Radmila menoleh pada sumber suara yang ternyata berasal dari tempat Rina berbincang dengan tamunya. Ia cukup terkejut saat namanya dipanggil.
“Rad, tidak sengaja kita bertemu disini. Kamu kerja disini?” sapanya sok akrab. Radmila mengerutkan kening, tampak tidak percaya dengan orang yang menyapanya ini.
“Ini Mas Gi?” jawab Radmila ragu.
Pria gondrong dikuncir ke belakang itu mengangguk antusias sambil tersenyum. “Iya, ini aku Giandra. Kakak kelasmu yang dulu paling hebat. Masa lupa?”
Radmila sedikit heran. Tatapannya menghakimi Giandra dari ujung kaki hingga ujung kepala, seolah ada yang salah dengan kehadiran Giandra dihadapannya. “Mas Gi kok kayak begini? Bukannya mas Gi itu...”
Giandra sigap membungkam mulut Radmila dan mendelik. Radmila memberontak. Mbak Rina yang menyaksikan kedua manusia itu tampak heran. “Giandra kenapa, Rad?”
“Tidak, tidak ada apa-apa, mbak Rina. Radmila dulu adik kelas saya di perkuliahan. Tapi karena sudah lama tidak berjumpa, jadi pelupa anak ini.”
Rina mengangguk mengerti. “Oh, jadi Radmila adik kelasmu, Gi?”
“Iya. Kita dulu satu jurusan. Dia dulu waktu kuliah sering banget terlambat masuk kelas. Sampai sekarang masih suka terlambat, tidak?”
“Wah, kamu tahu sekali kebiasaan Radmila. Iya, sampai sekarang begitu.” Rina seakan takjub dengan pengetahuan Giandra tentang Radmila.
Radmila pun berhasil melepaskan bungkaman Giandra yang erat. “Mbak Rina, jangan percaya dia. Dia juga suka terlambat, sukanya...”
“Tapi kenyataannya betul kan, mbak Rina?” potong Giandra mencegah Radmila menjelek-jelekkan namanya di depan Rina. Rina mengangguk saja tanpa membantah karena setuju dengan ucapan Giandra.
“Aku permisi dulu.”
Radmila melangkah keluar dengan secepat mungkin sebelum Giandra berbuat onar. Bagaimana bisa dia bertemu Giandra disitu? Sudah lama Radmila tidak bertemu dengan Giandra. Pasca dibantu mendapat stan di bazar acara kantornya, Giandra tidak pernah membalas pesan Radmila via Instagram. Bahkan, Giandra tidak pernah muncul lagi di beranda Instagram-nya.
Akan tetapi, mengapa penampilan Giandra lebih liar dari biasanya? Bukankah peraturan pegawai negara tidak diperkenankan memiliki rambut panjang? Sepertinya ada yang tidak beres. Ah, tidak. Untuk apa dia berpikir keras mengenai itu. Radmila tidak mau ikut campur urusan Giandra. Lamunan Radmila buyar akibat ada pesan masuk di Messenger-nya.
🌼🌼
Menurut informasi Rina, karyawan Penerbit Paramedia biasanya pulang pukul 6 sore. Informasi itu tentu menjadi patokan Giandra untuk menunggu kedatangan Radmila.
Correct. Naskah Giandra ditolak oleh Paramedia. Rina mengutarakan alasannya karena tema cerita Giandra terlalu biasa dan begitu banyak naskah sejenis yang sudah masuk di penerbitnya. Tetapi bukan berarti Giandra tidak bisa mencium sesuatu dari penolakan itu, ada yang aneh dengan alasan Rina. Giandra tetap tidak terima naskahnya ditolak.
Tidak dibiarkan naskahnya ditolak lagi. Ada Radmila, Giandra harus memanfaatkannya dengan baik.
Dua bungkus mie gelas, dua bungkus makanan ringan ekstrudat, serta tiga botol minuman telah habis dilahap Giandra untuk mengusir kebosanannya menunggu Radmila.
Giandra sengaja menunggu Radmila pulang dari kantornya usai ia pergi ke Kejati untuk absen. Tujuannya adalah ini, mendesak Radmila untuk menerima naskahnya.