Sudah sebulan lebih sejak kedian peperagan besar-besaran itu dan memakan banyak korban jiwa disetiap ras. Dan sejak saat itu tidak ada lagi tanda-tanda kehadiran Cateliya dan juga utusan-utusannya. Sundy masih berada diistana Agartha pusat atas perintah Yang Mulia Raja Alentera karena alasan tertentu. Sundy tahu bahwa Alentera adalah ayahnya dan itu membuatnya sedikit senang namun membuatnya marah diwaktu yang sama. Karena ayahnya yang tidak menepati janji, kakaknya harus menanggung beban yang amat besar hingga menjadi seorang pembunuh yang ganas.
Hari ini ia ingin menyatakan kebenaran itu dan memberitahukan penyebab peperangan besar tersebut. Bermodalkan tekad akhirnya ia berjalan menuju aula istana yang kini menjadi tempat rapat petinggi dari tiga dimensi. Dilihat, banyaknya penjaga membuat Alentera harus meniupkan mantra tidur kepada para penjaga itu, menunggu lima menit akhirnya mereka tumbang tak sadarkan diri.
Dengan cepat Sundy menuju pintu aula tersebut, namun disaat ia ingin membuka pintu tersebut terdengar suara ledakan di bagian depan istana, suara riuh para penjaga meneriakkan ‘monster-monster itu telah kembali lagi’, dengan cepat Sundy berlari kearah gerbang istana, disana sudah terdapat banyak monster yang mencoba masuk namun dihalangi oleh para pasukan istana. Ia pun membuat dinding kokoh untuk menghalau para monster-monster itu agar tidak memasuki kawasan istana. Tapi ia sedikit lengah karena munculnya kumpulan monster bersayap yang melemparkan banyak batu berukuran besar kedalam istana hingga menimbulkan kerusakan yang cukup parah. Alentera serta petinggi-petinggi lainnya memerintahkan pasukannya untuk menyerang kembali.
Akhirnya, peperangan kembali terjadi, teriakan dan nafsu membunuh kini makin menyelimuti area medan perang. Peperangan kali ini kini menjadi lebih matang dan memiliki formasi yang kuat sehingga mereka bisa menghabisi monster-monster tersebut tanpa mengeluarkan banyak energi dan kekuatan. Kerja sama mereka membuahkan hasil, jumlah monster-monster itu kini menjadi lebih sedikit dari sebelumnya dan mereka pikir bahwa peperangan akan dimenangkan oleh mereka. Teriakan semangat kini mulai berseru kencang karena pikiran akan menang yang mereka bayangkan membuat energi dan kekuatan mereka bertambah dan menghabisi monster-monster iotu dengan cepat dan tangkas. Catelia menampilkan senyuman miringnya, matanya kini berubah kembali menjadi hitam legam. Ia sengaja melemahkan kekuatan monster-monsternya agar lawannya merasa sangat dan merasa menang akan hal itu. Dan akhirnya monster-monster itu pun mati dan tak bersisa, tertinggal Cateliya sendiri yang berpura-pura jatuh dan lemah. Cateliya sengaja melemahkan kekuatannya hingga titik nol sehingga menyebabkan keluarnya banyak darah di mulutnya sehingga ia tampak sangat sekarat.
Tanpa ragu Alentera memerintahkan pasukannya untuk mengepung Cateliya, akhirnya ratusan ribu pasukan itu mengepung gadis yang tampak akan mati itu. Alentera tertawa kencang “Membunuhku? Berfikirlah lagi!” sombongnya. Sundy merasa kesal dengan tawaan ras iblis dan juga sekutunya, ia segera mendekati Cateliya lalu memeluknya erat. Ras iblis dan sekutunya menjadi sangat kesal dan berusaha melepaskan Sundy yang memeluk Cateliya dengan erat. “Aku tidak akan membiarkan kalian mengambilnya, dia kakakku dan akan selalu menjadi kakakku!” teriak Sundy berderai air mata. Ia tidak tega melihat kondisi kakaknya yang tengah terluka parah dan lemah, ia merasa menyesal ikut berperang dan melawan kakakn ya. “Lepaskan dia atau kau akan mati secara hina sepertinya!” ujar Alentera membentak Sundy.