Aesthetic

Citra Mutiara
Chapter #3

3. Manusia batu

"Nek..." Randi berusaha membangunkan Neneknya yang masih tidur dengan pelan.

"Randi tinggalin uang di atas meja." Neneknya pun membuka matanya perlahan dan melihat cucu nya dengan mata yang sudah rabun.

"kamu mau sekolah?."

"iya nek, jaga diri nenek baik-baik ya." Randi pun mencium tangan nenek.

Ia pergi berangkat sekolah, meninggalkan rumah yang sederhana dan nyaman. Semua orang yang mampir kesana sering berkata bahwa mereka merasa sejuk disana. Semua itu adalah usaha Randi dan Neneknya.

Saat sampai di gerbang sekolah, Randi memakai kupluk jaketnya sampai menutup matanya. Ia melakukan ini agat ia terhindar dari masalah. Perlahan ia masuk ke sekolah, baru beberapa langkah dari belakang sudah banyak yang memanggil namanya.

"Randiiiiiiiii!!!", "I Love Youuuuu!!!", "Randi ganteng!!!".

Tanpa menengok kebelakang Randi berlari secepat mungkin berharap ia bisa lolos dari penggemarnya. Mereka siswi siswi dari Jurusan Tata boga dan Tata Busana. Akhirnya ia sampai di Bangunan Multimedia, dimana jurusan Lain tidak bisa lewat.

Sekolah ini terdiri dari empat bangunan. Bangunan pertama ada di jajaran paling depan dan merupakan bangunan paling Luas karena disana terdiri dari Kantor, Ruang guru, TU, Perpustakaan, dan Kolam berenang khusus pelajaran Penjaskes. Bangunan ini satu satunya bangunan yang memiliki Balkon. Tangga nya ada diluar ruangan. Jadi, siapa saja bisa terlihat berada di Balkon.

Bangunan kedua adalah bangunan Jurusan Tata Boga. Siapa pun yang melewati bangunan itu pasti mencium bau makanan yang enak. Sedangkan bangunan ketiga adalah bangunan jurusan Tata Busana, disana tempat orang orang yang penuh gaya.

Yang terakhir paling belakang, bangunan jurusan Multimedia. Dulu disini tidak ada perempuan, tapi karena pergantian kepala sekolah,akhirnya kelas 10 mempunyai siswa perempuan dengan jumlah keseluruhannya 20. Mereka disebar ke 3 gugus. Kelas 11 juga mempunyai siswa perempuan dengan jumlah keseluruhannya adalah Satu, yaitu Citra yang saat ini duduk dikelas 11 Multimedia 3.

Dulu saat Randi kelas 10, ia adalah seorang ketua kelas. Ia harus melewati dua bangunan yang baginya mengerikan terlebih dahulu agar ia bisa pergi menuju ruang guru. Tidak jarang ia terluka karena dikerumuni para penggemar yang sering terlihat hilang akal saat melihat Randi. Ia memang pantas memiliki banyak penggemar karena dia dinilai laki-laki paling tampan disekolah.

Ia berhasil lolos dari para Fans menyebalkan tadi. Garis pembatas berwarna kuning selalu menyelamatkan nyawanya setiap hari.

Randi memasuki kelas nya dan langsung duduk di kursi paling belakang sebelah kiri. Ia merasakan sesuatu yang aneh dibangku miliknya.

Bau parfum cewek. Kata Randi dalam hati. Awalnya ia tidak menghiraukan hal itu, ia hanya melipat tangannya, menyenderkan tubuhnya ke kursi dan menutup mata.

"hai...aku Citra." Citra mengejutkan Randi, membuat Randi refleks berdiri dan menarik kerah baju milik Citra.

"kenapa Lu bisa disini?." kata Randi

"aku dari kemarin udah duduk disini. Karena Bangku kosong nya juga cuman ada disini." Citra tidak bisa melihat wajah Randi saat itu seperti apa, karna matanya tertutup kupluk jaketnya, ia hanya bisa melihat hidung mancungnya, juga bibirnya.

Saat sadar ternyata orang yang Randi angkat adalah seorang perempuan, ia pun menurunkan Citra dan kembali duduk seperti awal.

Sambutan yang sangat tidak menyenangkan. Dasar manusia Batu. Kata Citra dalam hati sambil memperbaiki kerah baju miliknya.

Bel masuk berbunyi, semua siswa sudah hadir saat ini dan Guru pun sudah masuk ke kelas mereka. Hari ini pelajaran pak Somad, wali kelas mereka. Tapi meskipun wali kelas, pak Somad terlihat killer bagi mereka pada saat jam pelajarannya.

Citra tidak bisa menyimak apa yang gurunya sampaikan kalau dia melihat bor. Ia hanya bisa menyimak dengan baik hanya jika ia mengandalkan telinganya yang tajam. Citra menyimpan kepalanya diatas meja. Akhirnya ia faham dengan apa yang guru jelaskan.

"Citra?! Kamu tidur?." pak Somad memanggil nama Citra dengan keras hingga Citra spontan mengangkat kepalanya.

"iya pak."

Jawaban Citra membuat semua siswa dikelas tertawa kecuali Randi. Randi tidak pernah mengubah posisinya sedikit pun.

"Kerjakan Soal didepan!." kata pak somad.

Citra pun mengerjakan soal yang pak Somad berikan di bor. Tanpa banyak melamun, Citra dapat mengerjakannya dengan lancar.

" wahh benar." pak somad dan anak anak bertepuk tangan. Lalu Citra kembali ke bangkunya.

"Oh iya Citra, bapak baru inget. Di Formulir pendaftaran kamu belum mengisi kolom eskul. Kamu mau ambil eskul apa?."

"Nanti Citra pikirin ya pak."

"baiklah. Kita lanjutkan soal ini..."

"Cit...ikut tim kesehatan sekolah aja. Tadi kan kamu ngobatin si Sandi." kata Dian berbisik sambil nengok ke belakang.

"oh oke sip."

"ada yang mau ditanyakan?." kata pak somad setelah selesai menjelaskan materi.

"Pak..." kata Citra dari belakang sambil mengangkat tangan kanan nya.

"iya cit? Ada yang ngga faham?."

"ehhe...bukan pak, Citra mau ambil eskul Tim kesehatan Sekolah."

"oh iya nanti bapak hubungi pembina nya."

Lihat selengkapnya