"Hei, bangun, Kak Ave .... "
Dua hari kemudian. Pagi Ave di hari libur harus terganggu ketika seseorang menepuk-nepuk pipinya jam 7 pagi. Ave menggeliat tak nyaman sebelum membuka mata dan menemukan Jasmine sudah duduk di pinggir ranjangnya.
"Ngh? Ngapain lo jam segini? Hari libur, Jas. Ganggu aja." Ave kembali menarik selimut sampai menutupi kepalanya.
"Ish. Kak Ave ... Bangun! Aku ada info baru, penting Kak." Jasmine kembali menggoyang tubuh Ave membuat Ave membuka lebar kedua matanya. Ia menyingkap selimut dan beranjak duduk.
"Hm?? Vanka udah sadar?" Pertanyaan Ave justru membuat Jasmine menghela napas.
"Bang Vanka belum ada perubahan sama sekali," gumamnya dengan raut sedih.
"Tapi, aku baru aja nemuin sesuatu," lanjutnya sembari mengambil laptop di dalam tas selempang yang dibawanya.
"Gue cuci muka dulu." Ave beranjak ke kamar mandi, meninggalkan Jasmine yang sudah sibuk membongkar file yang tersembunyi dalam laptopnya.
Beberapa saat kemudian Ave sudah duduk di samping Jasmine dengan muka yang lebih segar.
Jasmine mengarahkan layar laptop ke hadapan Ave. Ave terdiam. Menatap lamat-lamat layar yang menampilkan video singkat dari CCTV tempat Vanka kecelakaan.
"Sekarang aku tahu Kak, mereka penjahat apa," ujar Jasmine pelan. Ave meliriknya sembari mengernyitkan alis. Penjahat apa?
"Narkoba." Jawaban Jasmine membuat Ave membeku. Sebenarnya Ave sudah menduganya sejak awal namun belum juga mendapatkan kebenaran yang jelas.
"Dari beberapa CCTV terdekat yang bisa aku retas, sempet ngerekam beberapa dari mereka yang saling bicara menggunakan kode. Dan aku paham beberapa kode mereka itu tentang narkoba."
Yang mengherankan. Dalam pengawasan tangan cerdik Jasmine, kenapa Clareety tidak pernah muncul lagi dalam markas mereka. Itu yang selalu Ave pikirkan.
"Lo tau apa yang mereka cari?" tanya Ave menunjuk layar laptop yang menampilkan rekaman CCTV dimana para lelaki dewasa berpakaian hitam yang bersikap ganjil di pinggir jalan. Berkali-kali mereka tertangkap kamera CCTV sedang memeriksa pinggir jalan letak jurang tempat Vanka kecelakaan. Bahkan ada yang sampai turun ke dalam jurang.
Jasmine menggeleng sebagai jawaban.
"Barang bukti. Waktu itu Vanka bawa kabur barang bukti yang gue duga berisi rekaman transaksi narkoba mereka. Tujuan mereka ngejar Vanka sampe celaka pasti buat ngilangin bukti. Dan kayaknya barang bukti itu belum sepenuhnya hilang, makannya mereka masih berusaha cari sampai sekarang," ucap Ave berusaha menganalisis sesuai insting dan beberapa kejadian yang dipahaminya.
"Terus sekarang Kak Ave mau gimana?" tanya Jasmine lesu. Ia sebenarnya sudah mulai takut menghadapi segala hal yang terjadi beberapa hari ini.
"Apa lagi? Ikut cari barang bukti lah," jawab Ave santai. Kontras dengan Jasmine yang langsung melotot tak santai.
"Ish Kak, jangan lahhhh. Udah berhenti aja berurusan sama orang-orang ini, mereka nggak sungkan bawa senjata loh, Kak." Jasmine berucap dengan sedikit panik.
Ave tersenyum tipis. Ia bangkit dari duduk dan beranjak mengambil sesuatu di dalam laci lemari.
"Nih, liat." Ave melempar sebuah album foto ke hadapan Jasmine.
Di dalamnya terdapat banyak foto Denan dan Ave semasa kecil. Ada yang di Indonesia bersama kedua orangtua lengkap, ada juga yang di luar Negeri setelah berpisah dari ibu mereka.
Jasmine terpaku ke beberapa foto si kembar yang menarik perhatiannya. Disana mereka masih berumur sekitar 7 tahun, di lapangan luas dan mengendarai kuda dengan begitu lihai.
"Woaahh!" Dan yang paling membuat Jasmine melongo, ada beberapa foto si kembar yang sedang latihan memanah dan juga sedang membawa pistol.
"Dulu semenjak umur gue 6 tahun, gue sama Denan sering berlibur ke rumah teman Dad di Perancis. Dia seorang tentara. Dan karena permintaan dari Dad, kita sering diajarin cara menggunakan pistol dan senjata tajam dengan benar. Sampai benar-benar diajarin banyak cara untuk pertahanan diri dengan senjata-senjata itu waktu kita udah remaja. Jadi lo tenang aja, Jas. Gue nggak akan berani ikut campur hal beginian kalo gue nggak benar-benar mampu. Sekarang tugas lo awasin tempat-tempat penting dan lindungin privasi kita, selain itu biar gue yang urus. Bisa kan?"
Jasmine menggigit bibirnya cemas. Kenapa ucapan Ave justru terdengar seperti pertanda kalau ke depannya mereka akan mendapat kejutan yang lebih mengerikan?
Okay okay, Jasmine akhirnya mengangguk pasrah. Terserah lah Ave mau melakukan apa. Lagipula tampang Ave selalu terlihat meyakinkan dalam hal apapun.
"Okay, jam lima sore. Gue akan ke tempat itu, semoga aja nggak kepapasan sama mereka."
"HAH?! SORE INI? LANGSUNG?"
"Hm, lo awasi aja dari CCTV terdekat." Ave mengangguk yakin.
Jasmine menelan ludah. Kenapa level menegangkannya naik begitu cepat.
"Haarrghh ... Ampun dehh ... " Jasmine mengacak-acak puncak kepalanya yang tertutup jilbab. Tolonglah, siapapun. Bilang ke dirinya kalau ia sedang menjadi tokoh utama dalam film aksi yang selalu menang kapanpun itu. Semoga saja.
"Tenang aja, ntar gue ajak lo liburan kemanapun kalau masalah ini berhasil ditangani."
***
Ave sudah rapi dengan kaos putih dan celana jins hitam, ia juga mengenakan topi hitam di kepala. Tak lupa tangannya menenteng jaket kulit hitam yang belum ia pakai. Kenapa harus sekali tema-nya hitam-hitam? Karena biar outfitnya tidak keluar dari konteks yang sedang di jalankan.
Tiba-tiba handphonenya berdenting berkali-kali, banjir notifikasi dari Whatsapp dan Instagram membuat Ave segera menyalakan handphonenya.
Yang pertama ia buka adalah grup chat satu-satunya yang ada di Whatsapp. Grup kelas gitar yang berisi 80 member dengan satu admin yang tidak pernah nongol, hanya menyimak dan mengiyakan segala pendapat. Siapa lagi kalau bukan dirinya sendiri. Itu karena Ave tidak mau masuk grup kalau bukan dirinya yang jadi admin satu-satunya, jadi ia bisa bersikap sesuka hati :D
Dan yang membuat Ave heran, sebelum dirinya menjadi satu-satunya admin, geng Denan dan juga geng C ternyata ikut menjadi anggota grup padahal bukan angkatan mereka.
KELAS PAK ROBY AL-JAWI
REGANO : send a picture (postingan Denan dengan perempuan) OMAYGAT GILA! APA-APAAN INI KAWAN?!
ROVERO : Waw, dia dapat cewek di sana?
AMORA : WOILAH! kemarin Ave, sekarang kembarannya ikutan punya ayang? Gimana maksudnya hah?!!
NINDYA : yaampuuunnn!! Perfect couple bangettt!