Sudah sepuluh hari Cateliya berada didalam penjara Blue rope, selama sepuluh hari itu pula ia mengalami banyak siksaan yang membuat tubuhnya luka dengan sangat parah. Selama ia disiksa didalam sel tersebut Alentera dengan secara pribadi menyaksikan hal itu walaupun kenyataannya Ia tidak menikmati pertunjukan itu dan rasanya sangat berbeda ketika ia melihat Ramawhi yang berjuang mati-matian untuk menghindar dari serangan Carberus. Dan hari ini adalah hari kesebelas ia menyaksikan Cateliya tersiksa dengan sangat keras tanpa henti, ia sangat ingin mendengar tangisan dari gadis itu namun yang ia dapat hanya wajah datar tanpa ringisan seakan-akan siksaan yang ia berikan hanyalah pukulan kecil semata.
“Aku terbangun setelah memakan janji… aku terbangun ketika kau memaksaku membuka mata, maka ini balasan kecil dariku.”
Ucapan Cateliya yang memakai bahasa bangsa iblis membuat Alentera kebingungan dengan apa yang dimaksud oleh gadis itu. Ketika ia ingin menanyakan maksud dari perkataan dari Cateliya, tiba-tiba dating iblis bersisik ular datang dengan tergesa-gesa “Mohon lapor Yang Mulia, Carberus mengacaukan penjara bawa tanah dan juga menghancurkan gedung dibagian barat.!” Alentera terkejut mengapa Carberus bisa lepas dari kandangnya yang telah ia pasang segel yang sangat kuat. Ia pun menoleh kearah Cateliya yang menampilkan seringai liciknya membuat Alentera marah bukan main. “Siksa ia terus –menerus bahkan sampa ia mati sekalipun!” Alentera berteriak kencang dan iblis yang telah diperintahkan melaksanakan tugasnya dengan segera.
“Berikan semua apa yang kau punya hingga tak tersisa maka akan kukembalikan padamu sekaligus nantinya.”
Setelah berkata seperti itu, rantai panas kembali menyapa permukaan kulitnya yang telah mengelupas sangat dalam. Dan lagi, Cateliya tidak menjerit atau memohon ampun, wajahnya bahkan terlihat tenang seakan-akan cambukan dan pukulan tidak terasa ditubuhnya yang bahkan tidak bisa dikatakan baik dan manusiawi. Alenteranya melihatnya sebentar lalu menoleh pergi dari penjara tersebut yang hanya terdengar suara cambukan yang keras. ‘Akan kubuat kau tersiksa bahkan dineraka sekalipun’ batin Alentera. Ketika ia keluar dari tempat itu telinganya langsung disapa oleh suara gaduh dan teriakan para iblis yang mencoba menenangkan Carberus yang sedang mengamuk liar menghancur gedung barat hingga rata.
“Carberus!” teriak Alentera ketika ia telah sampai dilokasi Carberus yang berada dibagian barat. Anjing neraka itu berhenti mengamuk lalu berbalik arah melihat kearah Alentera yang telah melayang tegap dengan wajah marahnya. “Apa yang kau lakukan!” tambahnya. Alih-alih Carberus mendengarkannya, anjing neraka berbadan raksasa itu malah menyerangnya tanpa takut membuat Alentera merasa semakin kesal. Sebab Carberus menantangnya pasti karena Cateliya telah mengirimkan sihir yang sangat kuat kepada peliharaannya itu.
Terbakarlah api dalam api dan terbakarlah engkau dalam ilusi