Agamotrop

Takiyara Tayee
Chapter #5

Ini Dirinya

Tubuhnya tampak memudar diantara ruangan serba putih itu. Ia melihat lamat-lamat tangannya yang putih itu.

"Radmila, Radmila...." suara kecil itu memanggil namanya.

Ia menengok ke kanan-kiri, tidak ada orang.

"Radmila, ini Bapak di samping kamu. Di depan telinga kamu," katanya. Radmila langsung menoleh ke arah kanannya. Dan sosok seseorang yang mengaku sebagai Bapak itu telah berdiri disamping Radmila.

Sosok Bapak tampak tenang, sama sepertinya, samar.

"Istiqomah. Tawakkal. Bapak tahu kamu itu bukan anak pemalas. Kamu anak baik. Kamu anak rajin. Kamu pasti bisa menggapai cita-citamu," katanya sambil menuangkan teh hangat ke dalam cangkir. Sejak kapan ia dan Bapak tiba-tiba bisa berada di dapur rumahnya?

Radmila kelu. Tidak bisa ia bicara banyak. Padahal ia sangat rindu sosok Bapak.

"Aku nggak bisa banggain Ayah sama Ibu, Pak."

"Bukan karena nggak bisa, tapi belum. Kamu jangan ragu. Bapak senang kalau cucu Bapak bisa sekolah tinggi."

Sosok putih lamat-lamat itu tampak mulai menjauh dari Radmila.

"Teruslah mencoba, Radmila. Teruslah berbuat kebaikan."

"Iya, Pak. Bapak..." Radmila hendak menanyakan, "....mau kemana?"

Tetapi sosoknya sudah menghilang. Radmila seperti ditarik ke dimensi lain dan ia mendengar suara gaduh yang meneriaki namanya.

🌼🌼

Di sela tidur siangnya, ibunya berseru memanggil namanya. "Rad, Radmila. Itu kenapa cuciannya belum dijemur? Tolong dijemur, dong. Nanti mas Arwin tidak bisa pakai baju kerjanya."

"Iya, bu. Bentar ya."

"Jangan sebentar-sebentar. Kamu kebiasaan, sukanya menunda pekerjaan."

"Iya, bu. Ini mau melek. Boleh?"

Ibunya tidak menanggapi, kembali melipat baju-baju bertumpukan sambil menonton TV tayangan talkshow yang dipandu oleh MC kondang di Indonesia.

Radmila memasukkan cucian dari mesin cucinya dan menaiki tangga setapak bertujuan menjemur pakaiannya di atas atap. Dibentangkannya pakaian-pakaian itu satu per satu dibawah atap asbes agar tetap kering karena angin.

Usai menjemur pakaian, Radmila kembali lagi dengan aktivitas rebahannya.

"Rad, itu kenapa sayurnya tidak dipanasi? Ayah bentar lagi datang, biar langsung makan."

"Iya, bu."

Radmila pun memanasi sayur asem buatan ibunya sambil berdiri menunggu sayurnya menimbulkan blukutuk-blukutuk.

"Rad, bajunya mbak Reny sudah kamu taruh di lemarinya?"

"Belum, bu."

"Tolong dimasukkan, ya. Bajunya Lyra juga sekalian kamu masukkan."

Radmila mengangguk dan segera melaksanakannya supaya ia segera istirahat. Radmila mulai kesal, mengapa ia harus melakukan tanggungjawab kedua kakaknya yang seharusnya bisa hidup mandiri?

"Rad, nanti sore kamu jangan lupa siram-siram tanaman depan. Sekalian daun-daunnya disapu biar bersih."

Lihat selengkapnya