Aero school

Rain Dandelion
Chapter #3

MEMPERHATIKAN

"Dad, are you okay?" Turun dari rooftop, Ave justru menemukan ayahnya sedang berjalan menuju mobil di parkiran.

Tangan Melvion yang sudah menyentuh pintu mobil terhenti. Ia berbalik dan tersenyum menatap putrinya.

"I'm fine, baby ... Don't worry," ucapan Melvion justru membuat Ave semakin merasa bersalah.

"I'm sorry, Dad. Ave nggak bermaksud buka luka lama."

Melvion tertawa kecil, sembari menghela napas berat. Ia memegang kedua bahu putrinya lembut.

"Selesai Avelyn ... semuanya sudah tertinggal di masalalu. Kamu nggak salah, Dad bangga sama penampilan kamu. Dad aja yang selalu cemen kalau berkaitan dengan Mum," ucapnya sembari tersenyum menenangkan. Namun, selebar apapun senyuman Melvion, luka itu tak bisa di sembunyikan. Perpisahan Mum dan Dad masih menjadi hal terburuk di hidup Dad. Sampai sekarang.

Dan bodohnya, Ave justru membuka luka lama dengan menyanyikan lagu kesukaan Lilyana—Mum Ave dan Denan.

"And remember, babe. Dad masih punya kamu dan Denandra. So, don't worry ... Nggak ada alasan buat Dad berlarut dalam kesedihan." Melvion mengelus puncak kepala Ave lembut.

"Come on! Kamu udah jadi maba di sini, sekarang waktunya bersenang-senang. Besok Dad kembali ke Amsterdam, so ... Always happy, okay?" Melvion mencubit pipi Ave gemas, membuat Ave berusaha menarik senyuman manisnya. Menghargai usaha Melvion agar terlihat baik-baik saja.

"Okay, Dad pulang dulu," pamit Melvion memasuki mobilnya.

Sepeninggal Sang ayah, senyuman manis Ave luntur berganti senyuman sendu. Tapi tak bertahan lama, karena Amora tiba-tiba datang menghampirinya dengan heboh.

"AVELYN! Yaampun, dicariin dari tadi. Gue lolos! Oh my God! Kita bareng lagiii," ucapnya sembari melompat-lompat heboh.

"Akhirnya, do'a masuk WC ternyata manjur." Ave tertawa kecil, membuat Amora ngakak sendiri mengingatnya.

"Makan-makan, yuk! Gue yang traktir kali ini, mumpung lagi bahagia nih," ucap Amora semangat.

"Kita belum ambil almamater, btw." Ave mengingatkan, namun Amora tak menggubris. Justru dengan semangat menarik lengan Ave menuju mobilnya.

"Alah! Gampang nanti, yang penting udah lolos!"


***


"Ninggalin gue kan, lo!? "

Ave memasuki rumah dan langsung sewot melihat Denan yang sedang berbaring di sofa ruang tengah.

"Hehe, Sorry," ucap Denan sembari bangkit duduk.

Ave meletakkan tas gitarnya di meja dan ikut duduk di samping Denan.

Ave menoleh, menatap Denan sembari menghela napas kecil. "Sorry, kalo gue buat lo—"

"Ssshhtt!" Denan memotong kalimat Ave dengan meletakkan jari telunjuknya di bibir Ave.

"Lupain, ayolah ... Gue nggak cocok jadi manusia serius. Jadi, lupakan sejenak dan sekarang waktunya bersenang-senang," ucap Denan dengan tawa andalannya, membuat Ave ikut tersenyum tipis.

Saudaranya itu, selalu pintar menutupi kesedihannya.

"Makan yuk, Ave. Laper gue." Denan berlagak merenggangkan tubuhnya.

"Gue baru aja makan di luar, ditraktir Amora," ucap Ave mengundang tatapan terkejut Denan yang di lebih-lebihkan.

"Really?? Gue di sini kelaparan nunggu lo pulang, lo nya udah kenyang, makan geratis? Teganyaaa." Ave menatapnya malas, bukan Denan namanya kalau tidak lebay.

"Lah, siapa suruh nungguin gue. Makan tinggal makan, Bi Ani udah masak kan?"

"Pengin masakan lo ...." Denan menampilkan cengiran tanpa dosanya, sedangkan Ave menatapnya datar.

"Masak air aja gue nggak becus, Denan."

"Eh! Lo waktu itu pernah masakin gue mie goreng, kan. Enak banget sumpah! Masakin lagi, dong! Ntar Dad pasti bangga banget kalo tau masakan lo enak."

Ave memutar bola matanya malas.

"Lo kalau mau ngehina gue langsung aja deh, nggak usah pake intro." Ave bangkit dari duduknya, sedangkan Denan tertawa keras. Padahal dirinya benar-benar memuji masakan Ave yang enak, meskipun hanya sekedar mie goreng.

"Ini loh ..., makanan udah banyak, tinggal makan. Lo malah milihnya mie goreng," ucap Ave ketika melihat meja makan yang sudah tersaji masakan Bi Ani. Ia menoleh ke arah Denan yang menampilkan cengiran tanpa dosa.

Ave mendengus kecil. Ia berjalan malas menuju dapur.

"Sini bantuin! Jangan dapet enaknya aja, lo!"

Lihat selengkapnya