After I(rana) met U(pravda)

Nsr.Andini
Chapter #4

Permintaan menyebalkan

"Kok diam?" Setelah Irana terdiam cukup lama.


Irana paling tidak suka menjadi pusat perhatian. Saat seharusnya ia makan dengan tenangnya. Itulah alasan kenapa selama ini Irana selalu menolak saat Upravda mengajaknya makan bersama di kantin. Pasti akan ada sedikit kehebohan. Di mana semua mata akan tertuju pada Irana dan Upravda. Upravda sangat tahu alasan kenapa Irana menolaknya, kenapa kali ini mengajaknya lagi. Upravda menggunakan kesempatan itu untuk menjebaknya. Memangnya Upravda kira kali ini Irana tidak bisa menolaknya. Lelaki itu salah. Irana menolaknya. Meminta bayaran yang lain.


"Ya sudah kalau kamu gak bisa. Aku gak ada permintaan yang lain."


'Hutfhhh' Irana menghela nafas. Nada bicara Upravda seperti orang yang kecewa. Lelaki itu pintar memainkan keadaan. Irana pun jadi bingung. Upravda yang selama ini sudah baik padanya. Masa iya harus dikecewakan. Tidak seharusnya saat itu Irana merasa tidak enak, sehingga Upravda memiliki ide seperti sekarang ini. Seharusnya Iran langsung menyetujui tawaran Upravda. Penyesalan memang selalu muncul di akhir.


"Okay. Aku mau."


"Aku gak maksa loh."


"Sudahlah, kak. Jangan buat aku memikirkanya lagi."


"Okay okay." Dengan nada suara seperti senang. Ya, Upravda menang.


Terkadang Upravda itu menyebalkan. Seperti apa yang baru saja lelaki itu lakukan. Entah bagaimana dengan besok. Irana sudah mulai bisa membayangkan. Tatapan-tatapan tidak suka. Tidak seharusnya mereka iri dengan Irana yang hanya kebetulan bisa dekat dengan Upravda, begitulah yang berada dalam benak Irana. Irana bukan siapa-siapa Upravda, terlepas dari setiap perhatian yang lelaki itu berikan pada Irana. Irana kembali meletakkan ponselnya di atas nakas. Kembali menghirup udara malam. Berusaha membuat pikirannya lebih tenang. Upravda sudah mengacaukannya.


Lihat selengkapnya