ( typus ) di tahun 2017. Sebelum acara yudisium digelar terlihat kelompok Cia, Piqoh, Zenya, dan ada Nita juga foto bersama dengan bergaya seolah - olah mereka memperlihatkan kepada Rara kebahagiaan mereka di atas penderitaan Rara. Rara yang dulu di elu - elukan kini ia terjatuh dan di jauhi oleh hampir 90%  teman sekelasnya itu. Rara hanya bisa melihat mereka semua berfoto ria di depannya dan sungguh pemandangan yang memilukan untuk Rara. Karena endingnya di kampus Rara dihadapkan dengan kenangan buruk seperti ini. Sungguh buruk yang harusnya Rara juga bisa ikutan berfoto dengan teman sekelasnya, malah ia duduk termenung di kursi sendirian. Setelah itu acara pun di gelar, mulai pembukaan sampai acara selesai. Di akhir acara kami semua mahasiswa PGSD berfoto bersama dengan semua mahasiswa dan juga beberapa dosen ataupun rektor kampus. Selesai acara yudisium ini, kami balik ke villa karena bentar lagi masuk waktu Maghrib.

Setelah sholat Maghrib, para mahasiswa PGSD ke kafe yang berada di sebelah villa untuk makan malam. Modelnya kayak prasmanan gitu. Sesampainya disana, Rara mengambil piring dan.........

Yang benar saja makanannya tinggal sedikit sayur kangkung tinggal 2 sendok aja. Ada ikan ayam tinggal sedikit juga dan ikan - ikan lainnya. Nggak ada yang menarik dan Rara kedapatan makanan udah pada tinggal sedikit semua. Gimana sih pihak pengelola nya koq buat makanan sedikit sedangkan mahasiswanya banyak kurang lebih 70 orang. Rara pun berpikir ini siapa sih yang makannya banyak sampai semua menu makanan hampir habis. Padahal masih ada di belakang yang belum makan. Dan juga untuk minumnya teh hangat. Itupun juga tinggal sedikit. Rara sampai beli minuman teh pucuk karena masih haus. Rara pun makan pada meja yang saat itu ada Ariny, Fatma dan juga kelas B lainnya ( komplotan yang pro lelaki bayaran ). Mau tidak mau Rara ikut duduk disitu karena meja lainnya sudah di duduki oleh yang lainnya. Rara pun makan selayaknya orang yang nggak peduli dengan kehadiran mereka. Ia menikmati makanan yang disantap nya tersebut. Setelah selesai makan, Rara, Ariny, dan Fatma bergegas pulang ke villa. Rara ikut ke kamar mereka berdua, ternyata di dalammya  ada 3 kamar, dan yang satunya kosong. Rara pun berpikir kenapa nggak tidur disini aja bareng Ariny, Fatma dan Nita. Sebenarnya Rara nggak tertarik untuk tidur dengan Nita. Rara melihat disitu ada Ariny dan Fatma makanya Rara pindah ke kamar tersebut. Rara pun bilang ke Ariny kalau dirinya mau tidur disitu. Si Ariny pun memperbolehkan Rara untuk tidur sekamar dengannya. Rara pun bergegas naik tangga menuju kamarnya tadi. Dan di dalam sudah berkumpul mbak Ulfa, mbak Uus dan mbak Diah. Rara pun mengambil tas dan juga baju kotornya itu dan ia angkut menuju kamar Ariny tadi di bawah.

" Mbak saya pindah ke kamar bawah ya ( sahut Rara pada mereka bertiga ) ".

Lihat selengkapnya