Cilandak
Rivaldi membantu Myla berdiri. Sementara Christophe membantu Surya.
“Lo nggak apa-apa?” Rivaldi bertanya ke Myla yang tampak tertatih.
Myla menunduk melihat kakinya. Tampak beberapa goresan lecet pada betisnya. Sementara Surya berjalan tertatih juga menghampiri Myla. Christophe membantu mengangkat sepeda motor Surya yang ban depannya tersuruk masuk selokan.
“Lo ngapain, sih, pake ngebut segala?” tanya Rivaldi.
“Sori. Gue tadi panik banget. Kayaknya ada kerusuhan. Ada yang teriak-teriak segala.” Surya terengah-engah.
“Lo berdua mau ke mana?” Christophe menghampiri Surya dan Myla setelah sepeda motor Surya berhasil diangkat dan diganjal standar.
“Mau cari Audy, sama Vian … mungkin sama Rida … Danisa juga.” Myla kemudian menceritakan kejadian di sekolah sebelumnya. Ketika Bu Lisa mendapatkan telepon dari orang tua Vian yang bermaksud menjemput, tetapi ternyata Vian tidak ada di sekolah.
…
Kramat Pela
Telepon sekolah kembali berdering. Kali ini Bu Lisa yang mengangkatnya.
“Ya? Halo?”
Pak Bambang dan Pak Asep memperhatikan Bu Lisa.
“Ya … ya … baik, Bu. Nanti pasti akan kami kabari. Boleh minta nomor telepon yang bisa dihubungi?” Bu Lisa dengan cekatan mencatat sesuatu di kertas.
“Baik … baik … terima kasih kembali.” Telepon kemudian ditutup.
Pak Asep menghampiri Bu Lisa. “Siapa itu, Bu Lisa?” tanyanya.
Bu Lisa menoleh, kemudian menghela napas. “Orang tua Myla, murid kelas II-7. Ternyata Myla juga belum tiba di rumah.”
“Tadi saya juga dapat telepon dari orang tua murid kelas II-7. Orang tua Surya. Anaknya juga belum pulang katanya.” Pak Asep duduk di samping Bu Lisa.
“Selain kedua anak itu, siapa lagi yang keberadaannya belum diketahui?” tanya Pak Bambang.
“Kalau tadi sebelum bubaran sekolah, orang tua Vian, murid kelas II-9, yang menelepon, katanya mau jemput anaknya. Tapi anaknya malah nggak ada.” Wajah Bu Lisa tampak khawatir. “Lalu saya berinisiatif untuk mengecek teman-teman satu band-nya. Rida, kelas II-10, Danisa di kelas II-12, dan Audy di kelas II-7. Ketiganya juga tidak ada. Entah ada di mana mereka sekarang.” Bu Lisa menyesap kopi sasetnya yang tinggal seperempat gelas hingga tandas.
“Anak-anak itu.” Pak Bambang menerawang, menatap jalan depan sekolah yang semakin sunyi. “Lain kali, kalau ada tanda-tanda kerusuhan, langsung kita liburkan saja para siswanya.”
…
Cilandak
Surya mengendarai sepeda motornya perlahan. Masih berboncengan dengan Myla. Sementara, Rivaldi juga mengendarai sepeda motornya perlahan di samping Surya. Christophe membonceng di belakang Rivaldi. Mereka menyusuri jalan kecil yang sisi kirinya dipenuhi rimbunan pohon.
“Terus mereka ke mana, dong?” Myla panik setelah mengetahui kalau studio ditutup lebih cepat dan para personel The Lemongrass entah pergi ke mana.