Entah perasaannya saja atau ini sungguhan nyata, Alena merasa hampir seluruh siswi yang dia lewati menatapnya dengan berbagai macam tatapan baik yang sembunyi sembunyi maupun terang terangan sekalipun. Alena merasa sangat risih, dia tidak suka dijadikan pusat bahkan untuk tempat yang ramai saja dia sangat malas mendatanginya.
Akhirnya karena sudah merasa muak Alena memberanikan diri bertanya kepada seorang siswi yang menatapnya terang terangan dan sepertinya siswi itu masih kelas sepuluh setidaknya tidak dengan kakak kelas.
"Ehm permisi, lo kok ngeliatin gue?" Tanya Alena sopan.
Siswi itu menggelengkan kepalanya, "Gak papa," jawabnya. Alena menghela nafas memilih pergi daripada harus berdebat.
Alena kembali meneruskan langkahnya dan kembali lagi lagi para siswi menatapnya seperti terkesan sinis, Alena memutuskan untuk mencoba bertanya pada satu orang kelas sepuluh lagi. Namun jawaban yang sama dia dapatkan. Alena memilih mengabaikannya dan segera masuk kedalam kelasnya.
Lagi lagi dia semua penghuni kelas menatpnya dengan berbagai pandangan. Alena melangkahkan kakinya menuju mejanya. Dia menghela nafas, hari ini Clarissa tidak hadir, dia pun malas bergaul dengan siswi lain.
Kring kring
Bel istirahat berbunyi. Dengan malas malasan, Alena merapihkan alat tulisnya. Alena mengeluarkan kotak makannya dari tas, memilih makan dikelas dari pada pergi kekantin sendirian.
Brakkk..
"MANA YANG NAMANYA ALENA?"
Teriakan seorang siswi mengalihkan atensi seluruh penghuni kelas termasuk Alena gadis itu berhenti dari acara makannya. Sayup suara Bisik bisik siswa siswi terdengar kala siswi yang berteriak tadi memasuki kelas diikuti tiga temannya.
"Kak Geb sama temen temennya guys,"
"Udah ketebak sih pasti nyariin anak baru tuh,"
"Hmmm iyalah, gue gak bisa bayangin nasib tuh anak baru,"
Oke, Alena tak bodoh untuk tidak tahu alasan Geby, dan temannya mencarinya. Masih ada aja bully bullyan dijaman sekarang. Tapi satu yang dia herankan apa alasan dia dilabrak kakak kelasnya?
"Gue Alena," ucap Alena dingin. Gadis itu bangkit dari duduknya menatap Geby dkk datar.
Geby tersenyum sinis, dia berjalan mendekati bangku Alena. Hanya berjarak 3 meter dia memandangi Alena dari atas sampai bawah seolah menilai penampilannya.