ADVENTRIX

Cassandra Reina
Chapter #10

Sang Penyihir

Karena percuma aku berdebat denganmu, pikir Tora. Dia menebak Clara bukan gadis yang gampang menyerah. Sementara waktunya tidak banyak. Lebih baik ketahuan satu orang daripada satu kereta. Bisa-bisa bakat yang telah lama dipendamnya itu tersiar ke seluruh negeri gara-gara masuk TV.

"Aku akan menjelaskannya nanti. Tapi sekarang, jangan ganggu konsentrasiku." Sekali lagi dia memperingatkan. Clara mengangguk setuju. 

Tora berpaling pada es putih itu, lalu memejamkan mata dan mulai mendapatkan penglihatan saat seorang laki-laki berbadan besar dan mengenakan mantel gelap, merapalkan mantera sambil mengarahkan tangannya keluar jendela saat kereta ini sedang berjalan, membangun terowongan es putih yang menjadi lorong bagi kereta ini untuk berpindah ke tempat lain. 

Tora membuka matanya. Itu artinya, penyihir itu tidak menggunakan penahan sihir apa pun. Dan dia mungkin masih di sekitar sini sekarang. 

"Bagaimana?" tanya Clara penasaran. 

Tora mengabaikan Clara. Gambaran yang didapatkannya tidak terlalu jelas. Dia bahkan tidak bisa melihat wajah penyihir itu. Segalanya samar-samar. Tora memejamkan mata lagi, berkonsentrasi. Gambaran yang kurang lebih sama muncul, kemudian pecah menjadi kabut hitam saat telinganya menangkap suara benturan benda metal. 

Tora membuka mata, melihat gerbong di belakangnya, lalu segera menarik Clara untuk bersembunyi. 

"Kau juga tidak menemukannya, kan?" tanya seorang pria. 

"Tidak." Itu suara Duncan. 

"Siapa yang membiarkan pintunya terbuka?" 

Terdengar suara pintu ditutup dan dikunci dari dalam. Clara yang tersentak, bermaksud keluar dari persembunyian, tapi Tora menahannya. Clara heran karena Tora menggeleng saat melihatnya.  

Clara membalasnya dengan tatapan menuntut alasan. 

"Dia pasti sedang membual mengatakan soal Butterfire itu. Dasar bocah sok pintar." 

Tora menghela napas kesal, mengepulkan asap putih di sekitarnya. 

"Sudah tidak usah dicari. Hey, ayo ke gerbong makan! Kita pikirkan cara lain sambil makan daging asap." 

"Ya. Aku akan menyusul." 

Tak lama kemudian, terdengar suara pintu yang dibuka. Tora mengintip siapa yang keluar. Dan tatapannya bertemu dengan tatapan Duncan. 

Tora keluar dari persembunyiannya. Duncan menghampirinya. "Kenapa nekat keluar?" 

Duncan melihat Tora, lalu Clara yang juga melihatnya. "Kau juga." 

Lihat selengkapnya