Aero school

Rain Dandelion
Chapter #26

BERHENTI EGOIS

Ketika sampai di rumah, Ave tergesa memasuki rumah. Berharap segera menemukan sosok yang dicarinya.

Ave membuka kamar dan ruang kerja Melvion, namun sama sekali tidak menemukan keberadaan Melvion.

Apakah Melvion memilih pergi tanpa menunggu Ave pulang?

Seketika perasaan takut Ave membesar, bercampur rasa panik. Dia tidak siap sendirian dalam keadaan ketakutan seperti ini.

"Dad .... "

Kaki Ave melangkah menuju ruangan di samping kamarnya. Ruangan walk in closet dengan beberapa lemari berisi aneka macam pakaian hasil rancangan Lilyana.

Ruangan yang tak pernah mereka masuki namun tetap bersih dan rapi, meskipun pemiliknya telah lama meninggalkan.

Rovero setia di belakang Ave. Bahkan dirinya ikut terdiam ketika Ave mematung di ambang pintu ruangan tersebut.

Ayahnya ada di hadapannya sekarang.

Ayahnya tidak pergi meninggalkannya.

Dan melihat apa yang sedang Melvion lakukan membuat hati Ave berdenyut sakit.

Melvion tengah membuka lemari gantung kecil yang berisi semua pakaian ulang tahun Ave dan Denan sewaktu kecil. Pakaian yang Lilyana buat khusus untuk ulang tahun sang buah hati di setiap tahunnya.

Dan Melvion tengah menyentuhnya satu persatu dengan pandangan menerawang. Dari baju terkecil ketika mereka berumur setahun sampai baju mereka di ulang tahun ke-8 dan berakhir di baju mereka untuk ultah ke-9, namun tidak sempat untuk merayakan dan memakainya.

Sepasang gaun dan kemeja yang telah dirancang namun keluarga mereka terlanjur berantakan sebelum sempat sikembar memakainya.

Tidak ada perayaan ultah yang ke-9.

Dan tidak ada perayaan apapun. Sampai sekarang.

Pandangan Melvion beralih menatap beberapa foto ulang tahun sikembar yang dipajang di sudut dinding. Tangannya tergerak mengambil figura yang berisi foto sikembar di saat ulang tahun yang ke-5. Hanya foto Ave dan Denan. Saling merangkul, tersenyum lebar, polos, dan bahagia.

Setelahnya, apa yang terjadi?

Melvion menangis. Tanpa suara. Namun bahunya sampai terguncang hebat.

Dan penyesalan terbesar Melvion, masih menguasainya sampai detik ini.

Ia menangis dengan tertahan. Sampai tak menyadari kalau putrinya di ambang pintu, ikut terisak bersamanya.

"Dad .... " lirih Ave tersendat-sendat.

Sekarang Ave paham, sangat memahami bagaimana perasaan Melvion selama ini.

Melvion masih menyesalinya, tentang kebahagiaan mereka yang tak pernah berhasil ia pertahankan.

Melvion bukannya masih mencintai Lilyana, dia hanya tidak ingin terlihat mengenaskan di hadapan musuh yang berhasil merenggut kebahagiaannya.

Lihat selengkapnya