Semesta memang lucu. Di tempat yang jauh pun, aku dan kamu selalu bertemu.
Adelon - Ifa Shaffa
Minggu pagi, Adel sudah bersiap-siap untuk pergi ke sebuah salon. Bukan untuk menyalonkan kepala melainkan kukunya.
Entah mengapa tiba-tiba gadis itu ingin sekali mengecat kuku naturalnya. Besok juga kebetulan ada tanggal merah di kalender selain hari Minggu ini. Jadi liburnya double, deh.
Adel sudah menghubungi kedua temannya Hirva dan Silka untuk pergi bersama. Tapi keduanya sama-sama menolak untuk diajak manikur dan pedikur ke salon. Hanya untuk sekadar menemani pun keduanya tidak mau. Alhasil gadis itu pergi sendiri ke salon. Meminta Pak Dudi untuk mengantarnya.
"Kayak pernah lihat kamu, ya?" sapa seseorang yang baru memasuki salon ternama di Jakarta.
Adel memiringkan sedikit kepalanya. Mencoba mengingat-ingat wanita paruh baya yang ada di hadapannya. Lantas Adel tersenyum semringah seraya mendelikkan sepasang matanya dan mengulurkan salah satu tangannya.
"Apa kabar, Tante?"
Wanita itu masih bingung dan memicingkan sepasang matanya.
"Tante lupa sama Adel? Temennya Delon," ujar Adel penuh semangat.
Oky tersenyum tipis dan membalas uluran tangan itu. "Ya ampun. Maaf. Tante lupa-lupa ingat."
"Kayak judul lagu, Tan. Lupa. Lupa lupa lupa, lupa lagi syairnya. Ingat. Ingat ingat ingat. Ingat lagi syairnya," ucap Adel sambil bernyanyi.
Oky pun yang mendengarnya hanya tertawa kecil seraya menggelengkan kepalanya beberapa kali.
"Tapi nggak apa-apa, sih, Tan. Lupa-lupa ingat. Daripada pura-pura lupa. kayak judul lagunya Mahen. Duh! Sakit L." Adel mendramatisir seolah hatinya sedang terluka.
Jelas saja itu membuat Oky terkekeh sekaligus takjub dengan keluguan gadis mungil di depannya.
"Kamu ngapain ke sini?" tanya Oky akhirnya karena penasaran.
Adel mengapungkan kedua tangannya ke udara. Hingga kini kedua tangannya ada di hadapan Oky sambil dilambai-lambaikannya. "Percantik kuku Adel, dong, Tan."
Oky tercengang mendengarnya. "Kan, kamu sekolah."
"Besok masih libur, kok, Tan."
Oky tersenyum. "Ya udah. Ayo masuk. Biar Tante percantik kuku kamu," ajak Oky memasuki ruangan salon lebih dalam.
"Tante langsung, nih, yang percantik kuku Adel?" tanya Adel sambil mengekor Oky yang jalan di depannya.
"Iya."
"Yes. Sama calon mertua!" pekik Adel dengan suara lirih.
***
Jadi hari ini, Andini akan terbang ke Korea. Ada salah satu temannya yang mengadakan pernikahan yang kedua kalinya di Korea. Suaminya—Agil, tidak dapat mengantarnya karena kesibukan pekerjaan. Akhirnya, putri semata wayangnyalah yang mengantar Andini sampai bandara.
"Yah, Adel cuma bisa anter Mama sampai sini," ucap Adel sedikit kecewa. "Coba Adel bisa ikut Mama ke Korea," lanjutnya.
"Kan kamu sekolah, Sayang." Andini berucap.
"Iya Adel tahu, Ma. Titip salam, ya, Ma. Sama Oppa Seo Kang Joon. Kalau ketemu hehe."
Andini mengangguk saja seraya tersenyum.
"Terus jangan lupa. Bawain Adel Kimchi, Snack Tteokbokki, sama Susu Pisang Bingrae. Udah itu aja!" pinta Adel menyudahi ucapannya.
"Banyak banget."
"Itu nggak banyak, Ma!" protes Adel.