Siapa yang tidak kenal dengan gadis cantik dan cerdas bernama Elina.
El adalah gadis pintar berawak putih dan mata hazel dengan gaya rambut oval sebahu yang membuat penampilannya sangatlah sempurna dimata laki-laki manapun, tapi sifatnya yang dingin seperti es membuatnya dijauhin banyak teman-temannya dan tidak ada laki-laki yang berani mendekatinya.
Masa lalunya yang membuatnya menjadi seperti bongkahan es, semenjak kehilangan bundanya diumur 12 tahun El harus hidup dengan ayahnya yang keras dan overprotektif kepada semua orang, El harus dituntut menjadi orang yang pintar dan sempurna mengalahkan siapapun itu.
Saat ini El harus fokus mendapatkan beasiswa untuk masuk kesalah satu sekolah Internasional yang sangat bergengsi. El sebenarnya suka sekolah disekolah biasa-biasa saja tapi ini lagi-lagi kemauan ayahnya dan El tidak bisa menetangnya.
Dua tahun belakangan ini kehidupan El hanya sebatas kelas dan daerah perpustakaan.
"Eh El kesini lagi, gak bosen tiap hari ke perpus?" Ucap mba Erna salah satu penjaga perpustakaan di sekolah El.
El hanya menatap mba Erna sekilas setelah itu pergi menerusuri perpustakaan untuk mencari beberapa buku yang iya cari.
Sepulang sekolah El tidak langsung pulang sudah beberapa bulan ini El tidak mengunjungi makam bundany, hari ini El berniat mengunjungi Bundanya tidak lupa El pun membeli lima batang bunga mawar putih, bundanya menyukai hal-hal yang indah dan cantik. Sesampainya dipemakaman El langsung menuju makam bundanya.
"Nda, maafin El baru sempat kesini bukannya El lupa tapi El sibuk untuk beasiswa" ucap El lirih.
"Ini El juga bawain bunga kesukaan bunda, nda andaikan bunda masih disini ayah gak bakal giniin aku nda" ucap El yang kali ini tidak bisa menahan air matanya.
"Nda El ijin pulang dulu yan minggu depan El kesini lagi, I miss you nda" ucap El dan setelah itu El mengecup nisan bundanya.
***
Sekarang El telah sampai disebuah rumah bernuansa putih dengan segi minimalis, dirumah seperti biasa tidak ada yang menyambutnya. El rasa hanya dia saja dirumah sedangkan kakak perempuan El masih di kampus dan ayah El sibuk dengan urusan kantornya.
Dikamar El langsung merebahkan tubuhnya dan tertidur hingga jam makan malam. Tiba-tiba datang Ana yang seperti biasa mengajak El untuk makan malam bersama ayah dan dirinya.
Tok..tok..tok..
Lalu membuka pintu kamar El dan Ana melihat El masih memejamkan matanya
"El bangun, ayah udah nunggu kita di meja makan" ucap Ana kakak perempuan.