Seorang gadis berseragam putih abu-abu tengah berdiri di teras depan gedung sekolahnya. Rata-rata semua murid sudah pulang dengan payung yang mereka bawa. Sorot wajah gadis itu terlihat bingung. Seperti 'apa yang harus ia lakukan'. Kenapa juga Irana harus lupa membawa payung. Hujan yang turun dengan derasnya mengingatkannya pada 1 tahun lalu. Di mana datang seorang lelaki yang memberikan Irana payung begitu saja. 'Hufthhh' apa ia terobos saja hujan. Namun, buku-buku di tasnya akan basah. Kebingungan itu benar-benar sama dengan waktu itu. Jika menunggu hujan reda, entah kapan. Irana terus berpikir. Menoleh ke setiap penjuru arah. Kali saja ada seseorang yang lewat sembari membawa payung. Irana bisa ikut menebeng. Hanya sampai halte. Nyatanya tidak ada satu pun yang terlihat.
Setelah melalui pemikiran yang cukup panjang, Irana menukar posisi ransel yang sebelumnya digendong belakang menjadi di pindahkan ke depan. Memeluknya erat. Gadis itu siap untuk menerobos hujan. Saat hendak melangkahkah kaki, dapat ia lihat seseorang yang berdiri di sampingnya, melalui ekor matanya. Sepatu itu. Kets putih. Mirip sekali dengan milik Upravda. Ayolah, Irana. Sepatu yang modelannya seperti itu bukan hanya dipakai Upravda. Irana mengangkat kepalanya perlahan, mencoba melihat siapa lelaki yang berdiri di sampingnya. "Kak Ravda!"
"Kamu kenapa terlihat terkejut gitu?" Irana kira Upravda sudah pulang. Tidak disangka jika ia harus terjebak drama hujan itu lagi bersama Upravda. Ceritanya ronde kedua nih.
"Aku kira kak Ravda sudah pulang."
"Belum." Lalu, mengeluarkan sesuatu dari dalam ransel. Payung abu-abu lipat yang sama dengan setahun lalu.
Upravda membuka payung miliknya. Menatap ke arah Irana. Sudah pasti Irana akan ikut bersamanya. Tidak ada pilihan lain. Sama seperti saat itu. Irana menjaga jarak saat mereka berjalan. Berdiri sedikit jauh, hingga salah satu bahunya terkena tetesan air hujan. Lagi lagi sama dengan saat itu. Upravda merangkul Irana, mendekatkan gadis itu pada dirinya. Upravda melakukan itu agar Irana tidak sedikit pun terkena hujan. Mereka berjalan bersama dengan tanpa jarak hingga halte.
Upravda menutup payungnya. Duduk di samping Irana dengan sedikit jarak di antara mereka. Upravda mengeluarkan ponsel dari dalam tas. Mengusap layar ponsel. "Besok aku ada pertandingan basket." Sembari menekan-nekan layar ponselnya.