"Seperti yang sudah dijelaskan melalui telepon sekertaris Bapak tadi malam," Reyhan memulai pembicaraan, "kami ingin mengklarifikasi beberapa hal terkait kerjasama ini."
"Tentu." Pak Direktur mengangguk. "Silakan, Pak Rey."
"Istri saya, ingin memastikan beberapa poin dalam kontrak." Reyhan menatapku mempersilakan, yang kubalas dengan anggukan.
"Bu Dinda," Pak Direktur ikut menatapku, "Silakan ajukan pertanyaan Anda."
"Terima kasih, Pak," jawabku, kemudian tersenyum. "Saya ingin memastikan mengenai poin tentang..."
Aku menanyakan poin-poin yang ingin diklarifikasi terkait dengan kerjasama. Pak Direktur menjawab setiap pertanyaanku dengan sabar, menjelaskan sedetail mungkin. Terlihat Riana sesekali melirik ke arahku, kemudian ke dokumen yang sedang disimak bersama. Tatapan sekretaris cantik itu menyiratkan kekesalan yang entah apa artinya.
"Apakah ada pertanyaan lain, Bu Dinda?" tanya Pak Direktur setelah menjelaskan semuanya.
"Tidak ada lagi, Pak. Terima kasih atas penjelasannya."
"Sama-sama." Pak Direktur tersenyum tipis. "Semoga kerjasama kita berjalan lancar, Pak Rey."
Aku dan Reyhan berdiri, mengucapkan terima kasih sekali lagi kepada Pak Direktur sambil bergantian berjabat tangan. Saat ke luar ruangan, Reyhan sengaja merangkul pundakku.
"Gimana? Terbiasa presentasi sama klien, tadi gugup, nggak?" tanya Reyhan meledek.
"Lancar, kok," jawabku santai. Kemudian sedikit berbisik di telinga Reyhan. "Tapi, sepertinya Riana tidak suka deh kamu ngajak aku ke sini."
"Jangan terlalu dipikirkan. Yang penting, urusan bisnis kita lancar hari ini."
"Tetap saja rasanya agak aneh, Rey. Mengganggu profesional kerja."
"Lupakan saja." Reyhan mendahului aku menuju mobil. "Ayo makan siang. Aku traktir kamu, apa pun."
***
[Rey, aku pulang telat. Ini lagi di kedai, pengen mi level]
Setelah mengirim chat kepada Reyhan, aku duduk di bangku kedai sederhana, menunggu pesanan mi level datang. Aroma rempah dan cabai menguar, menambah rasa lapar.
[Kamu sama siapa?]
Balas Reyhan dua menit kemudian.
[Rere]
[Oke]
Tiba-tiba seorang cowok dengan rambut gondrong dan kaos oblong mendekati mejaku. Senyumnya agak mencurigakan.