ADELON

Ifa Shaffa
Chapter #21

Perempuan Itu Rumit

Tidak semua wanita itu rumit. Kadang kala, pria sudah peka tapi pura-pura tidak peka.

Adelon - Ifa Shaffa

Ketika Delon membuka pintu kulkas untuk mengambil minuman soda, Delon dikejutkan dengan wujud tupperware berwarna hijau muda yang sudah beberapa hari ini tidak terlihat di rumahnya. Karena seingatnya, tupperware ini berada di tangan gadis menyebalkan. Lantas, mengapa tiba-tiba sudah berada di dalam kulkas di rumahnya? Apa sekarang tupperware itu memiliki sayap untuk kembali ke pemiliknya?

"Cukup hati gue aja yang meleleh karena Wike akhir-akhir ini suka gombalin gue. Jangan kulkas di rumah kita yang ikut meleleh karena lo kelamaan buka pintu kulkasnya, Lon!" celetuk Reza yang baru masuk ke dapur.

Delon berdecak lalu menutup pintu kulkas itu. Tidak lupa ke tujuan awalnya, sebelum menutup pintu kulkas, Delon sudah lebih dulu mengambil minuman soda yang selalu siap siaga di dalam kulkas. Mengambil gelas dan menuangkan minuman itu ke dalam gelas yang sudah ia letakkan di atas meja. Duduk di kursi, dan segera meneguk minuman itu sampai habis.

"Gue lupa ngomong sama lo. Itu Adel ngembaliin tupperware. Terus ada makanannya di dalem. Katanya buat, lo." Reza memberi tahu.

Reza lantas ikut mengambil gelas di rak dekat dengan wastafel cuci piring. Berbeda dengan Delon, Reza lebih memilih air mineral sebagai pelepas dahaganya.

"Emang apaan isinya?" tanya Delon.

Reza mengedikkan bahu. Ikut duduk di kursi berseberangan dengan Delon. "Nggak tahu. Itu, kan, buat lo. Iya kali tanpa izin gue ngintip-ngintip isinya."

"Biasanya juga gitu," celetuk Delon seraya kembali menuang minuman soda ke dalam gelasnya yang sudah kosong.

"Kalau yang ini gue nggak berani!" aku Reza sambil mengangkat kedua tangannya ke udara.

"Sa ae lu biji salak," ucap Delon asal.

***

Seusai dari dapur, Delon langsung menuju kamarnya karena waktu pun sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Tidak terasa juga berbincang-bincang berdua dengan adiknya di dapur.

Membahas hal-hal yang tidak penting sampai yang paling genting. Contohnya saja seperti pembahasan lelaki pada umumnya, yang membahas tentang sepak bola. Delon yang mendukung Chelsea, sementara Reza yang berada di pihak Arsenal garis keras. Entahlah. Kaum lelaki pasti lebih paham tentang hal ini dibanding wanita. Meskipun tak sedikit juga wanita yang menggilai sepak bola.

Tidak lupa, Reza juga membahas tentang Adel pada Delon. Setelah membahas mengenai tupperware pastinya.

"Lon, lo beneran nggak tertarik sama Adel?"

Pembahasan mereka berdua kali ini sudah merembet sampai seorang wanita. Normal, sih. Toh wanita juga akan seperti itu. Pasti tidak akan pernah absen jika harus membahas tentang seorang lelaki. Entah itu di dunia nyata, atau dunia halusinasi.

Bahkan, para ciwi-ciwi akan lebih menggila jika membahas tentang idola mereka dibanding dengan para cowok ganteng di sekolah mereka. Maklum, sih. Harus diakui. Meskipun para idola mereka hanya bisa dipandang melalui foto ataupun video, tapi mereka tidak akan menyakiti apalagi memberi harapan palsu. Karena mereka tahu itu hanya mimpi. Dan sadar akan halusinasi.

 Berbeda dengan cogan-cogan yang berjejer di sekolah. Rata-rata hanya memberi janji manis. Nge-chat sayang-sayangan, setelah itu seenak jidat ditinggal. Kan sialan. Meskipun mereka nyata dan ada di depan mata. Tapi percuma, kalau bisanya hanya mempermainkan saja.

"Cowok mana yang nggak tertarik sama cewek cantik kaya dia," balas Delon sekenanya.

"Berarti lo mengakui kalau dia cantik."

"Harus diakui, sih," ujarnya.

"Berarti lo juga suka sama dia, kan?"

"Kalau gue suka sama dia karena fisik, berarti gue nggak serius. Dan lo tahu gue, kan? Gue paling nggak suka ngabisin waktu untuk mainin cewek."

"Maksud, lo? Gue masih belum ngerti." Reza bingung sendiri.

Lihat selengkapnya