Hari Sabtu cerah dengan hiasan putih tumpukan salju. Memakai kaos berwarna peach lalu memasang sepatu bootsnya Amelia berangkat menuju salah satu tempat olahraga Ski bersama Alentera. Mereka memutuskan memulai hubungan walaupun Amelia masih ragu dengan pilihannya. Yang jelas saat ini ia membutuhkan hiburan agar bisa lebih yakin dan percaya dengan keputusannya. Aneh memang namun bukan Amelia Catherine jika ia tidak memiliki selera dan sikap aneh. Saling bergenggaman tangan seperti pasangan lain, tetapi tidak melakukan lebih jauh dari itu.
Menunggu bus dengan suasana canggung walaupun tangan keduanya masih saling bertautan. Normalnya pasangan lain pun begitu ketika baru pertama kali memulai hubungan. Mereka akan berada didunia sendiri dengan bunga-bunga kebahagiaan disekitarnya. Tapi sebenarnya Alentera tidak merasa canggung sedikit pun, dia diam karena Amelia tidak mengajaknya berbicara kecuali sewaktu di apartemen tadi, itupun hanya saling say hello dan kemudian selesai. Wajah Amelia nampak memerah seperti buah naga, cukup lucu dimata Alentera ketika tidak sengaja menoleh kearah kiri.
Bus pun telah tiba, Amelia buru-buru melepaskan tangannya yang sudah merasa nyaman digenggaman tangan Alentera. Pria tinggi itu hanya tersenyum geli lalu menggeleng pelan kemudian ikut naik kedalam bus dan duduk disamping kekasih manusianya yang lucu. Amelia melihat pemandangan diluar jendela kaca bus, menikmati perjalanannya yang akan memakan waktu setengah jam jika tidak macet. Alentera bersikap seperti manusia biasa, melakukan hal-hal yang dilakukan manusia tergantung situasi. Karena sejatinya manusia dan iblis hampir sama dalam berperilaku dan juga sifat.
“Apa kau akan membeli atau hanya menyewa papan ski.?” Tanya Alentera mencoba membuka obrolan.
“Hm, sepertinya aku akan membeli saja, aku ingin membawa pulang sesuatu nanti.” Jawab Amelia seadanya.
“Kalau begitu aku juga akan membeli papan untuk kubawa pulang nanti.”
Selesai, percakapan mereka selesai dengan biasa. Amelia kembali bersandar ke jendela sambil memejamkan matanya. Alentera terus memandangi wajah Amelia yang tengah tertidur. Menatapnya lama lalu tersenyum tipis. Menikmati suasana hening didalam bus dengan melodi yang cukup membuat tenang. Entah bagaimana aku bisa mencium bau kehangatan hanya dengan membayangkannya. Mereka melewati jalan perbukitan yang menampilkan beberapa pemandangan hutan berhamparan putih. Cukup terlihat romantis walaupun mereka berdua tengah tertidur sedari tadi.
“Apa anda ingin menambah sesuatu.?” Tawar seorang kasir wanita dengan wajah memerah kepada Alentera.
“Tidak ada.” Jawab Alentera singkat sambil tersenyum. Manusia yang bodoh, pikirnya.