Aero school

Rain Dandelion
Chapter #35

FAILED!

"Kak Ave udah di sana?"

Suara Jasmine terdengar dari earphone di telinga Ave, yang sudah terkoneksi dengan Jasmine yang berada di rumahnya.

"Hm, lo liat gue nggak?" Ave menatap sekelilingnya, mencari kamera CCTV terdekat.

"Mmm, nah! Atas Kak Ave, arah jam dua." Jasmine memberi petunjuk, membuat Ave dapat menemukan kamera yang memantau pergerakannya.

Ave bergegas menuju pinggir jalan. Melongokkan kepalanya ke bawah dan menatap jerih jurang yang meskipun tidak terlalu dalam tetap terlihat mengerikan.

Bagaimana caranya untuk turun? Dirinya tidaklah sama dengan komplotan penjahat itu yang membawa alat-alat yang dibutuhkan.

Ave menatap sekitarnya dan menemukan jalan pintas. Ada sebuah pohon tumbuh di dasar jurang namun tingginya sampai muncul ke permukaan jalanan. Ave segera berlari kecil kesana. Keluar dari pembatas jalan dan melompat ke salah satu dahan terdekat, beruntung pohon itu berbentuk lurus tanpa banyak dahan, membuatnya mudah untuk meluncurkan tubuh sampai ke bawah.

Hup! Kaki Ave berpijak mantap di dasar jurang, kembali menatap sekelilingnya. Bekas ledakan motor Vanka masih ada. Ave segera mendekatinya, memeriksa sekitar.

Seharusnya jika Vanka kabur membawa barang bukti, hilangnya tidak akan jauh dari posisi Vanka celaka. Jika para komplotan penjahat itu tidak bisa mendapatkannya, maka dirinya lah yang harus berhasil menemukannya. Tapi di mana?

Dan hal buruknya adalah, Ave bahkan tidak tahu berbentuk apa barang bukti tersebut. Ave berusaha mencari benda-benda seperti flashdisk, kartu memori atau apapun yang mencolok dan memungkinkan untuk menyimpan video. Namun nyatanya nihil, mata tajamnya tak menemukan benda apapun selain semak berduri.

Sampai langit telah benar-benar gelap, Ave akhirnya menyerah. Tidak mudah menemukan barang yang tidak jelas bentuknya seperti apa. Apalagi sekitarnya sudah gelap, hal itu selalu menjadi kelemahan Ave.

Ave kembali menaiki pohon—dengan segala perjuangan, tanpa membawa hasil apapun.

"Kak Ave, dapat sesuatu?" Suara Jasmine kembali terdengar ketika Ave berhasil muncul di permukaan jalan dengan susah payah.

"Failed, nggak dapat apapun," jawab Ave dengan napas tersengal.

"Yah ... Yaudah lah Kak, gak papa. Yang penting Kak Ave udah berusaha. Dari tadi aku cemas banget tauk." Sebenarnya Jasmine sudah gatal ingin bertanya sedari tadi, namun sejak awal Ave sudah memperingatinya agar tidak banyak bicara disaat Ave melakukan pencarian, supaya tidak mengganggu konsentrasinya.

"Yaudah Kak Ave, pulang. Udah malem."

Ave kembali berjalan ke arah motornya, misi pertamanya hari ini tidak mendapatkan hasil apapun. Saatnya pulang.


***


Ave baru saja menstater motornya ketika suara Jasmine kembali terdengar.

"Kak Ave! Satu kilo meter dibelakang Kak Ave, ada 3 motor kebut-kebutan, pengendaranya pake baju hitam-hitam." Suara Jasmine terdengar cemas. Dan benar, baru saja hilang ujung ucapan Jasmine telinga Ave dapat mendengar suara motor di kejauhan.

Ave dengan cepat tancap gas. Melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Ia berusaha tenang. Belum tentu mereka adalah orang-orang yang dirinya hindari, bisa saja cuma gerombolan pemuda yang kebetulan lewat sini.

Namun sayang, prasangka baiknya ternyata salah. Sudah tiga kelokan jalan Ave lewati dengan kecepatan penuh, tiga motor di belakangnya itu tetap mengikutinya.

"Aduh Kak Ave, hati-hati!" Jasmine memekik panik. Bocah satu itu ikut panik sembari berjuang mengendalikan beberapa CCTV sekaligus demi terus memantau pergerakan Ave.

"Jaraknya tambah deket! Aduh! Kak!!" pekik Jasmine lagi.

Lihat selengkapnya