Katanya, para perempuan yang kena tanda oleh orang-orang Elisha, sebelum mendapatkan tanda merah di masker yang bisa orang-orang ketahui kalau mereka sudah ditandai oleh orang-orang Elisha itu. Mereka didatangi terlebih dahulu oleh orang-orang Elisha kemudian mereka disuruh untuk memakai lipstik, di bibir, lebih tebal, dari siapapun, setiap hari dan itu diberlakukan sejak hari pertama ujian kenaikan kelas sampai hari terakhir ujian, dan hal tersebut harus.
Saat hari pertama, perempuan-perempuan yang didatangi, belum ada yang memakai pelindung mulut untuk menutupi bibir mereka yang WOW tersebut. Barangkali karena masih saking takutnya mereka dengan orang-orang Elisha.
Akan tetapi, pemandangan itu hanya bertahan sehari. Bukan besok dan besoknya mereka tidak memakai cat pemerah bibir itu lagi, mereka masih melapisi bibir mereka dengan lipstik sebagai simbol kepatuhan mereka pada perintah orang-orang Elisha, namun mereka juga memakai masker untuk menutupi bibir mereka yang sengaja dibuat memalukan tersebut.
Kemungkinan kuat, tekanan mereka karena ditertawakan oleh siswa-siswi lain juga sama besarnya dengan kecemasan mereka terhadap orang-orang Elisha, jadi mereka mengenakannya.
Kemudian tidak bisa dipungkiri pula, penampilan para perempuan bermasker itu banyak sekali menarik perhatian warga sekolah. Apalagi hal tersebut terjadi saat ulangan kenaikan kelas. Guru-guru BK sebagian besar juga sempat mengundang mereka ke ruangan untuk dimintai keterangan.
Namun setelah itu, perempuan-perempuan tersebut dibebaskan tanpa syarat dan tidak dikenai sangsi karena ada keadaan yang lebih penting. Itu akan mengganggu jadwal ujian mereka jika sekolah memberi hukuman.
Aku juga heran kenapa mereka sangat menaati perintah itu. Maksudku, yang menyuruh mereka adalah orang-orang yang juga seumuran dengan mereka, kenapa mereka mau? Dan istimewanya lagi, tidak ada satupun dari mereka yang kudengar melawan.
Dan tentu saja aku juga mau tahu bagaimana mereka-mereka yang disuruh oleh Elisha itu juga mau menuruti perintah Elisha.