Agartha

Ailleaiyyah
Chapter #8

BAB 1- CHAPTER 7 - Welcome to spanish

For your safety and comfort, please remain seated with your seat belt fastened.” (Untuk keselamatan dan kenyaman Anda, mohon tetap duduk dengan memakai sabuk pengaman Anda) Pemberitahuan singkat oleh pramugari didalam pesawat. Para penumpang sudah melakukan arahan dari pramugari tersebut. Pesawat akan segera landing Amelia kembali berdoa agar diberi keselamatan, walaupun jarak kota L ke spanyol hanya satu jam penerbangan tapi sukses membuat ketakutan. Amelia tidak suka ketinggian tapi demi berbulan madu dan impian untuk ke negara Spanyol ia menyingkirkan ketakutannya untuk saat ini.

Roda pesawat sudah menyentuh aspal landasan, membuat pesawat sedikit terguncang namun hanya sebentar. Pesawat pun akhirnya berjalan pelan mengikuti arahan petugas parking. “Upon arrival, all passenger must go throught immigration and custom.” (Setelah tiba, semua penumpang harus melalui imigrasi dan bea cukai) Kembali memberi arahan membuat Amelia berfikir, ‘Apakah mereka tidak lelah berbicara.?’ Pramugari tersebut kembali memberi arahan untuk para penumpang mengecek semua barang bawaan mereka agar tidak tertinggal.

On behalf of The Cyber claw and the entire crew, I’d like to thank you for joining us on this trip. We are looking forward to seeing you on board again in the near future. Have a nice day.!” Kalimat penutup Sang pramugari ketika pesawat telah berhenti dan petugas lainnya membuka pintu pesawat. Alentera membuka penutup kompertemen dan mengambil kedua ransel mereka lalu memberikan ransel Amelia sendiri. Akhirnya mereka tiba di Bandar udara Adolfo Suarez Madrid-Barajas yang terletak dikota Madrid yang menjadi ibu kota Spanyol. Menyeret koper nya dengan susah payah membuat Amelia kewalahan, akhirnya Alentera mengambil alih bagian koper dan berniat beristirahat disebuah Café yang masih berada dalam kawasan gedung keluar gerbang penumpang setelah check-out.

Bunyi lonceng yang terletak dibagian belakang pintu café berbunyi nyaring sebagai penanda adanya pengunjung baru. Mengambil meja yang terletak disamping sebuah rak buku yang penuh dengan berbagai genre. Seorang pelayan wanita memakai apron bermotif lucu menghampiri kedua pasangan yang sedang melepas lelah itu sambil melihat buku menu. “Buenas tardes bienvenido a españa. ¿que quiere ordenar.?”( Selamat siang, selamat datang di Spanyol. Kalian ingin memesan apa? ) Sapa pelayan wanita itu dengan sopan sambil menawarkan pesanan. “Buenas tardes también, ordenaré paella valenciana y también jugo de naranja y agua mineral.” ( Selamat siang juga, aku pesan paella valenciana dan jus jeruk juga air mineral ) Jawab Amelia tersenyum pada pelayan tersebut lalu menutup buku menu. Alenteran pun menutup buku menu lalu menatap pelayan wanita itu. “Si quiero pedir fideua y churros, dame café negro y agua mineral también.” ( Kalau aku ingin memesan fideua dan juga churros, berikan juga kopi hitam dan air mineral )Kata Alentera tenang hingga membuat wanita pelayan itu merona malu. ‘Ya tuhan, ciptaanmu yang berada dihadapanku ini kau buat dari apa hingga ketampanannya tidak terlihat seperti manusia’ pikir pelayan tersebut sambil menatap wajah Alentera yang telah berpaling. “Disculpe, ¿no va a ir y darle las notas de pedido al chef.?”( Permisi, apakah anda tidak akan pergi untuk memberikan catatan pesanan itu kepada koki?) Hardik Amelia ketika melihat wanita tersebut masih saja ditempat dimana ia berdiri. Wanita itu tersadar lalu menunduk malu ketika ketahuan menatap Alentera. “Menyebalkan, dia menatap suamiku dengan tatapan jalangnya.” Gerutu Amelia pelan. “Itu karena aku sangat tampan.” Jawab Alentera sombong. Amelia hanya mencebikkan bibirnya tidak bisa menjawab karena ucapan Alentera memang benar. ‘Tapi tetap saja itu membuatku kesal’ pikir Amelia suram.

Menunggu selama dua puluh menit membuat perut Amelia semakin bergemuruh, suara perutnya begitu didengar jelas ditelinga Alentera yang tajam. “Bisakah kau menyuruh perutmu itu untuk diam,? Suaranya sangat menggangguku.” Hardik Alentera tajam. “Eh,? Kau mendengarnya? Wah telingamu sangat tajam rupanya.” Jawab Amelia mendayu-dayu. “Semua orang akan mendengarnya jika perutmu berbunyi seperti itu bodoh.” Kata Alentera sinis. “Kata-katamu kejam sekali suamiku. Aku sampai terkejut dibuatnya.” Ujar Amelia bertingkah seperti pemeran telenovela meksiko. Alentera hanya bisa tersenyum geli, wanita didepannya ternyata mempunyai sisi konyol juga. Pelayan pria pun datang menghampiri mereka dengan sebuah nampan besar berisi makanan yang telah mereka pesan. “Selamat menikmati.” Katanya sambil berlalu pergi. “Wajah pelayan pria tadi terlihat tidak bersahabat sekali apalagi cara berbicaranya.” Ujar Amelia membuat Alentera menaikkan alisnya. “Kau terlalu banyak memusingan orang lain, makan saja bukankah perutmu sangat lapar.” Hardik Alentera tegas membuat Amelia terdiam dan memakan makananya.

Menikmati makanan khas negara berjulukan Negeri Matador atau penakluk banteng itu membuat Amelia sangat senang. “Wow.., paella valenciana mereka sangat enak, aku menyukainya.” Puji Amelia lalu kembali menyuapkan makanan yang akan menjadi favoritnya nanti tapi jika ada yang lebih enak dari ini mungkin dia akan memindahkan gelar terenak itu. “Cepatlah makan, kita harus memesan kamar hotel. Aku sudah menemukan hotel yang sangat bagus dan strategis.” Kata Alentera yang sudah selesai menyantap makanannya hingga bersih. “Ba-bagaimana...., kau makan dengan sangat cepat aku terkejut lagi.” Amelia terkejut pasalnya makanan itu baru datang lima menit yang lalu dan kemudian mereka memakannya dua menit kemudian dan Alentera menghabiskannya secepat itu,? Luar biasa sekali. Amelia memakan makanan dengan terburu-buru hingga membuatnya tersedak. Mengambil sebotol air mineral yang sudah ia pesan lalu meneguknya dengan perlahan. “Hah.., kau sangat tidak peka. Padahal tadinya aku berharap kau akan memberikanku air lalu menepuk pela punggungku, tapi nyatanya kau hanya menontonku seakan-akan kau berharap aku mati, menyebalkan sekali.” Oceh Amelia panjang membuat pria dihadapannya menghela nafas lelah. “Kau terlalu banyak bicara, cepatlah berkemas.” Jawab Alentera berlalu pergi keluar dari cafe sambil menenteng koper dan tas ranselnya, meninggalkan Amelia terbengong tak percaya. ‘bagaimana bisa aku jatuh cinta kepada pria seperti itu.?’ Pikir Amelia miris lalu mengikuti Alentera yang tengah berbicara dengan supir taksi. “Baiklah tujuh setengah euro.” Kata supir taksi tersebut setelah Alentera dan dia berdebat kecil untuk menego harga. Supir taksi itu segera memasukkan barang-barang yang dibawa oleh Alentera kedalam bagasi mobil. Kedua pasangan tersebut pun segera masuk disusul oleh supir taksi yang akan membawa mereka ke hotel yang akan menjadi tujuan menginap mereka.

Lihat selengkapnya