Katanya kasih sayang itu penting, ya?
Entah dalam membangun sebuah hubungan ataupun dalam mempertahankannya.
Ada yang berkata,
Kasih sayang adalah hal yang penting dalam sebuah keluarga—
Jika dalam keluarga tidak ada kasih sayang di dalamnya, maka keluarga itu tidak akan ada.
Tapi ... Apa keluarga ini bisa disebut ada?
--Afeksi--
Suara rintihan orang terdengar di mana-mana. Seorang Ibu yang sedang mengandung hanya bisa bersembunyi di dalam sebuah tong kosong dalam gudang sambil terus mengelus perutnya yang sudah besar karena kandungannya sudah ada di angka 9 bulan.
Air matanya terus menetes karena rentetan kejadian yang tidak terduga ini. Seluruh keluarganya sedang dibantai oleh seseorang dan dia hanya bisa berdiam diri didalam tong ini demi menyelamatkan anaknya.
Teriakan kesakitan keluarganya dan rasa sakit di perutnya karena tempat yang sempit ini terus menekan perempuan itu. Ini bukan keinginannya, melainkan keluarganya.
Keluarganya yang meminta dia untuk bersembunyi dan menyelamatkan anak yang ada di dalam kandunganya. Bagaimanapun juga mereka harus selamat, itu kata keluarganya.
"Sialan! Cepat beritahu di mana dia?!" Teriakan seseorang membuat perempuan hamil itu makin bergetar dalam tempat persembunyiannya.
"K-kami sudah me-ngirimnya per-gi," ucapnya dengan tertatih. Itu suara Ibu perempuan hamil itu.
Karena geram. Laki-laki itu mengambil pistol di dalam sakunya dan tidak memerlukan waktu lama, kepala orang-orang yang ada di sana telah tertembus oleh timah panas yang diluncurkan olehnya.
Perempuan hamil itu hanya bisa menutup mulutnya. Menahan isakannya karena kehilangan seluruh keluarganya hari ini.
"Aku akan menemukanmu Naya, akan kupastikan itu!" Dia bergegas ke luar dari gudang yang kini penuh dengan mayat itu. Dia harus menghapuskan segala buktinya dengan membakar rumah ini dengan segera.
Dia sudah menyiapkan agar kebakaran yang terjadi di rumah ini terlihat seperti kecelakaan, bukan kesengajaan. Dia juga sudah memastikan jika mayat-mayat itu akan hangus terbakar jadi tidak akan bisa dilakukan autopsi. Dengan hal itu semua, maka tidak akan ada yang mencurigai jika hal ini adalah kesengajaan.
Si perempuan hamil, Naya, ke luar dari tempat persembunyiannya. Dia melihat seluruh keluarganya mati tertembak tepat di bagian kepalanya. Ibu, Ayah, Adik, Kakak, Nenek, Keponakan dan yang lainnya. Semuanya sudah tidak ada, semuanya sudah meninggal. Menyisakan dirinya dan juga anak yang dikandungnya saja. Tidak ada yang lainnya.
Baru saja Naya hendak pergi ke arah Ibunya, namun tiba-tiba suara ledakan menghentikannya. Tak lama setelah itu, kobaran api mulai menyebar. Seketika, Naya teringat pesan keluarganya tentang dia yang harus bisa menyelamatkan diri bersama anak yang dikandung olehnya sekarang.
Dengan berat hati, Naya cepat-cepat pergi dari sana sebelum api makin membara dan mempersulit Naya untuk ke luar.
Naya berhasil ke luar dengan beberapa luka bakar karena terkena api. Tapi setidaknya Naya bersyukur, dia bisa selamat dari kobaran api itu. Dengan cepat, Naya segera pergi menjauh dari sana, memperkecil peluang jika dia ditemukan oleh orang itu.
Lama Naya berjalan. Jalanan sudah sepi karena sekarang mungkin sedang pergantian hari. Orang-orang sedang sibuk beristirahat.
Tiba-tiba saja Naya merasakan Nyeri yang hebat di bagian perutnya, dia memegangnya dengan tujuan untuk menekan rasa sakitnya. Namun bagaimanapun Naya berusaha, rasa sakit itu tetap ada. Dia berjalan mundur untuk bisa duduk di gubuk yang ada di belakangnya. Sesaat setelah mundur, Naya merasakan air ketubannya sudah pecah. Ini waktunya dia melahirkan, tapi Naya tidak tahu harus apa. Tidak ada seorangpun sekarang.
Naya hanya bisa memegang bagian perutnya dengan ringisan yang ditahan.
"Bu, Bu...."
Kepala Naya terangkat mendengar suara orang. Seorang laki-laki muda kini ada di depannya.
"To-long," rintih Naya pelan.
laki-laki muda itu lantas membantu Naya berdiri.
"Ibu saya bidan, dan rumah saya nggak jauh dari sini. Mari, Bu... Biar saya papah."
Dengan tenaga yang masih tersisa, Naya juga mencoba melangkahkan kakinya agar cepat sampai ke rumah anak muda yang kini menolongnya. Dia harus menyelamatkan anak yang dikandungnya. Persetan dengan kemungkinan penipuan yang dilakukan laki-laki muda ini atau jika benar, biaya yang mungkin akan ditagih nantinya. Yang terpenting adalah anaknya!
Ternyata laki-laki muda itu benar, tidak lama mereka berjalan, Naya melihat sebuah papan bertuliskan praktek bidan di depan sebuah rumah.
"Ibu! Tolong, Bu!" teriak laki-laki muda itu sambil membawa Naya ke dalam.
Naya di baringkan di sebuah ranjang yang memang dikhususkan untuk persalinan.