Erza dan aku seangkatan ngomong-ngomong. Kami lahir di tahun yang sama. Kalau dibandingkan dengan Elisha, umur kami terpaut 2 tahun. Dan ya, Elisha Vania lulus SMP terlebih dahulu saat Erza dan aku masih baru berada di tahun kedua.
Pengawasan yang dilakukan Elisha terhadap Erza tetap berjalan dan justru kian menggila sampai tahun kelulusan tiba. Satu bukti nyata dan awal pertama kali kami mendapati Elisha sedang melakukan suatu perubahan penjagaan pada Erza ketika ia kami ketahui mengurangi sampai berlanjut mematikan jasa siswa laki-laki yang mengekori adiknya itu.
Laki-laki tersebut menurut perkiraan kami, kemungkinan besar tidak bisa dipercaya sepenuhnya lagi oleh Elisha. Dari pengamatanku saja sudah sangat jelas anak tersebut melakukan sesuatu yang meragukan. Seperti ... dia sedang menaruh ketertarikan pribadi pada Erza.
Bukan menyukainya, namun lebih ke arah bersimpati pada situasi Erza yang begitu terkekang.
Siswa laki-laki tersebut pernah kami dapati di kantin kayak ... sengaja begitu, dan perbuatannya tersebut konsisten, memberikan teman-teman perempuan dari kelas dia sendiri kesempatan untuk mengobrol dengan bebas bersama Erza pada jam tertentu di saat Elisha sibuk dan tidak ada di sekitar.
Elisha boleh jadi juga mengetahui itu anak melakukan hal tersebut dan boleh jadi lagi Elisha khawatir ia akan sengaja melakukan kesalahan lalu mengkhianati kepercayaannya lebih dari itu.
Sebagai gantinya, Elisha melakukan peningkatan pengawasan untuk menjaga Erza dengan banyak menaruh orang-orang baru dari siswa/i di SMP sekolah ini juga, yang lebih dia percayai, pada hari-hari terakhir ia bersekolah di sini.