Tiit ~ Tiit ~ Tiit
Suara alat itu berbunyi sepanjang waktu beriringan dengan nafas Andri yang sangat lemah menderu. Tak kusangka semua hal ini terjadi pada anak muda tak bersalah sepertinya. Semua nasib buruk yang menimpanya ini terjadi karena sahabatnya sendiri yang sangat ia percaya selama ini dan temannya pula yang menghancurkan hidup Andri menjadi seperti ini. Sungguh, sepanjang waktu aku hanya menyebutkan namanya sambil melihat badannya yang mengenakan baju biru pucat, terbaring di atas kasur putih, dan berselimut kain biru.
Tak dapat kubayangkan ketika pertama kali mereka menemukan Andri dalam keadaan bersimbah darah di dalam rumahnya sendiri yang telah hancur dan rata dengan tanah. Aku sendiri, hanya dapat berdiri membeku ketika mereka mengabari keadaan Andri kepadaku. Sungguh aku menyesal karena tidak memercayai perkataannya pada malam itu. Aku sangat sibuk dengan kehidupanku, sehingga orang yang sangat peduli denganku menjadi korbannya berikutnya. Ketika aku terkena masalah, Andri selalu ada untukku. Namun, kenapa saat dia yang terkena masalah, aku tidak ada untuknya.
Aku hanya bisa diam tak dapat berkata - kata melihatnya terbaring lemah di atas tempat tidurnya yang baru. Hal ini terjadi selama beberapa hari sampai koma yang ia alami dapat ia lalui. Tepat 5 hari setelah ia menjalani masa komanya, dia pun terbangun dari tidur panjangnya. Dan satu hal yang ia pertama kali sebutkan dengan bibir lesunya, "RANDU..."