Sore ini, Rovero meneleponnya untuk mengajaknya jalan setelah tadi siang double date di rumah Ave.
Dan tentu Ave harus menolaknya dengan sedikit berbohong karena ia telah ada janji suatu hal dengan Jasmine.
"Eh, sorry, Rov. Gue ada janji sama teman."
"Teman? Teman lo siapa emang selain Amora?" balas Rovero di seberang sana, lelaki itu terdengar tertawa mengejek.
"Heh gue ngenes banget apa cuma punya Amora doang?" Ave berdecak kesal.
Padahal kenyataannya memang begitu, selain Amora siapa lagi teman dekatnya? Kalau teman biasa sih satu kampus boleh lah dianggap temannya.
"Mmm btw, tadi sebenarnya gue lihat chatting lo sama Jasmine, kenapa bohong?" Akhirnya Rovero memilih bertanya dengan jujur.
Hening, Ave bingung harus bagaimana.
"Emh, iya! Gue sebenarnya tadi chatting sama Jasmine, dan ini janjiannya juga sama Jasmine," ucap Ave sembari menghela napas kecil, menggaruk hidungnya yang tak gatal.
"Mau ngapain?"
Ayo otak, berfikirlah!
"Itu, mau beli kado buat Vanka! Iyaa, dua minggu lagi kan ultah tuh cowok. Jasmine minta tolong gue buat nemenin dia, mau buat surprise juga nantinya. Gue nggak ngomong Denan soalnya lo tahu sendiri lah mulut dia kek ember bocor, bisa ancur rencana kita. Eh lo malah tahu."
Mulus! Lancar sekali mulut Ave berbohong untuk yang kesekian kalinya.
Untungnya dua minggu lagi memang hari ulang tahun Vanka, Ave ingat karena Jasmine pernah mengatakan kekhawatirannya kalau Vanka belum juga bangun ketika ulang tahun. Syukurlah lelaki itu telah sadar dari komanya.
"Oh .., tumben si Jasmine minta tolong hal ginian sama lo?"
Ave mengumpat dalam hati. Kenapa Rovero jadi tukang kepo seperti ini? Menyebalkan.
"Mm mungkin dia tahu, kalo selera gue pasti bagus dan berkelas."
"Dih, pedenya ...."
Rovero tertawa kecil.
"Dah ya, Rov. Itu Jasmine udah jemput gue, sorry banget harus nolak ajakan lo. Janji deh besok free."
"Okay, hati-hati di jalan. Ingat nyawa kalo naik motor lo."
Ave hanya mencibir menjawabnya.
"Dah, see uu pacar."
"Wah, speechless gue Ave, haha. See u when i see u, Babe."