AFTER DUSK HAS COME

Tara Abdi
Chapter #3

Pengakuan Indah

"Andri ... sini ... kok diem aja ... " Panggilnya kepadaku. Suara yang sangat familiar di telingaku. "Oh ya ... kukira kamu siapa tadi." Kataku sembari menghampiri dirinya. Tak dapat kudefinisikan parasnya malam itu dengan kata - kata. Wajah indahnya dibalut senyum manisnya. Baju yang ia suka kenakan dengan riasan sewajarnya seorang perempuan natural. Aku sangat terpikat padanya saat malam itu. Hingga aku melupakan apa yang terjadi padaku sebelum aku menemuinya. "Heiii .... Andri ... Heiii ... kamu kenapa ngelamun? Gak biasanya kamu ngelamun kek gitu." Sembari dia melambaikan tangannya di hadapanku. "Oh gapapa ... cuma ... gak jadi deh." Astaga, aku tadi ngomong apa sih. "Oh ya, kamu ngapa deh ngajak aku ketemu, jarang - jarang banget kita ketemu berdua ... biasanya kan sama anak - anak biar seru." Kataku mengalihkan keadaan canggung di antara kami tadi. "Oh gapapa sih ... cuma kan kita biasa sama temen - temen ... kali ini aku mau kenal kamu lebih deket aja ... jangan geer ya ... aku biasa nangkep kamu ngelihat aku pas lagi nongkrong ma anak - anak." Astaga, bagaimana dia tahu coba. Aku sudah berusaha nutupi seminimal mungkin kalo aku perhatiin dia. "Emmm ... ya kan biasa kalo cowok - cowok ngelihatin kamu kan. Nggak mungkin kalo kamu gak tau itu." Sembari menggaruk tanganku karena canggung. Sebelum dia membalas perkataanku pun aku segera mengangkat tangan sambil memanggil pelayan untuk mencairkan keadaan.

"Mbak ... " kataku. Dengan segera pelayan itu menghampiri meja kami berdua. Aku melihat betapa Putri menahan untuk membalas jawabanku. "Iya mas ... mau pesan apa ya? " kata pelayan itu sembari menyuguhkan daftar menu ke kami berdua. "Mbak saya pesan yang biasanya aja ya" Kataku ke pelayan. Aku memang sudah sering kesini dengan teman - temanku. Jadi pasti mereka sudah tahu apa yang biasa aku pesan. Kulihat Putri terdiam, tidak seperti biasanya dia berlagak seperti itu. "Put ... kamu pesen apa ... dah ditunggu mbak nya tuh ..." sembari merayunya agar dia cepat memesan. "Aku pesenin yang sama aja ya? " Dengan cepat Putri menjawab " Nggak nggak ... aku gak mau mesen kaya kamu ... Mbak ... saya pesen salad aja ya sama minumnya disamain sama dia aja." "Baik mbak sudah saya catat ... apa ada yang mau dipesan lagi? " Aku pun menanggapi "Cukup mbak ... segera ya mbak" "Iya mas ... segera akan dibuat, permisi mbak." Tidak biasanya aku melihat tingkah pelayan itu seperti itu, biasanya dia sangat lawak kaya orang - orang. Namun, kali ini aku melihat mereka berdua sangat berbeda.

"Put ... kamu ada masalah ya? Kok keliatan murung gitu." Kataku menanggapi gerak geriknya yang tak biasa. "Nggak kok ndri, cuma malam ini memang aku lagi nggak sehat aja ... kamu lihat kan aku cuma mesen salad." Timpalnya menanggapi kata - kataku yang mengintimidasinya. "Oh iya ... tumben banget kamu mesen salad ... biasanya juga daging kan." Kubuat perhatian kepadanya. "Aku cuma lagi gak terlalu sehat aja sih." Jawabnya dengan senyum. "Oh iya ... gimana kalo aku ngehibur kamu ... seenggaknya kamu gak terlalu badmood pada saat ini kan." Jawabku dengan semangat. "Boleh sih, kalo kamu gak keberatan." Jawabnya dengan antusias. "Gapapa kok ... aku malah seneng tau kalo kamu mau, sambil nunggu pesenan kita sampe aja kok." Kulihat dia mengangguk tanda menyanggupi.

Lihat selengkapnya