AFTER SEVEN YEARS

Anoi Syahputra
Chapter #9

JEJAK RETAKAN

Hujan menggantung tipis di udara ketika tiga kendaraan hitam berhenti perlahan di depan sebuah rumah kecil yang tampak lama ditinggalkan.

Tim B Investigasi turun satu per satu. Tidak ada kamera, tidak ada seragam mencolok. Hanya rompi tipis, ear-com, dan pistol yang tersembunyi di balik jaket.

Tim itu dipimpin oleh Letnan Dean.

Letnan Dean mengangkat tangannya—hening.

Rumah Noah Miller tampak mati.

Jendela berdebu, cat dinding terkelupas. Tanaman liar merayap tak beraturan. Tidak ada tanda kehidupan... dan justru di situlah masalahnya.

Dean memasang pembuka kunci elektronik. Dalam setengah detik, pintu menganga perlahan.

Mereka masuk.

Keheningan menyelimuti seperti ruangan yang sudah lama menahan napas.

"Aneh," gumam Rivas setelah menelusuri lantai dengan senter UV. "Rumah ini tampak kosong... tapi ada pola debu yang terputus. Kemungkinan ada yang datang ke sini beberapa hari terakhir."

Dean mengikuti garis debu tersapu yang memanjang ke pintu belakang.

"Ini seperti jejak seseorang yang berberes ... dan nampak terburu-buru."

Angin berdesir dari luar. Tim B merapat otomatis—tanpa bicara, hanya refleks para profesional.

Di ruang tamu, mereka menemukan jejak tripod, puing perangkat elektronik yang dihancurkan, dan noda hangus di meja—seolah ada hard disk yang dibakar sampai mati.

Rivas jongkok, menyentuh sudut meja. "Orang ini tahu persis data mana yang paling berbahaya."

Dean menyipitkan mata. "Dan rumah ini milik Noah. Jadi kalau bukan dia... berarti ada yang datang setelahnya."

"Rumah ini terlalu rapi buat orang yang kabur sendirian." Lanjut Rivas

Sebelum Dean membalas, salah satu anggota memanggil dari kamar Noah.

"Pak, ada sesuatu di sini. Lebih baik anda melihatnya langsung."

Setengah lembar kertas gosong ditemukan terselip di bawah laci. Hampir hancur, tapi tiga baris masih bisa dibaca: G. Warehouse - 17.45 - Clean route

Suasana tim langsung berubah. Dean mengecek jam tangannya.

"Kalau ini betul... Noah sempat kembali atau mengirim seseorang ke sana."

Rivas menelan ludah. "Pertanyaannya... dia meninggalkan ini sebagai petunjuk, ataukah sebuah jebakan?"

Di rumah seberang, seseorang mengintip dari balik jendela. Di lengannya, terlihat patch Falcon bersilang.

Pria itu menekan komlink kecil di kerahnya.

"Target menemukan catatan. Siapkan posisi. Jangan biarkan mereka bertindak lebih jauh."

Tim B keluar dari rumah Noah lalu mengemudikan mobil ke arah kawasan industri.

Kawasan industri tua yang berdiri seperti kuburan raksasa terbengkalai.

Angin meniup serpihan karat. Jendela pecah bergetar pelan. Pipa logam berdenting seperti rantai yang dipukul.

Tim B masuk secara hati-hati dan fokus. Gudang itu terasa menahan napas. Hanya suara hujan di atap seng menemani mereka.

"Kiri....Clear" bisik anggota pertama.

"Kanan...Clear" ujar anggota lain.

Mereka tiba di ruangan tengah. Dean memindai ruangan. Ada sesuatu di udara-ritme yang mencurigakan.

Rivas menemukan laptop rusak—papan sirkuitnya remuk seperti dipukul benda tumpul.

Di bawah meja, sebuah tas kecil berisi detonator belum dirakit. Dean mendekat.

"Ini cukup dijadikan bukti untuk menjebloskan Noah ke penjara."

Rivas menyalakan monitor CCTV rusak—rekaman samar seseorang bertubuh mirip Noah, wajah tertutup masker termal.

"Rekaman ini sengaja dibiarkan seperti ini."

Lalu... Dean melihat titik merah kecil bergerak di dinding.

Lihat selengkapnya