"Di mana kertas-kertas tadi?"
"Ibu sedang memasukkannya ke dalam ranselmu."
Suaranya terdengar seperti sekumpulan sampah kertas yang dimasukkan secara paksa. Kami berada di area parkir bandara dan ibuku tengah memasukkan dokumen-dokumen ke dalam ranselku dan posisiku saat ini tengah membelakangi ibu, jadi aku tidak tahu apa yang sedang terjadi di sana.
"Apa kertas bunyinya memang seperti itu?"
"Kertasnya ibu simpan di tempat dokumen."
"Oh ..."
"Saat sudah sampai nanti, rapikan lagi dan staples."
Tak lama kemudian terdengar suara risleting tasku ditutup.
"Pinjam punya bibimu nanti. Ibu lupa merapikannya dan itu juga gara-gara kegaduhan yang kau lakukan sejak pagi tadi."
"Hehe."
Aku kemudian berpaling, kami berdua saling berhadapan. Aku memberikan senyuman pada ibu.
Ibuku menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum kecil melihat ekspresi anak perempuannya. "Cepat masuk ke dalam dan check-in," suruhnya. Setelah itu, Ibuku masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin, dan menjalankan mobilnya.
"Dah, Frida."
"Dadah, Mah. Ingat pakaianku, ya?"