Adopsi Cinta

SyerrilAuztin
Chapter #1

Perjanjian Pra Nikah

Kafe Romansa tidak terlalu ramai sore ini, aroma kopi dan beberapa makanan ringan menguar memenuhi udara. Aku duduk di dekat jendela, laptop yang terbuka di mejaku menampilkan laporan keuangan harus selesai hari ini juga.

Dengan rambut diikat rapi dan setelan baju formal, menegaskan citra profesionalku saat ini. Aku memang tidak butuh orang lain secara berlebihan untuk menopang hidup.

Seorang pelayan meletakkan satu gelas minuman di meja, kemudian menunjuk kursi kosong di hadapanku, mempersilakan seorang laki-laki duduk di sana.

Dia tinggi, tampan, sesuai dengan nama Reyhan Abyasa yang selalu dibanggakan Papa kemarin-kemarin. Nama itu juga sudah kukenal dari berkas-berkas dokumen rekomendasi klien. Da mengangguk, tersenyum tipis, canggung, terkesan formal dipaksakan. Bukan senyuman terlalu manis yang membuatku meleleh penasaran.

"Kamu, Dinda?" tanyanya memulai percakapan.

Aku mengangguk. "Iya, saya Adinda Gilsha. Langsung aja silakan perkenalkan diri kamu."

Laki-laki itu mengangguk lagi, memperbaiki posisi duduk, kemudian bicara hati-hati. "Nama saya Reyhan Abyasa. Karyawan biasa di pabrik tekstil, dan saat ini sedang merintis usaha sendiri. Saya tahu kamu dari rekomendasi Ayah, dijodohkan lebih tepatnya."

Aku memberi isyarat cukup laki-laki di hadapanku ini memperkenalkan diri, kemudian aku mengeluarkan amplop cokelat dari tas. "Ini perjanjian pra-nikah kita. Saya harap kamu baca baik-baik dan menyetujui semua poin yang saya ajukan."

Aku sengaja bicara datar, tanpa sedikit pun ekspresi. Berharap pertemuan pertama ini tidak terkesan untuk Reyhan.

Reyhan mengambil amplop itu, terlihat kebingungan. "Perjanjian pra nikah? Maksudnya apa ini?"

"Baca saja. Kalau tidak setuju, ya sudah!"

Reyhan menatap amplop cokelat di tangannya, kerutan samar terbentuk di dahinya. Membuka amplop dengan hati-hati, mengeluarkan lembaran kertas berisi poin-poin perjanjian.

Matanya terbelalak membaca setiap kata dengan seksama. Sesekali ekspresinya berubah dari kebingungan menjadi terkejut. Lalu, menatapku dengan pandangan sulit ditebak. Sedikit tertekan, tapi berusaha untuk tenang.

Mau tahu apa isi perjanjian pra nikah itu?

Poin pertama:

Pernikahan ini murni kerja sama bisnis. Saya akan membantu Anda menyelamatkan bisnis, dan sebagai konsekuensi, Anda akan membayar hutang kepada saya secara cicilan bulanan. Dengan perincian setelah menikah.

Poin kedua:

Saya dan Anda sepakat untuk child-free, atau tidak memiliki anak. Kehadiran anak akan mengganggu pekerjaan serta bisnis. Saya tidak menginginkan anak, dan yakin Anda juga tidak memiliki waktu untuk mengurusnya.

Lihat selengkapnya