Aero school

Rain Dandelion
Chapter #42

SIUMAN

"Wajah lo sok ngenes banget." Ave memasuki kamar Denan dan menemukan kembarannya itu tengah duduk di atas ranjang sembari melamun.

Denan terkekeh kecil sembari menggaruk pelan pelipisnya, hanya terdiam tanpa menjawab.

Ave duduk di sampingnya, dengan sebelah tangan memegang susu kotak blueberry kesukaannya.

"Ada apaan? Lo nggak nyembunyiin sesuatu dari gue, kan?" tanyanya lagi karena heran melihat si cowok stres tiba-tiba menjadi pendiam.

"Nggak lah," jawab Denan akhirnya.

Kini Ave yang gantian terkekeh kecil.

"Lo hidup sama gue dari kandungan, percuma lo bohong sama gue," sarkas Ave berhasil membuat Denan menghela napas.

Ave jadi semakin heran. Tidak biasanya Denan menjadi melankolis seperti ini, tidak cocok sekali kembarannya ini menjadi irit ngomong.

"Nggak ada apa-apa Ave, suer deh." Denan menampilkan cengirannya yang dijawab Ave dengan mencebikkan bibir.

"Yaudah lah kalau nggak mau cerita sekarang, gue tunggu sampe lo mau cerita ke gue," Kekeuh Ave membuat Denan tertawa kecil. Memang percuma ia menutupi hal apapun dari Ave, perempuan itu pasti langsung mencurigainya.

"Nanti pasti lo tahu sendiri, Ave."

Ave mendengus kecil, ia bangkit dari duduknya.

"Cepet lo siap-siap. Nggak usah pasang muka ngenes gitu lah, nggak pantes, miris gue lihatnya," ucap Ave memutar bola matanya malas.

Denan bangkit dari duduknya, mengambil jaket couple dengan yang dipakai Ave sekarang; oleh-oleh dari Denan.

"Nah kita jadi kelihatan cakep banget kan kalo kompak gini," ucap Denan ketika mereka melangkah bersama menuruni tangga.

Ternyata Regan, Rovero, dan Amora sudah menunggu di ruang tamu mereka. Ave mengernyit karena merasa tidak janjian dengan mereka untuk minta dijemput.

"Hehe, gue yang minta, lagi malas nyetir," celetuk Denan membaca ekspresi di wajah Ave.

"Oh, padahal gue kangen naik motor bareng lo," gumam Ave dan berjalan mendahului Denan, menghampiri Amora.

"Eh, beneran?" Denan melongo di tempat.

Kalian percaya? Denan benar-benar ngefreaz karena memang selangka itu ucapan Ave yang jujur merindukannya.

Denan bergegas kembali ke kamarnya untuk mengambil kunci motor.

"Kalian berangkat bertiga, gue sama Ave naik motor." Ia berseru ketika kembali menuruni tangga.

Ave yang gantian menepuk dahi melihat tingkahnya.

"Woilah! Lo yang nyolot minta jemput loh?" Regan balas berseru heran.

"Perdana woi, si Ave bilang kangen motoran sama gue. Dah sana kalian berangkat duluan."

Regan dan Amora kompak memutar bola matanya malas, masih selalu heran melihat Denan sealay itu. Sedangkan Rovero tertawa kecil, tak heran lagi melihat saudara kembar yang tak pernah terlihat seperti saudara, malah seperti kucing dan tikus yang kalau sedang sweet jadi terlihat serasi sekali.

Lihat selengkapnya