"Jadi sekarang kita harus mengantarkan makanan dengan obat tidur ke tempatnya."
"Dan harus memastikan dia yang memakannya." tambah Duncan.
"Masalahnya, dia itu yang mana?" Clara membuat Duncan dan Tara melihatnya.
"Aku tahu." Tora tiba-tiba saja punya ide. "Para penyihir pasti tertarik jika menemukan gelombang yang sama sepertinya."
"Gelombang?" ulang Clara
"Ya," jawab Tora. "Otak manusia memancarkan gelombang sesuai kondisi yang dialami. Delta, Theta, Alpha, Beta, dan Gamma. Delta muncul saat kita tidur tanpa mimpi. Theta saat kita berada dalam keadaan trans, sangat mengantuk, meditasi, atau tidur dan bermimpi. Alpha saat otak kita sedang beristirahat, melamun, atau berimajinasi. Beta dalam keadaan sadar, dan berdiskusi seperti sekarang ini. Dan Gamma muncul saat kita berada dalam kesadaran penuh yang berbahaya seperti takut atau terlalu panik. Tapi para penyihir lebih sering memancarkan gelombang yang berbeda. Lebih kecil dari 0.5 Hz. Di bawah Delta. Mereka menyebutnya gelombang Epsilon. Gelombang ini yang membuat para penyihir bisa memanfaatkan kekuatan supernaturalnya. Mereka memancarkan juga menerima gelombang ini dari lingkungan sekitar." Tora melihat Clara, lalu Duncan. "Singkatnya, itu membuat penyihir bisa menyadari jika ada penyihir lain di sekitarnya."
"Lalu, bagaimana bisa orang tuamu tidak menyadari keberadaanmu?" tanya Duncan.
"Mereka tahu. Tapi mereka mengira aku kehilangan kemampuanku setelah mengalami kecelakaan parah saat aku berumur tujuh tahun. Padahal, aku hanya sudah tahu bagaimana orang bisa menyembunyikan energi sihirnya." Tora melepas kalung yang dikenakannya. "Ini batu legalith. Batu yang bisa menyerap gelombang epsilon yang terpancar dari tubuhku. Maka saat aku mengenakan kalung ini, gelombang yang kupancarkan sama dengan manusia non sihir."
"Dan orang tuamu tidak tahu itu?" tanya Clara.
"Saat masih kecil aku menyembunyikan bongkahan kecil batu di balik perban pada kakiku. Jadi, mereka percaya saja aku sudah kehilangan kemampuan sihir. Lagipula, mereka tidak pernah berpikir anak sekecil aku memiliki pengetahuan tentang legalith apalagi menyembunyikannya. Mereka juga tidak pernah ada di sekitarku saat aku mengganti perban. Aku punya pengasuh sendiri yang bisa kukelabui dengan sedikit sihir untuk menyembunyikan batu itu. Jadi orang tuaku tidak pernah menyadarinya. Tapi saat usiaku bertambah, kekuatanku juga betambah. Aku memutuskan memakai kalung atau gelang dengan ornamen batu ini."
Clara mengamati lempengan batu berwarna hitam yang dirangkaikan pada tali berwarna hitam dan abu-abu yang kini ada di tangan Tora.
"Aku punya ide," lanjut Tora membuat Clara kembali melihatnya.
"Aku ingin memancing penyihir itu datang kemari." Tora melihat Duncan. "Aku akan melepaskan kalung ini dan melakukan sedikit sihir."
"Kau yakin dia pasti datang?" tanya Duncan.
"Jika dia ingin menjaga sihirnya tetap bekerja. Dia tidak akan mengizinkan penyihir lain mengacaukan pekerjaannya."
Clara memikirkannya.
"Saat dia datang, aku akan mengambil lagi kalung ini," ujar Tora.
"Ide bagus," ujar Duncan. "Kami akan meninggalkanmu sendiri. Untuk berjaga-jaga, agar dia tidak curiga saat kita melakukan rencana selanjutnya."
Tora mengangguk.