Kamu sudah tahu aku menyukaimu. Dan kamu pura-pura tidak tahu.
Adelon - Ifa Shaffa
Hari ini, tepat di tanggal 07 Mei, seorang Reza Fragandi berulang tahun yang ke 16 tahun. Dan untuk pertama kalinya, Reza mengundang semua teman sekelasnya. Karena di tahun-tahun sebelumnya, Reza maupun Delon hanya merayakan hari ulang tahun dengan orang-orang terdekatnya saja.
Namun kata Reza, karena dirinya kini sudah mengenakan seragam putih abu-abu, Reza ingin ulang tahunnya kali ini berbeda dari sebelumnya.
"Banyak makanan yang enak-enak pasti di rumah lo," cetus Kafka ketika baru saja mendapat kartu undangan ulang tahun dari Reza.
"Lo sih enak, Kaf. Makan banyak tapi nggak gemuk. Lah gue, harus tetep olahraga biar badan gue nggak berubah," ujar Yunan.
"Berubah jadi apa, Nan? Orang utan!" cibir Kafka.
"Wah, sialan emang lo." Yunan menoyor pelipis Kafka pelan.
"Di sini, yang mau ulang tahun gue. Tapi malah kalian yang ribut," protes Reza tidak mengerti dengan kelakuan kedua sahabatnya.
"Za, Adel diundang kan, ya?" tanya Kafka ragu-ragu.
Pertanyaan yang baru saja terlontar dari mulut Kafka, membuat Reza menatap Kafka penuh curiga.
"Lihat aja nanti," balas Reza. "Yang terpenting, pulang sekolah gue langsung cus jemput Wike," sambungnya.
"Lo mau ke bandara? Gue ikut, ya" pinta Kafka.
"Ngapain lo ikut. Ganggu aja!" ucap Reza santai.
"Sembarangan. Gue kan sepupu Wike. Iya wajarlah, kalau gue mau ikut."
"Ah. Elo, Kaf. Ganggu orang yang mau kangen-kangen-an aja. Wajar juga kalau Reza ngelarang lo ikut. Dia kan mau mesra-mesraan dulu sama pacarnya karena udah lama nggak ketemu," celetuk Yunan seenaknya.
Reza terkekeh puas. "Lo kalau ngomong emang suka bener, ya, Nan."
Dengan bangganya Yunan tersenyum miring dan menaikkan kedua alisnya bersamaan. Sementara Kafka yang saat ini merasa jadi bahan guyonan kedua sahabatnya, memilih pergi meninggalkan kelas.
"Lah, ngambek tuh anak. Kayak cewek yang lagi PMS aja," cetus Yunan asal.
***
Kediaman rumah pasangan Hilman dan Oky sangat ramai malam ini. Acara ulang tahun putra keduanya itu memang sangat meriah. Teman-teman sekelas Reza pun hadir semua di acara ini. Begitu juga dengan Adel, Hirva, dan Silka. Mereka bertiga juga turut diundang.
"Adel, makasih ya, udah mau dateng ke acara gue," ucap Reza
Adel tersenyum. "Iya. Sama-sama, Za. Makasih juga udah mau undang Adel."
Lantas Adel baru sadar kalau di sebelah Reza, ada seorang wanita cantik yang saat ini tengah tersenyum ramah kepadanya.
"Ini pacar Reza, ya?" tebak Adel sembari membalas senyum wanita di sebelah Reza. Gadis itu juga tidak segan menggandeng lengan kekasihnya.
"Iya. Dia pacar gue. Wike namanya," jawab Reza.
"Hai. Adel," ucap Adel sambil mengulurkan tangan kanannya.
"Wike," balas Wike membalas uluran tangan Adel.
"Wike sekolah di mana? Kok Adel nggak pernah lihat?"
"Gue sekolah di Bandung," balas Wike. "Karena Reza ulang tahun, makanya gue izin nggak masuk sekolah dan nyempetin ke sini. Besok pagi juga langsung balik," lanjutnya.
"Ya ampun. Wike manis banget, sih. Wike pasti sayang banget, ya, sama Reza. Adel jadi iri."
Wike tersenyum manis. "Hmm, jadi kamu yang suka sama Bang Delon?"
Adel mengangguk tanpa ragu. "Wike kok tahu? Pasti Reza ya, yang kasih tahu," tebak Adel dengan mata menyipit.
Reza dan Wike mengedikkan bahu bersamaan.
Adel pun menghela napas berat. "Za, habis acara tiup lilin tadi, Adel kok nggak lihat Delon. Ke mana, ya, kira-kira," tanya Adel seraya matanya menerawang ke setiap sudut halaman rumah Delon.
"Palingan di atap."