Aero school

Rain Dandelion
Chapter #24

VANKA, ARE YOU OKAY?!

"Nih, liat," ucap Vanka menyodorkan sebuah laptop dengan layar menyala ke arah Ave.

Ave beranjak duduk di samping Vanka, mengambil laptop tersebut. Karena ruangan dance adalah ruangan luas tanpa ada perabotan apapun, jadi mereka berdua duduk menjeplak di lantai.

Ave menatap layar laptop di hadapannya.

"Wow ...," gumamnya mengernyit kagum.

Di hadapannya, nampak semua percakapan Clareety dengan seseorang yang lagi-lagi membahas tentang ajakan untuk bertemu. Dan kali ini, Ave di hadapkan dengan jelas riwayat chatting Clareety yang begitu aneh dan misterius.

Banyak kata 'sudah dikirim', 'ambil di tempat biasa', 'Kalau ketahuan tahu akibatnya'. Semua itu seperti mengandung makna tersirat yang membuat Ave semakin penasaran dan meyakini kalau hal ini adalah hal yang sangat serius. Apalagi melihat nomor yang dipakai Clareety dan lawan bicaranya bukanlah nomor telepon sembarangan.

" Lo minta tolong sama siapa? Setahu gue lo nggak bisa nge-hack? Lagipula dilihat dari nomornya, ini bukan sembarang nomor, kan? Nomor dengan keamanan tingkat tinggi yang tentu nggak mudah buat dibajak." Ave menatap Vanka penasaran.

"Tentu bukan gue yang ngurus hal ini, gue minta bantuan sama orang." Bertepatan dengan itu, ponsel Vanka berdering menampilkan nama Jasmine di atas layarnya. Vanka tersenyum kecil, mengangkat panggilan video dari Jasmine.

"Hallo Abang ... " sapa gadis itu ceria.

"Hai, Babe," sapa Vanka balik dan mengarahkan kameranya ke arah Ave.

"Hai, Jasmine," sapa Ave terlebih dahulu.

"Halo Kak Ave, hayooo Kak Ave lagi ngapain sama ayang aku? Berduaan pulaa." Jasmine berlagak memicingkan matanya, membuat Ave tersenyum kecil.

"Vanka lagi selingkuh sama gue, gimana? Nggak papa, kan?"

"Ngomongnya .... " Vanka menatap Ave sewot, meskipun tahu kalau Ave hanya bercanda.

Jasmine justru tertawa renyah. "Aduuh, jangan lah kalo sama kak Ave."

"Kenapa emang?" Ave terkekeh heran.

"Minder lah! Kak Ave mau dilihat dari manapun jelas nggak bisa dijadiin saingan, nggak perlu mikir dua kali aku udah kalah telak, huhuhu," ucap Jasmine dramatis.

"Kalo sama yang lain, gimana?" Vanka iseng bertanya membuat Jasmine memberi pandangan tajam kearahnya.

"Kalo sama yang lain, gampang! tinggal aku bunuh di tempat! Sekalian sama Bang Vanka juga," jawabnya garang. Vanka tertawa kecil.

"Ngeri juga, lo," sahut Ave menggeleng-geleng kecil.

"Eh, kalian udah selesai belom ngobrol pentingnya? Aku ganggu nggak?" tanya Jasmine membuat Ave mengernyit.

"Kok lo tahu, gue sama Vanka lagi ngomongin hal penting?" tanya Ave heran, sedangkan Jasmine terlihat tertawa cekikikan.

"Jelas aku tahu banget, dong!" Jasmine tersenyum bangga.

Ave masih mengernyit, apa maksud senyum bangga bocah ini, heh?

Ave menatap layar HP dan Vanka yang juga tertawa kecil secara bergantian sebelum menyadari sesuatu.

"Hah? Jadi lo, Jas, yang bantuin Vanka bobol nomor ini?" tebak Ave yang semakin membuat Jasmine tertawa bangga. Ave melongo sesaat.

"Kok bisa? Ini keamanannya tinggi banget loh, gimana lo nembus enkripsinya?" Ave benar-benar terkagum-kagum dengan fakta baru ini.

"Semuanya mudah kok, kak, kalo tahu caranya," jawab Jasmine masih membuat Ave menggeleng-geleng takjub.

"Diajarin bapaknya dia nge-hack kayak gitu."

"HAH?!" Sekarang Ave benar-benar menganga mendengar perkataan Vanka.

Ayolah, seorang Jasmine yang bisa bobol nomor misterius saja sudah fakta yang mengejutkan baginya, apalagi dengan kenyataan kalau dosen jawanya itu yang mengajarinya? Ini sungguh di luar nalar!

"Hihi, iyaa Bapak yang ngajarin aku." Jasmine masih cengengesan, memamerkan keahliannya.

"Yaudah, lanjutin deh. Aku niatnya cuma mau ganggu doang, sih. Babay, Kak Ave ... Udah dulu ya, Bang Vanka, nanti call lagi loh kalau udah selesai."

Lihat selengkapnya