Iblis dan manusia adalah dua makhluk yang tidak boleh bersatu. Bukan hanya tabu, hubungan itu juga dianggap mistis. Jika manusia melahirkan keturunan iblis, maka anak itu akan hanya dianggap sebagai anak iblis tapi tidak disebut sebagai anak manusia. Jika iblis dan manusia bersatu, maka manusia tersebut sudah melakukan dosa yang tidak akan diampuni oleh Sang Pencipta. Tapi bagaimana jika iblis yang meminta bantuan manusia? Mungkin itu juga termasuk dosa.
Alenteran mendatangi Amelia dengan sebuah permintaan penuh dosa. Dosa yang akan membuat niat Amelia untukmenjadi hamba yang taat dan beriman akan sirna seketika. Amelia bimbang dan juga takut. Jika ia menerima permintaan itu maka neraka akan menariknya tanpa belas kasih. Tapi jika ia menolak maka janji itu akan berlaku, ia akan mati dengan mengenaskan. Amelia tidak ingin mati tapi ia juga tidak ingin masuk ke neraka.
“Kau tahu,? Aku takut sekali, dua pilihan itu sangat berat. Kita sudah membuat janji, dan kemudian janji itu berisi permintaanmu yang menginginkan keturunan. Semua itu menarikku masuk kelubang neraka.” Seru Amelia sedikit emosi. Terlalu stress membuatnya tidak bisa berfikir jernih.
“Dan asal kau tahu saja, semua manusia akan masuk kelubang api itu. Tidak peduli mereka rajin beribadah atau tidak, mempunya dosa atau tidak, mereka akan tetap akan dilempar kesana termasuk dirimu.” Ucap Alentera jujur. Dia sudah melihat isi neraka, dan banyak manusia-manusia yang taat tetap dilempar kedalam neraka.
“Apa maksudmu.? Apa kau mencoba menakutiku? Aku tahu kau iblis tapi yang kuyakini adalah iblis adalah makhluk yang suka menyebar kebohongan.” Jawab Amelia masih kesal.
“Terserah kau saja, ingin percaya atau tidak. Yang jelas kau harus menuruti semua perkataanku, kau telat terikat dengan perjanjian bersama iblis... sayang.” Ujar Alentera kemudian menghilang seperti debu.
Melihat matahari terbenang adalah suatu kegiatan yang aku sukai. Warna kuning bercampur orange membuat hatika menghangat seketika, warna merah jambu keunguan menambah kesan lembut nan anggun. Sinar sorin1 telah meredup sedikit demi sedikit, termakan waktu yang telah membawa kilasan hidup manusia. Langit kini berganti warna, berwarna ungu dan biru seperti tampilan putri yang jelita. Lihatlah, bulan telah menampakkan sedikit tubuhnya, mengintip dengan malu seperti pasangan kekasih yang baru saja menikmati kebahagiaan cinta.
Angin sepoi-sepoi menerpa wajahku, mengelus pelan seperti tangan yang menggenggam berlian. Tapi aku bukanlah manusia yang memiliki gelar mahal seperti itu. Diriku hanya batu berlumut yang akan selalu dihindari oleh orang-orang. Aku bukanlah manusia yang istimewa seperti tuan putri disebuah kerajaan. Aku hanyalah penambah dalam cerita yang kebetulan mendapatkan cinta diatas kesepakatan bercita rasa Eros2. Sebuah cinta yang terbalas oleh dosa, demikian pula cinta itu. Cinta adalah dosa yang akan terus menuntunmu kearah nikmat duniawi.
Melihat kawanan Merle3 berterbangan bebas dilangit kota L adalah salah satu keindahan yang langka. Kuhirup dalam udara segar ini hingga paru-paruku terasa dingin. Tampaknya musim dingin akan segera tiba, hawa dingin menusuk kulit ini menjadi pertanda jelas. Aku kurang menyukai musim dingin, karena semua terlihat putih, terlihat bersih nan suci. Dosa-dosa akan berselimutkan kesucian yang dingin sebagai penutup sikap buruk.
Jika memungkinkan, aku ingin menenggelamkan kepalaku dilautan salju, dengan begitu dosa-dosa yang terpikirkan olehku akan sirna berganti kesucian walaupun hanya sementara. Memeluk diriku sendiri yang tengah lelah dengan keadaan yang terus menusuk seperti hujan. Wajahku mungkin sudah memerah dan jika aku masih bersikeras menyiksa diri mungkin sebentar lagi aku akan jatuh sakit. Tapi persetan dengan semua itu, yang kubutuhkan sekarang adalah kesendirian agar bisa memikirkan semuanya dengan baik.
“Kenapa harus aku.?”