Setiap hari, aku hanya merindukanmu
Dari banyaknya hati, kamulah yang kutuju
Tanpamu, aku bagaikan ruang angkasa
Kosong dan hampa
Setelah tragedi yang nyaris membuat jantungku berhenti, ada rasa canggung di antara kami. Pukul delapan lewat lima menit kami belum juga memulai percakapan via online. Biasanya sudah ratusan pesan terkumpul dalam ruang obrolan yang sekarang aku tatap. Haruskah aku lagi yang memulai atau kutunggu ia sampai larut malam?
Aku geram, sungguh tak mendapat kabar darinya membuatku tak karuan. Dibanding aku harus memanjakan rasa penasaran, aku lebih baik mengabarinya duluan. Beberapa kata yang mewakili kegelisahanku akhirnya ku kirim.