AFTER SEVEN YEARS

Anoi Syahputra
Chapter #2

ETHAN

Pagi merayap pelan di desa kecil itu, seolah enggan menghapus sisa hujan semalam. Tanah masih lembap dan uap basah dari ladang jagung naik perlahan ke udara.

Di antara rumah-rumah kayu yang berjajar, seorang pria berjalan membawa ember air.

Tetangga mengenalnya sebagai Ethan—petani pendiam, bertubuh kuat, selalu muncul saat ada yang butuh bantuan. Ia tak banyak bicara, tapi kehadirannya cukup untuk membuat orang merasa aman.

Seperti tiap pagi, Ethan memeriksa ladang jagungnya. Merapikan batang yang miring, mencabut rumput liar, dan memastikan semuanya tumbuh dengan baik.

Tujuh tahun berlalu sejak hari itu. Sejak ia mengubur namanya sendiri dan hidup menjauh dari kota, jauh dari apa pun yang dulu memanggilnya Leon.

Kini usianya 37 tahun. Tubuhnya masih tegap, bahu lebar, wajah tegas dengan tatapan dingin. Rambut pendek rapi menambah kesan disiplin yang ia sendiri tak bisa hilangkan.

“Pagi, Ethan!” Seorang tetangga melambaikan tangan.

Ethan membalas dengan anggukan kecil. Tak lebih.

Dari luar, hidupnya tampak sederhana. Tenang, nyaris membosankan.

Namun, hanya ia yang tahu ketenangan itu hanya kamuflase.


***

Siang menjelang. Saat Ethan kembali dari ladang, seorang wanita sebaya datang membawa kotak makanan.

Jane, tetangga yang rumahnya tidak jauh dari sana. Salah satu dari sedikit orang yang cukup dekat padanya.

“Ini makan siangmu,” ucap Jane sambil tersenyum. “Sup daging. Semoga kamu suka.”

Ethan menerima kotak itu. “Terima kasih.”

“Kau kerja terlalu keras.” Nada suaranya lembut, sedikit cemas. “Sesekali istirahatlah.”

“Aku baik-baik saja.” Jawabannya pendek, tapi tak dingin.

Jane tertawa kecil. “Kau selalu bilang begitu.”

Ethan menatapnya sebentar. “Makananmu selalu enak.”

Pipi Jane memerah tipis.

“Kalau butuh apa pun… panggil saja aku.”

Ethan mengangguk.

Pertukaran sederhana, tapi hangat dengan cara yang ia izinkan.


Lihat selengkapnya