Audy masuk kelas dan duduk di samping Myla yang sudah lebih dulu datang. Tampak Audy tersenyum-senyum.
“Lo jadinya ngomong apa sama orang tua lo?” tanya Myla begitu Audy duduk.
“Yah….” Audy mengeluarkan beberapa buku. “Gue bilang nginep di rumah lo.” Audy kembali mengeluarkan sesuatu. Kali ini beberapa bolpoin. “Daripada gue ditanya-tanya. Soalnya, waktu itu gue dianter orang.”
“Oh iya.” Myla teringat. “Itu siapa?”
“Christophe. Anak Cilandak. Pernah ketemu di studio.”
“Christophe?” Myla mengernyit. Ia tidak familier dengan nama tersebut. “Bule?”
Audy mengangguk. “Keturunan Perancis.”
“Gile lo! Mainnya sama bule sekarang.” Myla melongo.
“Makanya.” Audy kembali berkata. “Bakal runyam, kan, kalo sampai gue ditanya-tanya orang rumah. Udah pulang malem, dianter cowok, bule pula.” Audy tertawa.
“Ati-ati, lho.”
“Kenapa?”
“Pergaulan bebas.” Myla mencibir.
“Pakai kondom, aman.” Audy menjulurkan lidah.
Myla mendelik.
“Biasa aja. Gue masih tahu batas, kok,” ujar Audy.
Suasana kelas riuh dengan para siswa yang sudah mulai berada di kelas. Hari Senin memang hari upacara. Namun, upacara belum tentu dilaksanakan. Dan jika upacara tidak dilaksanakan, artinya ada jam kosong selama 45 menit. Untuk urusan upacara sekolah ini memang rada nyeleneh. Bukan hanya soal seragam yang tidak terlalu ketat, tetapi pelaksanaannya pun terkesan suka-suka.
Surya masuk kelas dan menuju bangkunya. Sekilas, ia melirik Audy dan tersenyum sinis. Audy diam saja. Justru Myla yang menangkap sikap Surya.
“Kenapa, tuh, anak?” tanya Myla. Ia melirik Surya, kemudian kembali menoleh ke Audy.
“Au ah.” Audy terdengar cuek. “Ngiri, kali, sama band gue.”
“Iri?” Myla tidak mengerti.
Audy akhirnya menceritakan kejadian pada saat pesta kemarin.
“Oh.” Myla menanggapi super singkat.
“Kok, cuma ‘Oh’?” Audy menatap Myla.
“Emangnya lo berharap gue nanggepin gimana?” Myla balas menatap Audy.
Audy diam saja. Myla memang tidak suka dengan hedonisme.
“Penting banget, ya, ‘Aqua-Party’?” Myla bergumam sinis.
“Kalo kemarin lo mau dateng, ya dateng aja. Kan bebas,” balas Audy.
“Jaman lagi susah gini, lo malah party-party. Lo baca koran nggak? Pas Desember, dolar masih 5400. Eh, seminggu jelang Lebaran, naik jadi 15.400. Tiga kali lipat! Harga-harga semuanya naik. Nyokap gue jadi pusing nyiapin Lebaran. Mana Lebarannya pakai beda hari segala. Eh, lo malah hura-hura. Nggak sensitif, lo!” Myla menyerocos panjang lebar.
“Emang kalo anak-anak pada seneng-seneng, lo dirugiin? Enggak, kan? Masing-masing aja, Myl,” balas Audy.
Suasana kelas masih riuh. Tampaknya hari ini tidak ada upacara lagi. Sudah lewat pukul 7.15, belum ada tanda-tanda para siswa dipanggil ke lapangan.