Aero school

Rain Dandelion
Chapter #6

SI KECIL YANG TERLUKA

11 tahun yang lalu

Dua bocah kembar non identik terlihat berjalan bersama sembari bergandengan tangan.

"Dad sibuk banget, ya. Nggak mau nganterin kita," ucap bocah perempuan sembari menjilat eskrim di tangan kanannya.

"Nggak papa, kan ada aku ..., tuh! Butiknya Mum udah keliatan," jawab si bocah lelaki sembari menunjuk bangunan putih di seberang jalan.

Mereka berjalan dengan semangat. Di tangan kiri bocah lelaki yang tak lain adalah Denan, tergenggam selembar kertas ulangan dengan nilai sempurna—milik Avelyn, hendak dipamerkan kepada ibu mereka.

Pulang sekolah tadi, Ave kecil semangat sekali menunjukkan kertas ulangannya kepada Dad yang berada di ruang kerja. Ia merengek meminta diantar ke butik Mum. Namun ternyata Daddynya sedang sibuk, dan menyuruhnya pergi bersama Bi Una.

Dan Denan mengajak Ave agar pergi berdua saja ke butik Mum. Toh, butik Mum tidak jauh dari rumah, mungkin hanya perlu limabelas menit berjalan kaki. Ave tentu menyetujuinya, ia dengan semangat menarik lengan Denan agar bergegas keluar rumah.

Dan di sini lah sekarang mereka berada, di seberang jalan tepat butik Mum berada.

"Yok, nyebrang!" Ajak Ave ketika melihat lampu lalu lintas berubah menjadi merah. Bocah delapan tahun itu berlari menyebrang dengan semangat, Denan menyusul di belakangnya.

"Eh! Aduh ...," keluhnya ketika kertas ulangan Ave terlepas dan terbang jatuh di belakangnya.

"Kamu duluan, Ave." Denan kembali berjalan ke belakang untuk mengambil kertas ulangan milik Ave.

Sedangkan Ave tertawa senang ketika berhasil sampai di seberang jalan. Ia berbalik, hendak memanggil saudaranya yang terlihat tersenyum sembari mengangkat kertas ulangannya. Belum sempat Ave berteriak memanggil, ada seorang lelaki dewasa dari belakang Denan yang berlarian panik kearahnya sembari berteriak AWAS!

Ave bingung, ia menoleh dan ternyata ada sebuah mobil melaju kencang ke arah Denan disaat lampu lalu lintas masih menyala merah.

"Denan!! Awass!!" Ave kecil berteriak histeris.

Lelaki dewasa itu sempat meraih lengan Denan, namun terlambat. Tubuh Denan tertabrak mobil dengan keras membuatnya terlempar beberapa meter dan cengkeraman lelaki dewasa itu terlepas, tubuh lelaki ikut terpental ke pinggir jalan. Ia ikut terluka, namun tak separah Denan yang pendarahan hebat di kepalanya.

Sedangkan raga Ave seakan ikut terjatuh bersama kembarannya. Nafasnya terasa sesak, tubuhnya menegang dan pandangannya kosong menatap darah Denan yang terciprat di pakaiannya. Tangannya bergetar mengangkat kausnya yang basah oleh noda merah.

Waktu itu Ave terlalu kecil untuk dapat mencerna semuanya. Ia hanya pasrah ketika ada seseorang yang membawa serta dirinya ke rumah sakit.

Dunianya seakan di renggut paksa bersamaan dengan nyawa Denan yang sedang di ujung tanduk.

"Semua ini gara-gara dia, Lilyana!!"

"Melvion! Are you crazy?! Kenapa kamu menyalahkan seseorang yang jelas berusaha menyelamatkan anak kita? Dia juga ikut terluka demi Denandra!!"

Bahkan, Ave tidak menangis ketika kedua orang tuanya justru bertengkar disaat dirinya masih syok berat.

Oh God, saat itu Ave hanyalah bocah delapan tahun yang baru saja menyaksikan kecelakaan mengerikan di depan matanya sendiri, kenapa orangtuanya justru bertengkar dengan masalah yang tidak Ave pahami sama sekali?

Waktu itu, Ave memang masih terlalu kecil untuk memahami semua. Jika selain terancam kehilangan Denan, saat itu juga adalah awal dari hancurnya keluarga kecil mereka.

Air matanya baru menetes, ketika dokter keluar dari ruang UGD dan menyampaikan kabar buruk.

"Pendarahan di kepala pasien sangat parah, hanya 5℅ peluang yang bisa di harapkan untuk selamat." Ave kecil menatap kedua orang tuanya yang juga menangis dan saling menyalahkan diri.

Kaki kecilnya melangkah menuju pintu UGD, ia berjinjit agar dapat mengintip di pintu bagian kaca. Ave masih berumur delapan tahun, tapi ia mengerti maksud ucapan sang dokter.

Bahu kecilnya terguncang hebat karena isakannya.

Denandra..., saudaranya, kapanpun bisa tiba-tiba meninggalkannya.

"Denan, jangan pergi.... "


Lihat selengkapnya