Agartha

Ailleaiyyah
Chapter #7

BAB 1- CHAPTER 6 - Keharmonisan (sementara)

Minggu pertama dihari setelah mereka menikah, Amelia dan Alentera berniat untuk menjelajahi negara seberang, tujuannya tak lain adalah untuk berbulan madu. Dan hari ini, mereka sudah bersiap-siap dan berangkat menuju bandar udara kota L yang berjarak sekitar tujuh puluh mil dari distrik empat sehingga mereka berangkat pagi-pagi sekali karena jadwal penerbangan mereka pada pukul dua belas siang dengan perjalanan ke bandara yang memakan waktu hampir tiga jam jika tidak terkena macet lalu lintas. “Apa kau lelah,? Tidurlah sebentar aku akan mencari tempat makan agar kita bisa beristirahat dan mengisi perut sebentar.” Kata Alentera ketika melihat Amelia tengah terkantuk-kantuk disampingnya. Amelia tidak menjawab dan kemudian tertidur.

Alentera terus melajukan mobilnya sambil mendengarkan musik dari radio mobil. Matahari sudah terbit, dan jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, mereka belum sarapan sama sekali hingga Alentera melihat sebuah rumah makan yang tampak sudah buka dan beberapa kendaraan yang terparkir disana, sepertinya rumah makan yang menyediakan paket sarapan pagi. Alentera menepikan mobil klasiknya dan memarkirkan ditempat yang sudah disediakan. Mematikan mesin mobil lalu mengeratkan jaketnya. “Amelia... Amelia.. bangunlah, aku mendapatkan sebuah rumah makan. Kau dan aku belum sarapan dan perjalanan kita masih panjang. Ayo bangun aku lapar dan kau pun seharusnya.” Kata Alentera sambil menepuk-nepuk pela pipi Amelia. Wanita muda berstatus pengantin baru itu terbangun dan mengangguk pelan kemudian keluar dari mobil.

Memasuki rumah makan sederhana namun memiliki bau roti yang menyenangkan dan hangat. Kedua pasangan itu segera duduk dimeja makan khusus pengunjung yang telah disediakan. Seorang pelayan pria yang tampak masih berumur dua puluhan datang dan menanyakan makanan serta minuman apa saja akan mereka pesan. “Espresso, waffle, roti goreng isi keju, teh hijau dan dua sandwich daging... apa kalian tidak ingin dessert ? kami menyediakannya secara gratis.” Ujar pelayan tersebut dengan sopan. “Baiklah berikan juga dessertnya.” Jawab Amelia tampak senang. “Baiklah pesanan kalian akan datang dalam kurun waktu dua puluh menit, mohon bersabar.” Kata pelayan tersebut lalu meninggalkan meja keduanya.

“Aku suka tempat ini, sangat tenang dan wangi. Ah.., aku juga suka dessert gratis mereka nanti.” Ujar Amelia dengan nada bergurau.

“Syukurlah kalau begitu. Aku juga suka tempat ini.. sangat hangat.” Jawab Alentera lalu melepaskan mantelnya diikuti Amelia.

Setelah menunggu pesanan mereka sambil berbincang-bincang, obrolan mereka terpotong ketika pelayan pria tadi membawa nampan berisi pesanan mereka. Bau roti dan daging mendominasi nampan itu. Pelayan tersebut dengan telaten mengatur piring dan gelas ke atas meja dengan rapi kemudian berkata ‘selamat menikmati’ lalu meninggalkan kedua pasangan yang tertegun dengan makanan dan minuman tersebut. “Woahh..., baunya sangat enak hingga aku tidak bisa menunggu untuk memakan mereka, dan juga lihat dessertnya sangat lucu aku sampai tidak tega untuk memakannya.” Kata Amelia sangat antusias kemudian mulai mencicipi roti goreng isi kejunya. Alenteran hanya diam sambil menikmati setiap seruputan espressonya dari cangkir berwarna baby blue itu. ‘Espresso yang sangat enak, aku akan mampir kesini lagi ketika aku mempunyai waktu luang’ pikir Alentera.

Setelah duapuluh menit berada disana, pasangan pengantin baru itu melanjutkan perjalanan mereka. Melewati jalan yang cukup sepi hanya beberapa kendaraan yang melintas ketika mereka mulai memasuki perbatasan tigapuluh mil. Tetapi ketika mereka berada ditengah perjalanan, sebuah barisan panjang dari kendaraan beroda empat dan dua berdesak-desakan. Alentera menurunkan kaca jendela mobilnya lalu bertanya pada salah satu pengemudi yang ikut terjebak dalam kemacetan panjang mereka. “Permisi, apa yang terjadi didepan sana.?” Tanya Alentera. “Terjadi kecelakaan beruntun, petugas sedang mengevakuasi, mungkin akan selesai sebentar lagi.” Jawab Pria itu. Mengucapkan terima kasih lalu menaikkan kembali kaca mobilnya. “Terjadi kecelakaan didepan sana, mungkin akan selesai sebentar lagi setelah di evakuasi.” Kata Alentera kepada Amelia. “Syukurlah perjalanan kita masih panjang, aku takut kita akan ketinggalan pesawat.” Jawab Amelia khawatir. Tak lama setelahnya, mobil-mobil mulai bergerak maju sedikit demi sedikit. “Lihat, evakuasinya mungkin sudah selesai kita akan sampai tepat waktu.” Ujar Alentera sambil menginjak pedal gasnya pelan.

Kembali melajukan mobilnya dengan cepat, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat tiga puluh menit, dan lokasi bandar udara kota L masih cukup jauh. Amelia menurunkan kaca jendela mobil menikmati angin yang membawa hawa cukup dingin. “Kau akan terkena masuk angin jika terus seperti itu.” Tegur Alentera. “Sebentar saja, udara dalam mobil cukup pengap aku butuh yang segar sekarang.” Jawab Amelia sambil menghirup dalam udara menyegarkan itu. Lagu dari Whitney houston kini menjadi pelengkap perjalanan mereka, lagu romantis klasik untuk pasangan muda yang memiliki romansa cukup indah. If I should stay… I would only be in your way… So I’ll go, but I know… I’ll think of your every step of the way… . Amelia menyanyikan lagu itu dengan penuh penghayatan walaupun suaranya tidak sebagus dan tidak setinggi nada yang dimiliki oleh penyanyi tersebut.

Lihat selengkapnya