After Met You

Shofiyah Azzahra
Chapter #10

Why Ara?

Liam menghela nafas kasar, "Emang Alan pernah nembak lo? Setahu gue Alan gak pernah pacaran sama siapa pun,"

Senyum Geby seketika luntur, "Yah pokoknya Alan pacar gue,"

Liam tersenyum miring, "Lo ngerti arti pacaran gak sih? Ditembak, diterima, baru pacaran, yah mungkin lo pernah nembak Alan tapi diterima gak? Setahu gue hadiah hadiah yang lo kasih dia bagiin tuh sama orang lain," sindir Liam tajam.

Geby terdiam tak membantah.

"Udah ngerti? Kalo udah lo dan temen temen lo silahkan pergi dari sini sebelum gue seret pergi, oh ya satu lagi, gue peringatin jangan pernah ganggu Alena atau lo tahu akibatnya, udah sana hush hush," usir Liam mengibaskan tangannya.

Geby dan teman temannya beranjak pergi dari kelas 10 IPA 1 dengan perasaan malu.

Liam menatap sekitar siswa siswi masih berkumpul disana. "Ngapain ngumpul hah! Bubar!" Siswa-siswi balik ketempat diduk mereka dengan perasaan kecewa.

Sementara Alena masih mematung ditempat mencerna semua yang terjadi juga satu kejanggalan, Liam teman Alan? Liam juga lebih famous dari Alan, berarti hatersnya akan bertambah banyak. Bukankah alasan dia menghapus marganya juga untuk mencari ketenangan sepertinya dia malah mendapat lebih dari sebelumnya. Hidupnya justru semakin tidak tenang.

Grep..

Alena tersadar dari lamunannya kala merasakan tangannya digenggam seseorang. Dia mengangkat kepalanya, Liam menatapnya lembut dan lagi-lagi Liam terhanyut oleh mata Alena, hanya dengan tatapannya Liam bisa merasakan ketenangan itu, Alena seperti rooftop berjalan menurutnya.

"Lo gak papa kan? Ada yang luka atau sakit? Bilang sama gue!" Tanya Liam khawatir.

Alena menggeleng, "Enggak kok kak gue gak papa kan yang kena tampar kak Geby bukan aku," jawab Alena polos. Liam menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Alena.

"Tapi lo pasti masih syok kan? Ayo kita ke rooftop aja," ajak Liam seenaknya padahal sebentar lagi bel istirahat akan berakhir.

Kring...kring...

Bertepatan dengan Alena yang hendak menjawab, bel pertanda jam istirahat berakhir berbunyi.

"Gak usah kak, gue beneran gak papa kok, istirahatnya juga udah habis nanti kena marah, bentar lagi gurunya pasti dat-- nah itu gurunya," Bertepatan dengan itu juga pak Joseph yang kebetulan guru yang mengajar di kelas Alena datang memasuki kelas.

Liam menatap pak Joseph tajam sedangkan yang ditatap hanya tersenyum menatap muridnya yang lain mengabaikan tatapan tajam Liam.

"Gak bakal dimarahin lo tenang aja, yuk," Liam menarik lembut tangan Alena tapi langsung dia tarik kembali.

"Ihhh pak Joseph nya udah disitu tuh, meskipun gak dimarahin tapi kan gak sopan kak," rengek Alena. Secara refleks pak Joseph mengangguk membuatnya semakin dihadiahi tatapan maut Liam.

Liam menghela nafas, "Yaudah kalo gitu kita izin dulu,"

Alena menggeleng, "tap--"

Lihat selengkapnya