"Lo dari mana aja?"
"Lo bermalam dimana kemarin?"
"Kenapa lo nggak angkat telpon kita-kita?"
Berondongan pertanyaan dan celotehan dari bibir teman-temannya itu membuat Lynne yang baru saja tiba di kamar mendesah berat. Udah ngerasa seperti dimarahin mamanya saja. Melongos ke kamar mandi, Chatty membuat para temannya saling menatap kesal.
"Lo nggak tau apa kalau kita semua nyariin lo semalaman? Lynne bahkan nyaris kelelep di laut karena mikir orang yang kelelep di laut itu elo," Joanna menyambar saat Chatty keluar dari kamar mandi dengan tubuh hanya terbungkus bathrobe seusai mandi. Tubuhnya basah. Dia menatap Joanna sejenak lalu beralih pada Lynne dengan wajah menyesal.
"Sorry, Lynne. Lo nggak apa-apa kan?" tanyanya sambil memeluk tubuh Lynne.
"Nggak gue nggak apa-apa. Lo nggak usah peluk-peluk gue kayak gini ... gue ngerasa jadi cewek lesbi." Lynne mendorong tubuh Chatty agar melepaskan pelukannya. Namun ucapan Lynne malah membuat Chatty memiliki pikiran jahil dan malah tetap memeluk tubuh sahabatnya itu bahkan menggodanya.
"Gue sayang sama lo, Lynne."
"Pala lo. Sayang sayangan sana sama Ambara." Lynne mendorong wajah Chatty yang memonyongkan bibirnya lalu tangannya bergerak menarik ikatan bathrobe yang dikenakan Chatty membuat sang sahabat memekik dan buru-buru memperbaiki posisi baju mandinya yang nyaris terbuka. Hal itu digunakan Lynne buat kabur.
"Lynne! Awas lo, ya! Tolong tangkapin Lynne dan gue janji akan traktirin lo makan apa aja." Ucapan Chatty membuat Almaera dan Joanna segera saling berbagi tatapan dan berlari menangkap Lynne yang segera memilih memutar langkah agar tak melintasi kedua sahabatnya itu dan kabur ke atas ranjang.
"Al, Jo, penghianat lo, ya!" Tawa nyengir keduanya terlihat. "Lo nyerahin gue buat traktiran?! Udah traktirannya paling banter makan buffett."
"Sorry, ya, gue nggak bakal ngajakin ngejar makan buffett. Anak Sultan Hartawan," Chatty berujar sedikit menyombong. "Nama Papa gue aja nunjukin toh seberapa kayanya gue."
"Preettt." Lynne mencibir.
"Gue bakal ajakin makan steak dan seafood di ...." Chatty menyebut nama sebuah restoran yang terkenal dengan review makanan lautnya yang mantap nan mahalnya. Seporsi bahkan bisa sampai dua jutaan. Teriakan histeris Almaera dan Joanna terdengar riuh.
"Oke, deh. Gue nggak perlu dikejar-kejar. Gue nyerahin diri sama lo asal ditraktirin." Lynne melompat turun dari atas ranjang, "tapi jangan peluk-peluk gue. Cupang lo dimana-mana tau." Maki Lynne sambil menggerakkan jari menunjukkan di mana tanda kemerahan ada di tubuh Chatty. Hal itu membuat Chatty buru-buru mematut diri di depan kaca dan kemudian meruntuki diri, "sialan banget. Gue kejebak di pantai dan digigiti banyak nyamuk." Dia mencomot sehelai pakaian tertutup dan celana jeans dari dalam lemari.
"Nyamuk di Bali emang ganas, ya. Tau aja yang digigitnya cewek bohay," Almaera menjawab.
"Nge-gigitnya di posisi enak lagi," goda Joanna disambut tawa ngakak Lynne dan Almaera.
Sial, bodohnya dirinya karena berpikir bathrobe yang dia kenakan bisa menutupi pandangan sahabat-sahabatnya dari jejak kemerahan yang ditinggalkan Ambara akibat kegiatan panas mereka kemarin malam.
"Nyamuknya pasti cowok tuh. Terus waktunya musim kawin kalee." Ucapan Lynne menambah tawa ketiganya.
Chatty memilih kabur kembali ke kamar mandi diantara tawa sahabat-sahabatnya. Malu. Dia malu sekali.
***
Almaera, Lynne, Joanna, Joe, Willy dan Chatty duduk di sebuah meja panjang dengan enam kursi di sebuah restoran mewah di daerah Seminyak Bali. Chatty akan mentraktir mereka makan siang sesuai janjinya dengan satu prasyarat yang muncul setelah dia keluar dari kamar mandi kembali. Siapa pun tidak boleh menanyakan apapun yang dia lewati kemarin malam.
Sejujurnya itu menyebalkan, tapi siapa sih yang bisa menolak kelezatan lamb steak and cow steak atau setumpuk udang dan kepiting Jepang dalam hotpot di restoran mewah? Melupakan memang tidak mudah, tapi menutup mulut untuk satu hari- Lynne, Almaera dan Joanna akan berusaha keras demi lamb steak and cow steak atau demi se-pot udang dan kepiting Jepang panas. Para cowok juga setuju untuk itu.
Sambil menanti pesanan mereka yang tengah dimasak, keenamnya sepakat melakukan permainan.
"Meminjam papan catur pada mereka?"
"No. Kita-kita para wanita mau happy bukan mau kepala pecah," Chatty yang menolak dengan frontal perkataan Willy yang meminta Joe pergi ke pelayanan resto dan meminta papan catur. "Lagian main catur cuma buat dua orang. Kita enam orang, Say."
"True and dare aja," Almaera memberi pilihan sambil meraih botol minuman soda yang ada di hadapannya.
"Gue nggak setuju," lagi-lagi Chatty menjadi orang pertama yang menampik usulan itu. Hal yang membuat ketiga sahabatnya malah berakhir saling tatap.
"Gue setuju."
"Gue juga. True and dare kan? Siapa takut?" Joanna berkata pede menambahkan ucapan Lynne.
"Gue nggak setuju," Willy membela Chatty membuat sang kekasih menatapnya tajam apalagi saat Joe berceletuk:
"Yang nggak setuju berarti punya rahasia yang harus disimpan rapat."
"Kamu emang punya rahasia apa, Sayang?" Pertanyaan Lynne membuat Willy berakhir tak nyaman. Tanpa pikir panjang dia menampik sambil meraih jemari Lynne:
"Siapa bilang gue nggak setuju karena gue nyimpan rahasia? Gue nggak suka aja."
"Kenapa nggak suka? Lo harus punya alasan." Joe menimpali. Mata sahabatnya itu menatap Willy tajam. "Atau ada rahasia yang lo nggak mau Lynne tau?" Willy baru saja akan memprotes ucapan Joe ketika matanya bersua dengan tatapan mata Lynne.
"Bullshit! Gue nggak punya masalah apa pun. Nggak ada rahasia. Ayo, kalau kalian mau kita main true and dare."