ADELON

Ifa Shaffa
Chapter #5

Khawatir

Kamu bilang baik-baik saja, padahal sedang menderita.

Adelon - Ifa Shaffa

Di kediaman rumah Reza, begitu ramai saat ini. Ada kedua temannya—Yunan dan Kafka yang sedang bermain game.

Keributan demi keributan semakin menjadi, ketika Yunan kesal karena dia kalah bermain game dengan Kafka. Reza yang sejak tadi sedang sibuk dengan ponselnya hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Perkara game doang kalian ribut," celetuk Reza masih sibuk dengan ponselnya. Entah apa sebenarnya yang diketiknya sedari tadi. Mungkin sedang beradu chat dengan kekasihnya. Karena bibir di wajahnya tidak berhenti melengkung. Beberapa kali juga terdengar kekehan dari mulut Reza. Bukan kekehan yang terdengar seram di malam hari, melainkan kekehan yang bisa membuat jantung wanita yang menatapnya mencelos dengan sembarang.

"Bantuin dong, Za. Kesel banget gue. Kalah mulu dari Kafka," keluh Yunan sambil melempar bantal yang langsung melesat tepat di wajah Kafka.

Bukan marah, justru Kafka tertawa terpingkal-pingkal karena dapat mengalahkan Yunan dalam permainan game. Meskipun jomlo, tapi kalau soal game, jangan ditanya. Kafka jagonya.

"Mau gue bantuin?" Reza menawarkan diri.

"Berani lo bantuin Yunan, awas aja lo, Za. Kalau lo lagi berantem sama Wike, nggak bakal gue bantuin buat kalian baikan." Ancaman Kafka tidak tanggung-tanggung. Kenapa juga Wike harus jadi sepupu Kafka. Kalau begini, kan, jadi sedikit menyusahkan.

"Kok Wike jadi dibawa-bawa, sih, Kaf." Reza bergeming.

"Iya gue nggak maksa. Semua keputusan ada di tangan lo," ujar Kafka seraya menyunggingkan senyum miringnya.

Reza pun menoleh ke arah Yunan yang duduk di sebelahnya, sementara Kafka sejak tadi berbaring menelungkup di atas ranjang tidur milik Reza. "Sori, Nan. Gue nggak ikut campur," ucap Reza sambil mengangkat kedua tangannya ke atas.

"Ah! Payah lo, Za!" kesal Yunan.

Tidak lama setelah pertengkaran kecil yang terjadi di dalam kamar Reza, tiba-tiba terdengar suara decitan pintu yang refleks membuat ketiga pemuda tadi menoleh ke arah pintu. Penasaran siapa yang tengah masuk ke dalam kamar.

"Eh, Bang Delon. Wajah datar amat, Bang. Kayak habis diputusin pacar," celetuk Kafka asal. Kini Kafka mengubah posisi telungkupnya menjadi duduk bersila.

"Diputusin pacar gimana? Kan Bang Delon jomlo. Lo lupa, Kaf?" Yunan ikut menyahut. Untuk beberapa saat, mereka melupakan pertikaian yang baru saja terjadi.

"Lah, si Reza bilang, Bang Delon lagi deket sama anak baru yang unyu itu. Siapa? Anak XI IPA 2. Adel. Iya Adel, kan, namanya," sambung Kafka.

"Itu kan kata Reza. Kita juga belum denger langsung dari mulut Bang Delon," kata Yunan. "Emang bener, Bang? Bang Delon lagi deket sama Adel?" Yunan to the point bertanya kepada yang bersangkutan.

Reza mendengus kesal dengan kebisingan yang diciptakan oleh kedua temannya. "Kalian cerewet banget ngalahin Emak-emak yang suka ghibah-in tetangga." Reza buka suara.

"Ya kan kita minta kepastian, Za. Cewek-cewek aja marah kalo nggak dikasih kepastian," ucap Kafka sok yess!

"Kita? Lu aja kali gue enggak!" cetus Yunan. "Bilang aja lo ngarep, kalau yang dibilang sama Reza itu bohong. Biar lo bisa deketin Adel. Ngaku lo!" lanjutnya.

"Nah, itu lo tahu." Kafka tidak memungkiri apa yang tengah dikatakan oleh Yunan memang benar adanya.

Delon yang sejak tadi masih santai berdiri di ambang pintu, kini pemuda itu berjalan mendekat ke arah kerumunan pemuda-pemuda yang tak kalah tampan darinya. Delon duduk di tepi kasur menghadap ke dinding putih dengan pandangan datar. Matanya sayu dan wajahnya pun pucat.

"Kalau lo mau deketin tuh cewek, deketin aja. Toh gue emang nggak ada apa-apa sama dia," papar Delon.

"Hah! Seriusan lo, Bang?" Kafka masih tidak percaya.

"Hmm," gumam Delon.

"Nggak! Gue sebagai Adek lo satu-satunya, nggak setuju kalau Kafka deketin Adel." Reza memberontak.

"Lo kenapa, sih, Za. Syirik banget. Jangan-jangan, lo lagi yang demen sama Adel. Wah! Gue aduin Wike entar." Kafka kembali dengan jurus mautnya mengancam Reza dengan membawa-bawa Wike.

"Gue sayang sama Wike pakai banget, Kaf! Cuma gue kurang setuju kalau lo deketin Adel. Takutnya entar lo sakit hati. Soalnya si Adel suka pakai banget sama Abang gue," cerosos Reza.

Lihat selengkapnya