ADVENTRIX

Cassandra Reina
Chapter #1

Clara

Kehidupan Clara baik-baik saja sebelum Serena, pekerja QiuTV yang berwajah manis dengan mata biru dan rambut hitam sebahu datang menawarkan petualangan seru seharga lima puluh ribu reed. Petualangan yang diidamkan kebanyakan remaja seusianya. Serena membualkan kereta api mewah nan canggih bernama Adventrix.

Melihat baju hitam-abu-abu berkilau yang saat ini dikenakan Serena saja, Clara tidak perlu meragukan lagi kebenaran cerita-ceritanya. Tapi, cara bicara Serena yang melengking bak tukang panci keliling itu yang membuat Clara merasa ingin jauh-jauh saja darinya.

Memang, Clara hanya gadis desa yang jangankan berpetualang, pasar desa adalah tempat terjauh yang pernah dia kunjungi. Biasanya dia hanya pergi ke sana untuk menukar sayur dan buah hasil panen dengan sekantong uang atau makanan pokok.

Di pasar, dia sering mengamati orang-orang yang menyerbu tengkulak atau penjual daging yang terkenal karena kecepatannya dalam memotong. Clara selalu merasa penampilannyalah yang paling sederhana, dengan rambut kemerahan yang dikuncir ekor kuda dengan pita ungu yang usang, rok selutut berwarna biru tua yang sudah jelas telah dicuci ribuan kali. Dan sandal tali cokelat yang sudah aus. Wajah mungil dan cantik miliknya sama sekali tidak menolong penampilannya. Buktinya, tidak ada yang sekedar menoleh memperhatikan saat dia datang—para pedagang di sini super sibuk sampai tidak punya waktu untuk menawarkan barang dagangannya. Para pembelilah yang mengejar-ngejar mereka!

Remaja seusianya biasanya jika tidak bekerja, masuk ke Nalx, satu-satunya akademi sihir di desa itu. Tapi Clara adalah satu dari sekian banyak orang yang tidak dikaruniai bakat sihir. Di satu sisi dia bersyukur, tapi di sisi lain, dia juga merasa iri. Bersyukur karena tidak sedikit penyihir yang membuat masalah besar karena memanfaatkan kekuatannya untuk hal-hal jahat dan berakhir di Pulau Damon, penjara para penyihir. Iri karena tidak banyak yang bisa kau banggakan dari menanam tomat, cabai, dan strawberry, memanen, lalu menjualnya di pasar—Clara bertugas mengurus kebun keluarga seluas lima ratus meter persegi. Karena Fris, ibunya yang sakit-sakitan hanya bisa terbaring lemah di ranjang, dan ke mana pun pergi, harus ada yang menggendongnya—ini tugas Made, kakak laki-lakinya. Kaki Fris lumpuh sejak setahun lalu karena terjatuh di hutan saat sedang mencari kayu bakar. Bob, ayah Clara adalah seorang pembuat batu-bata.

Ini sudah ketiga kalinya dalam seminggu Serena datang menuntut jawaban. Barangkali dia berpikir jawaban Clara bisa berubah jika dia datang lagi. 

"Bagaimana, Clair?" Sekarang suaranya jauh lebih sopan. Tapi malah mengingatkan Clara pada orang-orang dari Akademi yang menyatroni sekolah umum untuk mencari murid agar mau mendaftar ke sekolah tinggi mereka, karena dibuka juga jalur Penyihir Abu-Abu—Clara lebih suka menyebutnya Abal-Abal. Sebab menurut promosinya, ada beberapa jenis sihir yang bisa dipelajari orang non sihir, dengan tongkat sihir khusus tentunya yang harganya setara dengan harga viola. Sihir-sihir ringan itu meliputi : memanggil hujan, menghilangkan benda, serta melakukan transmutasi skala kecil—mengubah bentuk benda mati menjadi benda mati lainnya. 

"Tidak," tegas Clara sudah tidak bisa memasang wajah kesal pada Serena. Sebab tekad kuat gadis kota itu sekarang membuatnya merasa kasihan. Memangnya berapa uang yang didapatkan Serena jika dia berhasil menarik Clara masuk ke dalam Adventrix—kereta api supermewah tempat di mana petualangan itu akan dilangsungkan?

Kalau mendengar fasilitas yang disebut-sebut Serena, lima puluh ribu reed yang harus dibayarkan di awal oleh setiap pax—sebutan untuk penumpang, singkatan dari kata 'passenger'—bahkan hanya bisa membeli satu porsi makanan di kereta itu, tapi sebagai gantinya, anggota itu harus siap menghadapi tantangan apa pun yang diberikan selama perjalanan—siap didokumentasikan dan disiarkan ke seluruh negeri.

Lihat selengkapnya